Review

[REVIEW] The Night Manager: Episode 2

Episode diawali dengan cukup “panas” saat adegan Jed (Elizabeth Debicki), kekasih dari Roper, memilih pakaian dalam untuk menutupi tubuh jangkungnya. Tiba-tiba telepon berdering dan Jed sudah mengobrol dengan sang ibu yang sinis. Nampak hubungan ibu-anak yang kurang sehat hingga membuat Jed terisak.

Sejurus kemudian Roper dan tamunya mengunjungi restoran di tepian laut yang eksotis. Betapa tidak, menuju ke tempat tersebut harus menggunakan speedboat yang membelah lautan. Awalnya suasana tampak bahagia untuk semua orang sampai akhirnya Daniel-anak dari Roper-diculik oleh beberapa orang. Saat penculik ingin membawa Daniel pergi, Pine mengamati dari celah pintu dapur. Episode lalu kemudian berubah menjadi flashback untuk menjelaskan mengapa Pine bisa berakhir menjadi chef di restoran yang dikunjungi Roper.

penculikan

Enam bulan sebelum kejadian tersebut, Angela Burr berdiskusi dengan Pine di Zermatt melanjutkan ending dari episode 1. Diperlihatkan Burr dan Pine menikmati perjalanan dengan kereta di pegunungan salju. Melalui obrolan-obrolan ringan, Pine mencoba memahami siapa Angela Burr sebenarnya. Setelah sampai di kediaman Pine, Burr mengemukakan latar belakang mengapa Pine harus melakukan penyusupan. Tak lupa Burr juga sedikit “nakal” dengan menyentuh sisi sensitif Pine yang kehilangan Sophie Alekan.

Selanjutnya Pine harus membuat identitas baru dengan catatan kriminal yang bisa di lacak oleh Roper nantinya. Burr menanamkan ide jika Pine harus berubah seutuhnya dan mengesampingkan rasa takut yang takkan berhenti menggelayut selama berada di dekat Roper.

laut

Set-up berikutnya membawa Pine ke tanah pertanian kecil di Devon. Di sana Pine berusaha untuk mengatur identitas sebagai dealer narkoba. Ada beberapa scene selingan yang saya rasa tidak akan berkembang plotnya ketika Pine berhubungan dengan seorang janda kesepian, Marilyn (Hannah Steele).

Di tempat lain, Burr bekerja sama dengan agen berkebangsaan Amerika, Joel Steadman (David Harewood) secara diam-diam. Saya agak curiga dengan motivasi Burr yang sangat keras untuk meruntuhkan Roper meski River House (nama lain dari markas besar MI-6) tidak mendukungnya. Seperti ada urusan personal, namun masih belum dijelaskan dengan rinci. Setelah diyakinkan Burr, Joel setuju untuk tetap bungkam mengenai penyamaran Pine bahkan ingin membantunya. Beberapa dari kalian mungkin mempertanyakan keputusan “bijaksana” Burr dan Joel saat membicarakan masalah Roper di bar. Burr bersikeras agar rencana yang ia buat tetap tertutup, namun somehow begitu cerobohnya untuk memilih tempat diskusi. Padahal di episode sebelumnya kita diperlihatkan betapa informasi mudah bocor yang berakibat salah satu informan tewas (sampai sekarang belum tahu siapa pelakunya).

joelburr

Anyway, setelah berhasil menyelamatkan Daniel yang membuat dirinya babak belur, Pine berhasil masuk ke kandang singa. Roper membawa Pine ke kediamannya untuk dirawat. Rencana Pine untuk mendekati Daniel terlebih dahulu jelas cukup strategis. Pine bisa mendapat kepercayaan dari Roper dengan cepat.

Meski begitu, Corkoran (Tom Hollander), tangan kanan Roper, sangat curiga dengan Pine sampai ia harus memeriksa latar belakang Pine, bahkan sudah memberi ancaman awal. Saya menikmati akting Hollander sebagai pria lemah gemulai namun di waktu yang bersamaan juga terlihat sangat berbahaya.

ropershome

Episode kedua masih membawa penonton untuk mendalami karakter per karakter. Intrik sudah mulai bisa diraba. Hiddleston, seperti memberi gambaran bahwa ia cocok juga berperan sebagai agen rahasia ala James Bond. Berakhir sudah aktingnya sebagai manajer hotel yang ramah. Kini ia harus memulai hidup baru sebagai manusia yang berbeda seutuhnya.

Keindahan visual masih menjadi jualan utama sang director Susanne Bier. Menggunakan pallete yang berbeda, lokasi-lokasi glamor diperlihatkan mulai dari Spanyol yang eksotis ke pemandangan laut yang menenangkan. Meski secara struktur sudah berbeda dengan novelnya, kita akan lihat kemana Bier membawa The Night Manager di episode selanjutnya.

Tinggalkan Balasan