Akhirnya hari besar yang ditunggu-tunggu penikmat serial epik ‘Game of Thrones’ datang juga pada weekend kemarin. Season six is kicking off!
Pertanyaan besar yang ada di benak fans adalah ‘apa benar Jon Snow mati?’ Jujur saja, banyak yang meragukan ending season 5 yang cukup kontroversial itu. Jangankan kalian, Ser Davos pun menunjukkan ekspresi jika ia tak percaya Snow telah mati. Episode ‘The Red Woman’ langsung membawa kita ke Castle Black untuk melihat bukti jika Jon Snow memang sudah benar-benar tak bernyawa. At least, itulah yang kita lihat di episode ini. Jika di suatu saat nanti Snow akan dbangkitkan, para kreator jelas tak mau terburu-buru. Alasan yang kuat harus disertakan, sehingga tak muncul kesan jika kebangkitan Snow hanya untuk menaikkan rating semata.
Untuk pertama kalinya versi TV dari Game of Thrones berada di depan versi buku. Artinya, penikmat novel George R.R. Martin tersebut punya garis start yang sama dengan penonton non-pembaca. Apakah ini juga berarti David Benioff dan D.B. Weiss bakal kesulitan dalam menyampaikan cerita? Tidak juga. Namun yang jelas mereka punya tantangan besar untuk menyajikan storyline yang lebih menarik, atau paling tidak sama menariknya dengan episode yang sudah ada. Meski demikian harus diakui ratingnya tak sebaik premiere season terdahulu (bisa cek di laman Entertainment Weekly yang memuat datanya). Tapi siapa yang peduli dengan rating?
Seperti biasa, episode perdana ini menjadi ajang untuk menempatkan bidak-bidak catur di posisinya. Adegan lebih banyak mengarah kepada respon masing-masing karakter terhadap ending season 5. Namun set-up di season ini bisa terlihat samar-samar.
Brienne of Tarth memutuskan untuk mengucap sumpah melindungi Sansa dan Theon di saat-saat kritikal, meski kemunculannya agak klise. Apapun itu, mereka punya momen yang emosional. Sebelumnya perjuangan hidup dan mati Sansa/Theon patut diacungi jempol. Setelah selamat dari aksi terjun bebas, mereka harus menyeberangi sungai yang amat dingin.
Pertanyaan berikutnya, apa yang akan dilakukan Sansa setelah mendapatkan Brienne? Akankah ia ikut saran dari Theon untuk menuju ke utara? Setelah lima setengah season berperan menjadi trophy sudah saatnya Sansa menentukan nasibnya sendiri mulai dari sekarang.
Di satu sisi Ramsay yang kehilangan Sansa, memunculkan dialog yang cukup mengejutkan di depan jasad Myranda. Sentimentil di awal, namun pada akhirnya ia menutupnya dengan “She’s good meat, feed it to the hounds.” Oh, Ramsay tetaplah Ramsay.
Tyrion dan Varys jadi kombo yang sempurna untuk episode ini. Setelah menghabiskan satu season untuk mencari Daenerys, kini si cebol Lannister berperan sebagai ruler di Meereen dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Langkah mereka di episode ini tidak berdampak besar bagi Meereen. Mereka justru melihat seluruh kapal yang menepi dibakar habis. Yang patut dipertanyakan, Tyrion dan Varys berani berjalan-jalan tanpa perlindungan di kota yang dipenuhi dengan orang-orang yang ingin membunuh mereka. Bukan tipikal Varys dan Tyrion.
Kembali sejenak ke Castle Black. Loyalis Jon Snow sepert Davos, Melisandre, dan Ghost (direwolf) terpojok dengan aksi Ser Alliser Thorne yang mengambil alih kontrol Night’s Watch. Kondisi yang tidak menguntungkan bagi tim Davos. Sebab ancaman dari Thorne langsung datang kepada mereka. Meski begitu, sepertinya indikasi jika Wildlings akan menyelamatkan mereka. Entah harga apa yang harus dibayar.
Dari semua kejadian di Utara, yang paling menarik adalah melihat Melisandre sendirian di kamarnya menjelang akhir episode. Penonton diperlihatkan dengan wanita itu melucuti pakaiannya satu persatu, lalu melepas kalung yang ada di lehernya. Tebak apa yang terjadi? Ia berubah menjadi sosok wanita yang sangat tua. Ralat, wanita yang sangat tua dan sedang telanjang! ‘The Red Woman’ kemudian menuju tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh rentanya. Apakah ini sosok Melisandre yang sebenarnya? Hanya ilusi kah? Menarik untuk menunggu maksud dari Melisandre memperlihatkan adegan tersebut. At some point, banyak yang berharap ia-dengan segala kekuatannya-bisa menghidupkan Jon Snow kembali. Jangan berharap tinggi-tinggi, kawan!
Di King’s Landing, Cersei dan Jamie kembali dekat selepas kematian Myrcella. Cersei merasa terpukul karena Myrcella punya sifat yang sangat berbeda dengan dirinya. Meski bukan karakter favorit saya, ekspresi Cersei begitu tulus saat menangisi dan menyesali kematian anaknya tersebut. Plot selanjutnya sudah pasti berupa balas dendam.
Di tempat lain, Margaery Tyrell masih dipenjara oleh High Sparrow. Ia juga penasaran dengan nasib saudaranya, Loras. Siapa yang akan menyelamatkan Margaery masih tanda tanya, namun sepertinya Jaime bisa merapikan tindakan saudari/kekasihnya di season sebelumnya.
Arya Stark….
Kini ia hanyalah seorang gadis pengemis buta yang meminta-minta di jalanan Braavos. Tak banyak aksinya selain tiba-tiba ia diajak duel menggunakan tongkat oleh seorang wanita misterius. Jelas saja Arya bonyok dibuatnya. Latihan apa lagi yang harus dijalani Arya? Kalimat “See you tomorrow” dari wanita yang membuatnya babak belur sepertinya menjadi awal untuk Arya memperbaiki nasib. The girl version of Daredevil, mungkin?
Di bagian lain, Jorah Mormont dan Daario mencoba mencari Daenerys yang terakhir terlihat sedang terbang di punggung naga. Mereka berdua punya momen tersendiri. Demi Dany, mereka harus bekerja sama.
Reuni terjadi antara Dany dan kaum Dothraki. Saya suka ketika Dany dengan tenang menyimpan rahasia masa lalu dengan Khal Drogo. Ia tak terburu-buru untuk menunjukkan siapa Dany yang sebenarnya di depan kaum yang sangat familiar di season pertama itu. Hingga sesaat sebelum the new Khal, Khal Moro menelanjanginya, Dany tiba-tiba berbicara bahasa mereka. Khal Moro yang tahu Dany adalah janda Khal Drogo mengucap janji jika tak akan ada satupun pihak yang menyentuh Dany. Namun bukan berarti Dany mendapat yang dia inginkan. Kini ia harus tunduk terhadap hukum Dothraki yang mengharuskan para janda Khal berkumpul di Vaes Dothrak.
Overall, banyak scene menarik di episode awal season 6. Fakta tentang Melisandre sangat mengejutkan. Aksi di Castle Black juga bikin penasaran. Oh iya, meski agak lambat (wajar untuk episode perdana) ada kematian yang mengenaskan sebagai bagian dari aksi kudeta Dorne. Sangat tidak terduga. Apa pula yang akan dilakukan Dany dengan kaum Dothraki? Sekali lagi, kita berada di titik dimana cerita bisa mengarah kemana saja karena tak lagi terikat pada versi novel.