Review

[REVIEW] THE FLASH Season 2 Episode 18: Versus Zoom

Semua orang jelas mempertanyakan strategi penayangan The Flash, namun rehat selama berminggu-minggu cukup membuat saya lupa kalau di luar sana Zoom masih berkeliaran. Anyway, episode ke-18 akhirnya rilis dan semua berharap penantian panjang akan terbayar lunas setelah menonton episode ini. “Versus Zoom” sepertinya cukup berhasil untuk tidak membuat para fans marah.

Asal usul Zoom akhirnya bisa kita saksikan. Masa lalunya yang menyedihkan sebagai Hunter Zolomon sangat mirip dengan yang terjadi dengan Barry Allen. Keduanya harus menyaksikan orang yang dikasihi tewas di depan matanya. Keduanya juga mendapat kekuatan dari particle accelerator. Perbedaannya? Barry adalah seorang pahlawan sejati, sedangkan Zolomon berubah menjadi villain berhati kejam. Lebih jauh lagi, Barry punya orang-orang yang men-supportnya, sedangkan Zolomon harus bergerak sendirian.

hunter

Sebelum premiere Legends of Tomorrow, produser mengungkapkan jika ada perbedaan fundamental antara serial DC yang beredar saat ini. Arrow berfokus pada kiprah vigilante superhero dengan tema semi dewasa, sedangkan The Flash merupakan tayangan superhero untuk semua umur dengan tema yang lebih universal yaitu keluarga. Betul, The Flash sangat mengedepankan tema keluarga sejak episode “Pilot.” Tema itulah yang tak berhenti dikulik habis-habisan oleh serial ini.

Barry bisa menjadi seperti sekarang karena ada Joe dan Iris sebagai keluarga. Mereka berhasil membentuk Barry menjadi kuat dalam kepribadian. Begitu juga Barry yang berperan sebagai keluarga untuk Cisco saat ini. Cisco adalah satu-satunya jalan untuk membuka kembali gerbang menuju Earth-2, namun ia kuatir kekuatannya dapat mengubah kepribadian secara keseluruhan seperti doppelganger “Reverb” yang pernah ia temui. Namun Cisco lupa jika ia punya orang-orang seperti Barry, Caitlin, bahkan Wells yang akhirnya mau membantunya agar tetap menjadi “Cisco.”

vibe

Tachyon device yang membuat Barry melintasi antar-dunia (sayang sekali tidak ada referensi tentang episode crossover dengan Supergirl, tapi ada clue untuk momen itu.), disempurnakan lagi oleh Wells. Kini Team Flash lebih optimis bisa mengalahkan Zoom. Kemenangan sudah di depan mata! Barry sangat percaya diri.

Sayangnya tak semudah itu Zoom ditaklukan. Keluarga menjadi satu-satunya kelemahan yang Team Flash punya dan benar-benar dieksploitasi oleh Zoom. Alasan Wells sedari awal untuk melupakan Zoom memang masuk akal. Harusnya Barry mendengarkan Wells. Kini The Flash harus rela kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Poinnya, episode ini menjadi kemenangan besar bagi Zoom.

Yang agak mengganggu bagi saya adalah fakta jika Barry dikelilingi oleh para jenius. Namun somehow mereka semua seakan hanya bersandar pada rencana ceroboh Barry yang bisa dibilang non-jenius. Satu atau dua rencana cadangan yang biasa dibuat oleh Team Flash, tiba-tiba dilupakan begitu saja.

zoomspeech

Versus Zoom” menjadi arena pertempuran yang tak seimbang antara Zoom dan The Flash. Awalnya penonton diberi harapan dengan keberadaan Tachyon device, namun semua rencana berantakan dengan cepat. Ada beberapa bagian menarik selain melihat “kebersamaan” Zoom dan The Flash. Saya suka melihat Zoom berinteraksi dengan mantan rekan-rekannya di Earth-1. Reuni yang menyakitkan bagi semua orang dan terutama Caitlin.

Surprisingly, performance dari masing-masing karakter utama seperti sebagai Barry (Grant Gustin), Zoom (Teddy Sears), Wells (Tom Cavanagh), atau Joe (Jesse L. Martin), mendapat porsi yang seimbang. Banyak cool moment antara mereka. Selain Teddy Sears yang banyak disorot, duet Joe dan Wells yang saling berbicara berlandaskan peran mereka sebagai “ayah” juga cukup menarik.

wally2

Well, kabar bagusnya masih ada lima episode tersisa. Artinya, ending yang menyakitkan dalam “Versus Zoom” akan kita dapatkan jawabannya tak lama lagi. Saya ragu episode mendatang akan seintens ini pasca konflik besar dengan Zoom. Namun The Flash selalu punya trik untuk mengejutkan penontonnya.

GeNocite

  • “Ceramah” Cisco tentang Darth Vader, dan semua referensi Star Wars sangat brilian! The Force is strong here!
  • Dari semua adegan, saya mati penasaran dengan kata-kata Zoom yang menyebutkan “wouldn’t believe me if I told you” saat ia ditanya siapakah orang dibalik topeng besi di penjara milik Zoom.
  • Saat Barry mencoba Tachyon device di awal episode, disitulah kita tahu ia pergi ke dunia tempat Supergirl berada (Episode 18 yang reviewnya bisa dibaca di sini.)
  • Jay dibunuh oleh Zoom. Okay, perlu ditelaah lebih lanjut tentang teori time remnant ala Zoom.

2 thoughts on “[REVIEW] THE FLASH Season 2 Episode 18: Versus Zoom

  1. Buat saya ini episode dengan plot paling buruk. Terlalu mudah bagi team flash untuk membuka gerbang hanya karena ingin menghentikan zoom. Padahal mereka sudah “tenang” di earth-1. Alasan mereka kurang kuat. Kemudian, saat zoom meminta wally ditukar dengan kecepatan barry. Hey, wally dah dilepas! “Lemah” banget team flash yg sebegitu banyak ga bisa lawan zoom SENDIRIAN! dan dia sekarat! Satu hal lagi yang hilang, ga seperti season sebelumnya yaitu soal bantuan dari superhero lain. Dimana Arrow dan Firestorm? Harusnya mereka bisa ngebantu flash untuk menghentikan zoom di episode ini. Layaknya mereka bantu menghentikan Reverse flash di season sebelumnya. Dan yaah.. Ternyata bagi maniac sekelas hunter zolomon yang sudah membunuh 23 orang dan tega bunuh dirinya sendiri dari masa lalu, who pretending like a hero just for fun, masih punya rasa cinta sama caitlin dan itu cukup buat ngelepas barry dan menculik dr.snow. Voila

  2. Jelasin dong Teori Time Remnant ala zoom… Sampek sekarang masih belom paham…heheh
    Terima kasih…

Tinggalkan Balasan