Game of Thrones Review

[REVIEW] GAME OF THRONES Season 6 Episode 3: ‘Oathbreaker’

Episode ketiga ‘Oathbreaker’ tak mau membuang waktu untuk memperlihatkan kejadian di Castle Black pasca ending episode kedua. Ekspresi Ser Davos yang kaget, bahkan Melisandre pun seakan tak percaya, mengiringi laju nafas tersengal-sengal dari sang anak haram. Tak hanya momen tersebut yang menjadi highlight, at least ada tiga scene menarik lain yang terjadi di episode ini.

Mari kita mulai dengan…

Flashback di Tower of Joy

Bran dan Three-Eyed Raven mengajak penonton untuk kembali mengunjungi masa lalu ketika Ned Stark bersama pengikutnya menuju Tower of Joy. Ned Stark muda menghadapi Arthur Dayne dalam pertarungan jarak dekat yang memukau. Big applause untuk koreografernya!

dayne

Masing-masing memiliki kecepatan, ketepatan, dan style tersendiri. Dayne jelas lebih agresif dengan dua pedang di tangannya. Ned amat kewalahan, bahkan Bran pun meragukan cerita ayahnya yang selama ini mengklaim telah mengalahkan Arthur Dayne dalam duel. Jawabannya langsung digenggam Bran; Terkuaklah jika Howland Reed yang menusuk Dayne dari belakang, dan Ned “hanya” menyelesaikannya dengan sabetan pedang tanpa perlawanan. Well, Bran akhirnya belajar sebuah teori terkenal: “sejarah ditulis oleh pemenang…”

ned2

Tiba-tiba sang kakek tua menghentikan perjalanan Bran. Namun sebelum itu, Bran sempat berteriak memanggil ayahnya dan Ned-pun sempat menoleh. Kebetulan-kah? Sejauh mana Bran dapat ‘terlibat’ dalam mengubah masa lalu? That’s it. Kita tidak diperlihatkan siapa wanita yang berteriak di ujung menara tersebut.

Tapi…

Masih ingatkah dengan teori R + L = J? Spekulasi yang tersebar mengatakan jika yang berada di Tower of Joy adalah Lyanna Stark, yang diduga sedang dalam proses melahirkan… Jon Snow! Masih sebatas fan theory jika Jon Snow adalah anak dari Lyanna dan Rhaegar Targaryen-yang kita tahu gosipnya sudah tersebar sangat lama bahkan sebelum season 6 bergulir. Namun jika dipikir menggunakan logika, apa poinnya tim kreator menunjukkan scene flashback kepada penonton mengingat nyaris semua yang ada di dalam penglihatan Bran sudah tewas semua? Satu-satunya pihak yang ‘terpengaruh’ dengan flashback tersebut adalah si anak haram yang bangkit dari kematian. Paling tidak jika teori tersebut benar adanya, salah satu misteri besar tentang orang tua Jon akan terpecahkan.

duo

Kita tinggalkan dulu Bran yang disuruh belajar lagi oleh sang Three-Eyed Raven. Saatnya menuju…

Vaes Dothrak

Setelah tak kelihatan batang hidungnya di episode lalu, kini kita bisa melihat Dany telah sampai di Vaes Dothrak. Ada semacam persidangan mengenai tindakan Dany yang tak mengikuti adat istiadat janda Khal. Dia tentu marah saat ditelanjangi secara paksa, bahkan kalung signature yang menandai ia sebagai Mother of Dragons dilucuti dari lehernya. Miris rasanya melihat jalan hidup Dany. Dulu ia jadi ‘korban’ kakaknya dan dipaksa menikah dengan Khal Drogo, kemudian perlahan ia berubah menjadi penguasa dengan tiga naga keren, dan kini ia kembali menjadi pihak yang tak berdaya di hadapakan para Dothraki.

dany

Dari Vaes Dothrak, menuju Meereen ada Varys yang sedang bermain detektif-detektifan, mengintimidasi wanita bernama Vala untuk mencari informasi siapa dalang dibalik aksi Sons of Harpy. Siapa yang kaget mendengar Yunkai, Astapor, dan Volantis disebut oleh Varys? By the way, menyenangkan melihat Varys mencecar wanita tersebut dengan ancaman persuasif yang ‘Varys banget.’ Di saat seperti itulah saya kembali merindukan perang verbal antara Littlefinger dan Varys…

meereen

Di lain tempat, Tyrion yang terlibat percakapan dengan Missandei dan Grey Worm. Mungkin scene tersebut jadi salah satu yang paling menghibur di sepanjang durasi episode ketiga ini. Meski begitu, tak banyak yang dilakukan Tyrion di episode ini selain mengajak Missandei dan Grey Worm lebih ‘hangat.’

Pertanyaan besarnya, bagaimana nasib dua naga yang telah dilepas kekangnya oleh Tyrion pada episode lalu? Sayangnya minggu ini tak ada penampakan dari sang naga, jadi cukup mengecewakan

King’s Landing

Di King’s Landing kita melihat Maester Qyburn mengambil alih peran Varys sebagai spymaster. Dia mengerahkan ‘burung-burung kecil’ milik Varys untuk keuntungan Cersei, ditukar dengan manisan yang disukai oleh anak-anak tersebut. At least, setelah tiga episode, ini langkah nyata pertama dari Cersei untuk membalas dendam.

three

Cersei, Jaime, dan Ser Gregor (confirmed, si manusia tinggi besar itu adalah Gregor Clegane!) menghadiri rapat Small Council tanpa diundang, di mana Kevan Lannister sedang bersama Grand Maester Pycelle, Mace Tyrell, dan Queen of Thorns alias Olenna Tyrell. Benar kata Cersei, tak ada yang bisa menghalanginya ikut rapat tersebut, namun siapa juga yang bisa menghalangi member Small Council pergi dari situ? Tinggallah Jaime, Cersei, Gregor sendirian. Menarik melihat Cersei tak berkutik, padahal ia bisa saja memerintahkan Gregor menebas leher orang-orang tersebut. Satu-satunya karakter yang menarik adalah Olenna Tyrell dengan kata-katanya yang pedas nan tajam terhadap Cersei. Nice!

Di sudut King’s Landing yang lain, Tommen mendatangi High Sparrow. Meski memiliki tentara yang bisa dipanggil sewaktu-waktu, kekuatan utama High Sparrow ialah dari mulut dan lidahnya yang membuatnya amat berbahaya. Dengan kharismanya, dia menyinari Tommen dengan kata-kata bijak, cinta, konsep dosa dan ketuhanan, sehingga Tommen-pun dengan mudah mulai meragukan dirinya sendiri. Cukup untuk membuat niat awal Tommen teralihkan.

tommen

Braavos

Arya belajar menjadi ‘No One.’ Dia masih dibuat babak belur oleh the Waif. Jujur saja, mulai melelahkan melihat Arya mendapat perlakuan yang sama tiga episode berturut-turut. Saya berharap ini yang terakhir scene tersebut diulang. Namun semua berubah ketika Arya akhirnya dapat mengimbangi pertarungan. Bagian menariknya adalah momen pengakuan, terutama saat Arya mengakui siapa yang ada dalam ‘daftar Arya.’ The Hound, Cersei, dan Walder Frey tentu ada dalam daftar. Namun lebih menarik mencermati siapa yang tidak ada dalam daftar yang disebut Arya barusan.

see

Tes yang sebenarnya datang dari Jaqen H’ghar yang mengklaim bisa menyembuhkan kebutaan Arya. Akhirnya Arya meminum air dari dari kolam yang kita duga selama ini beracun! Surprisingly, air tersebut justru membuat Arya mendapatkan penglihatannya kembali. Dengan penglihatan normal dan pelatihan yang ia dapat, saya belum bisa membayangkan apa yang akan bisa dilakukan Arya ke depan.

Winterfell

Paling malas rasanya membahas kastil yang satu ini. Utamanya karena ada Ramsay di situ. Anyway, setelah membunuh ayahnya, Ramsai mencoba mengamankan posisinya sebagai Warden of the North. Smalljon Umber muncul dan membawa hadiah yang mengejutkan berupa Osha dan… Rickon Stark! Yup, si anak Stark yang terlupakan selama tiga season kini menampakkan diri. Sayang, nasibnya diujung tanduk karena ada karakter paling menjijikkan aka Ramsay di depan matanya.

rickon

Bagaimana Ramsay percaya jika anak tersebut benar-benar Rickon?

Smalljon membawa kepala dari Direwolf kesayangan Rickon. Artinya, kini tinggal tiga dari enam Direwolf yang tersisa? (CMIIW)

Oh iya, sayang sekali tidak ada Sansa dan Theon di episode ini.

Castle Black

Nah, saatnya mencari tahu apa yang terjadi di Castle Black setelah Jon bangkit dari kematian.

Setelah banyak orang mengira Jon Snow akan berubah (Evil Jon?), sepertinya semua masih sama. Tak ada tanda-tanda perubahan sifat Jon, selain ia mencoba mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Sesaat setelah ia bangkit, ada dialog yang kuat antara Melisandre dan Jon. Menarik untuk mencermati bagaimana Jon Snow mendeskripsikan saat ia berada dalam kematian: simply nothing.

Melisandre: “After you died, where did you go? What did you see?”

Jon Snow: “Nothing… There was nothing at all.”

Tak butuh waktu lama untuk Jon Snow membalas perbuatan para pengkhianat, termasuk Olly dan Thorne. Lega rasanya melihat keempat pengkhianat menderita sembari “menari-nari” saat digantung. Ending yang sempurna bagi mereka. Setelah eksekusi itu, Snow menyerahkan jubah kebesarannya kepada Edd, sambil keluar dari Castle Black ia mengatakan (quote of the episode): “My Watch has Ended”

melisandrejon

Well, sejalan dengan prediksi yang sudah ada, Jon menggunakan kematiannya sebagai jalan keluar dari sumpah yang ia ucapkan dahulu. Dilihat dari sudut pandang yang lain, ia memang tidak melanggar sumpah Night’s Watch:

“Night gathers, and now my watch begins. It shall not end until my death. I shall take no wife, hold no lands, father no children. I shall wear no crowns and win no glory. I shall live and die at my post. I am the sword in the darkness. I am the watcher on the walls. I am the shield that guards the realms of men. I pledge my life and honor to the Night’s Watch, for this night and all the nights to come.“

Perhatikan kalimat “It shall not end until my death…”

Mungkin sebelum dia mati, ia memang seorang oathbreaker. Itulah salah satu alaasan Ser Alliser membunuhnya. Namun tindakannya sekarang apakah masih bisa disebut oathbreaker? Dia telah mati, lalu bangkit. Sumpahnya telah terpenuhi. Dia kini bebas…

traitor2

Lalu apa yang akan terjadi di Castle Black selanjutnya? Normalnya akan ada pemilihan Lord Commander yang baru. Namun kita lihat sendiri Snow memberikan mandat kepada Edd. Apakah Edd menerimanya? Yang lebih penting, apakah seluruh anggota Night’s Watch setuju dengan keputusan Jon Snow?

GeNocite:

  • Hampir lupa jika di episode ini ada Samm, Gilly, dan baby Sam. Tak banyak tersorot memang, namun selalu menyenangkan melihat kisah kasih mereka dalam kelamnya serial Game of Thrones.

Tinggalkan Balasan