Game of Thrones Review

[REVIEW] GAME OF THRONES Season 6 Episode 8: “No One”

SPOILER ALERT! Harap menonton episode “No One” sebelum lanjut membaca ulasan di bawah ini

Di beberapa kesempatan, Game of Thrones terkadang menyia-nyiakan karakter yang berpotensi menjadi fan favourite. Salah satu contoh nyata ada dalam episode “No One.” Beberapa karakter terlalu cepat dihapus sebelum berkembang secara maksimal. Walaupun terasa santai meski sudah menjelang episode finale, “No One”  menunjukkan beberapa plot menarik.

Mengapa saya bilang santai? Di episode ini tim penulis masih bisa bermain-main dengan Bronn yang mengejek Podrick, Jaime yang berdiskusi dengan Edmure, dan Tyrion yang  bercanda dengan Missandei serta Grey Worm. Padahal masih banyak plot yang menjadi tanda tanya besar di season ini. Anyway, mari kita mulai perjalanan kali ini dari:

Braavos

Perjalanan Arya di dunia nyaris berakhir ketika the Waif menghujamkan dagger ke perut Arya berkali-kali. Arya sekarat, tapi kita tahu dia selamat. Lady Crane jadi malaikat penyelamat, saat Arya memutuskan untuk mencari perlindungan kepada aktris yang sempat ia buru beberapa waktu lalu. Lady Crane dengan senang hati merawat Arya—bahkan menawarkan anak Stark tersebut untuk ikut dalam pertunjukkan drama.

Sayang, the Waif mampu melacak keberadaan Arya dan kemudian memberi nasib yang mengenaskan kepada Lady Crane. Salah satu pertarungan yang diprediksi menjadi highlight di episode ini tidak terjadi. Sempat banyak fans berharap jika “No One” memberi konklusi epik pada konflik the Waif vs. Arya, namun yang terjadi justru di bawah ekspektasi.

arya2
gambar: HBO

Scene Arya yang berlari dari kejaran the Waif memang asyik untuk disaksikan. Melihat Maisie Williams berlari dengan gaya “semi parkour” melewati kolong gerobak, atau ketika ia lompat dari ketinggian kemudian mendarat di lapak jualan orang, benar-benar menghibur. Ia tak hanya berlari secara random dari kejaran Waif, karena semua itu harus ia lakukan demi menuju tempat dimana ia menyembunyikan Needle. The Waif muncul di saat tepat, lalu Arya dengan gaya cool memotong lilin yang jadi satu-satunya penerangan di ruangan tersebut, dan… pooof!

Gelap gulita.

Apa yang dilakukan Arya bersama the Waif? Main bekel? Membicarakan Satpol PP yang menggerebek tukang nasi? Tidak ada yang tahu. Arya tiba-tiba menang dan sayang beribu sayang kita tidak dapat menikmati momen kemenangan Arya. Ia kemudian mendatangi Jaqen, hanya menegaskan jika ia adalah Arya Stark dari Winterfell.Tanpa mau melawan, Jaqen melepas Arya.

Investasi yang sia-sia selama ini. Meski membosankan, pelatihan the Waif kepada Arya di awal season ini masih jauh lebih menarik ketimbang penyelesaian konflik di Braavos sekarang. Satu-satunya yang penting dari plot Arya selama ini adalah dia menjadi lebih kuat. That’s it.

Sandor Clegane

Pasca keluarga barunya dibantai oleh Brotherhood without Banners, Sandor Clegane aka The Hound memburu para pelaku. The Hound punya beberapa momen keren, seperti saat ia akhirnya menemukan kawanan yang ia cari, kemudian tanpa ampun ia gantian membantai orang-orang tersebut. Nice scene!

Perjalanan balas dendam tak berhenti sampai disitu. The Hound kemudian bertemu dengan “Brotherhood” yang sebenarnya. Tebak siapa yang ia temui? Beric Dondarrion dan Thoros! Kali ini mereka sepertinya ada di pihak yang sama, bahkan Beric terang-terangan menawari The Hound untuk bekerja sama menghadapi apapun yang ada di utara (White Walkers?). The Hound tidak menerima atau menolak ajakan Beric, dan itu masih menjadi misteri bagi penonton hingga akhir episode. Di sini saya masih berharap event “Cleganebowl” terjadi, meski tak dipungkiri jika The Hound jadi ke utara, plotnya makin menarik.

Riverlands

Brienne akhirnya sampai di depan kastil yang diduduki Blackfish. Ia sempat berhadapan dengan Jaime dan mengutarakan niatnya; meyakinkan Blackfish itu untuk membantu Sansa mengambil alih Winterfell. Sebelum pergi, Brienne sempat ingin mengembalikan Oathkeeper, namun Jaime menolak. Sweet moment antara mereka berdua! Jaime ternyata masih menyimpan kehormatan dan kebaikan, meski ia masih terlalu obsesif terhadap Cersei.

BACA JUGA: Inikah Isi Surat yang Ditulis oleh Sansa dalam Episode “The Broken Man?”

Seperti yang sudah diperlihatkan pada episode lalu, Blackfish adalah pemimpin yang keras kepala. Bahkan permintaan Sansa pun ia mentahkan. Kemudian pada malam hari, tentara Jaime berderap masuk ke kastil. Jangan berharap pertempuran yang epik, karena memang tidak ada di sini. Riverrun dengan mudah menyerah, Blackfish pun (diduga) dibunuh oleh tentara Jaime. Jangan tanya bagaimana prosesnya, sebab—sama seperti the Waif—kematian Blackfish tidak diperlihatkan kepada penonton.

Benar-benar sangat disayangkan, sebab di episode lalu saya sudah menyukai karakter Blackfish. Perkenalan yang begitu keren saat ia menghadapi Jaime, menguap tak berbekas di episode ini. Terlalu mudah untuk karakter sekeren ini dimatikan dengan cara yang “tidak terhormat.” Bahkan potensi menarik antara konflik Blackfish dan Edmure, tak pernah terjadi. Poinnya, kemunculan dan kepergian Blackfish terasa random.

brienne
gambar: HBO

Anyway, saat Jaime berhasil mengambil alih Riverrun, ia melihat Brienne dan Pod melarikan diri mengguakan sampan. Jaime juga sempat melambaikan tangan kepada mereka. Sungguh menarik melihat hubungan antara Jaime dan Brienne ini.

Okay, kita tinggalkan Riverlands menuju

King’s Landing

Cersei terlibat konfrontasi dengan Lancel. Sang sepupu ingin membawa Cersei atas perintah High Sparrow. Cersei menolak, dan memilih jalan kekerasan. Bisa ditebak, Gregor Clegane aka The Mountain membantai anggota Faith Militant dengan mudah. Aksinya mencabut kepala dengan tangan kosong sangat brutal. At least, menyenangkan melihat Cersei bisa melakukan perlawanan dengan cara yang cukup arogan.

Hingga akhirnya tiba saat Tommen mengumumkan sebuah perubahan besar untuk Seven Kingdoms: dia melarang adanya trial by combat. Tidak menguntungkan untuk Cersei, karena ia tahu sistem tersebut dapat menyelamatkan nyawanya. Mungkin juga dengan aturan baru ini kita tak bisa melihat “Cleganebowl.” Selain aturan tersebut, Tommen mengumumkan jika Loras dan Cersei akan menghadapi pengadilan secepatnya.

Meski terpojok, Cersei tak tinggal diam. Obrolannya dengan Qyburn sangat misterius. Beberapa rumor menyebutkan jika Cersei akan melakukan langkah ekstrem untuk menjatuhkan King’s Landing demi mengalahkan High Sparrow. Plot apa yang direncanakan Cersei?

Meereen

Terakhir, kita melihat perkembangan yang cukup berarti di daratan Meeren. Varys pergi meninggalkan Tyrion demi misi rahasia. Detailnya tak disebutkan, namun Varys pergi di saat yang tepat karena Meereen kemudian diinvasi oleh slave master. Ternyata strategi diplomasi yang Tyrion lakukan tak menghasilkan buah yang baik.

Sebelum momen penyerangan, ada scene menarik antara Tyrion, Missandei dan Grey Worm. Ketiganya punya momen santai ketika Tyrion berhasil “memaksa” Missandei menceritakan lelucon. Tyrion juga berhasil membuat mereka minum anggur bersama! Well, meski jokesnya agak jayus, tapi tetap menyenangkan melihat sedikit sunggingan senyum dari Grey Worm dan Missandei. Sisi lain yang jarang terlihat.

dany
gambar: HBO

Momen santai itu tak berlangsung lama sebab gempuran demi gempuran menggetarkan piramid tempat mereka berada. Di saat genting yang mengancam nyawa, tiba-tiba sosok yang tak diduga datang dengan gagah menghampiri Tyrion/Missandei/Grey Worm. Siapa dia? Daenerys!

Entah kenapa episode ini senang sekali mengesampingkan detail. Kematian the Waif dan Blackfish yang ada “dibalik layar,” berlanjut pula kepada Dany. Kita tidak tahu darimana dan kapan Dany berhasil sampai ke Meereen. Bersama kaum Dothraki-kah? Atau hanya dengan ojek terbangnya (baca: Drogon)) yang kemudian justru terlihat meninggalkan Dany? Bahkan di episode ini kita tidak melihat Dany berkata sepatah kata-pun. Berharap saja, episode berikutnya membalikkan penampilannya yang minor kali ini.

Conclusion

Saya senang dengan beberapa plot yang ditunjukkan episode “No One.” Seperti Sandor Clegane bertemu Brotherhood without Banners contohnya. Ternyata Brotherhood tak seburuk yang kita duga minggu lalu, karena pelaku yang membantai “keluarga” baru The Hound hanyalah beberapa oknum bandit lemah. Bahkan Brotherhood punya misi mulia menuju ke utara. Melihat sisi baik dari Jaime juga jadi salah satu bagian favorit di episode ini. Kebersamaan Bronn dan Podrick yang bersenda gurau juga jadi momen minor yang berharga.

Tetap saja ada beberapa plot yang underdeveloped, seperti kepergian Blackfish yang kurang menarik. Sungguh sangat disayangkan karena ia berhak mendapatkan lebih dari itu. Plot Arya di Braavos, Tyrion di Meereen, dan peran Edmure yang angin-anginan patut menjadi sorotan.

Bukan episode yang buruk, tapi tetap saja sedikit mengecewakan. Apa yang tersisa untuk kita? Masih banyak. Dua event akbar yang paling ditunggu tentu saja calon pertempuran epik antara Jon Snow vs. Ramsay Bolton serta Bran vs. White Walkers. Oh, minggu depan terasa lama sekali…

2 thoughts on “[REVIEW] GAME OF THRONES Season 6 Episode 8: “No One”

  1. setuju, sayang banget karakter badass sekelas Blackfish matinya “hina” gitu 🙁 kalah jauh ama Hodor wkwkkw

    btw selalu ditunggu reviewnya min, seneng bacanya 😀 hehe

Tinggalkan Balasan