Highlight Other Overview

THE GOOD PLACE: Serial Komedi Unik Tentang “Afterlife”

Kehidupan setelah kematian memang masih menjadi misteri bagi semua orang. Apakah konsep surga dan neraka benar-benar ada seperti yang digambarkan selama ini? Atau justru jauh dari bayangan kita semua? The Good Place adalah serial komedi yang berusaha memberi jawaban tentang afterlife dari hasil pemikiran Schur, sang kreator.

Lupakan surga dan neraka setelah kalian meninggal. Di dunia yang diciptakan oleh Schur, hanya ada “Good Place” dan “Bad Place.” Mana yang lebih baik sudah self explanatory dong, ya. Lokasi utama yang dijadikan setting serial ini adalah The Good Place, sebuah tempat yang menyerupai kota kecil dengan segala kesempurnaan bagi 322 penghuninya. Michael yang diperankan Ted Danson (CSI) adalah entitas misterius yang menjadi “arsitek” tempat tersebut.

Uniknya Seleksi Masuk “The Good Place”

Penghuni The Good Place tidak dipilih secara acak, melainkan sudah melalui proses seleksi ketat berdasarkan algoritma rumit yang disusun sedemikian rupa untuk menghitung setiap helai kebaikan/keburukan yang dilakukan seseorang semasa hidupnya. Misalnya, membeli majalah bekas ternyata dinilai -0.75, memeluk teman yang sedang sedih dinilai +3.45, menolong orang tenggelam dihargai +1202.33, bahkan sekedar ingat ulang tahun saudara pun ada dinilai +15.02.

Nah, setelah orang tersebut meninggal, nilai-nilai tersebut diakumulasi untuk menentukan apakah seseorang layak masuk good place atau harus ke bad place. Gampangnya, good place adalah visualisasi dari surga, sedangkan bad place adalah kebalikannya. Namun kalau kalian membayangkan surga disini adalah khayangan yang dipenuhi oleh malaikat, bidadari cantik di setiap sudut, atau semua perabot terbuat dari emas, maka siap-siaplah untuk terkejut.

The Good Place seperti…

Punya konsep yang berbeda-beda tergantung siapa “arsiteknya”. Seperti yang sudah sempat saya singgung di atas, The Good Place binaan Michael menyerupai kota kecil dengan isi yang sempurna. Setiap benda—hingga benda remeh seperti rumput sekalipun sudah didesain agar harmonis dengan lingkungan sekitar. Uniknya lagi, disini banyak kafe menjual frozen yogurt. Hampir di setiap sudut ada saja tempat nongkrong yang menjual camilan yang satu itu. “People love frozen yogurt” kata Michael.

Tidak hanya itu, orang-orang yang berhasil masuk The Good Place bisa tinggal di rumah idaman sesuai karakteristik orang tersebut, lengkap dengan interior yang diinginkan. Di dalam setiap rumah terdapat layar yang memungkinkan penghuni mengulas semua tindak tanduk selama masih hidup. Bayangkan saja seperti menonton film biografi yang super panjang tentang hidup kalian, guys!

Penghuninya juga hidup dengan harmonis satu sama lain, bahkan Michael menjanjikan jika mereka akan menemukan the true soulmate di tempat itu. By the way, di tempat ini semua orang bisa berkomunikasi meski berasal dari latar belakang bahasa yang berbeda karena The Good Place langsung bisa menerjemahkan bahasa secara real-time. Lupakan untuk berkata kasar disini karena akan langsung disensor dengan kata lain yang mendekati. Kalau ada yang berkata “Fork you! It’s Bullshirt!” kalian pasti tahu artinya.

Pada dasarnya, The Good Place adalah eternal happiness dambaan semua orang.

Michael si “malaikat” Magang Vs Eleanor

It’s safe to say kalau Michael adalah malaikat amatir yang mengambil wujud seperti manusia—at least dari sudut pandang saya. Disebutkan jika ini pertama kalinya Michael mengelola the good place, yang sejujurnya membuat ia nervous. Dan benar saja, di balik kesempurnaan yang ia agung-agungkan, ada satu bug atau cacat yang membuat The Good Place di ambang bahaya!

Seorang perempuan bernama Eleanor (Kristen Bell) adalah anomali bagi tempat tersebut. Ia sebenarnya tidak layak untuk ada di good place namun entah kenapa kok bisa “terdampar” disitu, padahal Michael sudah berkata jika proses seleksi penghuni sudah sangat ketat. Masalahnya, jika terdapat satu saja anomali, kestabilan the good place langsung terguncang. Akan ada harga yang harus dibayar untuk setiap keburukan yang dilakukan salah satu penghuni, dalam kasus ini dalam bentuk Eleanor. Meski demikian, Eleanor berusaha sekuat tenaga untuk mencari jalan agar tetap di the good place sebelum Michael tahu jati diri Eleanor yang sebenarnya

Conclusion

Pertama melihat poster The Good Place, fokus saya langsung pada Ted Danson. Aktor ini saya kenal lewat aktingnya di serial Crime Scene Investigation sebagai kepala investigator. Di serial tersebut, karakternya amat serius. Saya jadi penasaran bagaimana performa dia ketika main di serial komedi seperti The Good Place ini.

Kristen Bell yang jadi aktris utama juga sudah malang melintang di layar televisi maupun box office. Dia sempat membintangi serial Gossip Girl, Veronica Mars, Heroes, dan House of Lies. Okay, kalau kalian masih asing dengan Bell, mungkin kalian akan mengenal suaranya jika menonton film Frozen, karena dia adalah voice actress dari Princess Anna.

Kombinasi aktor veteran Ted Danson dan Kristen Bell tentu layak untuk ditunggu mengingat keduanya punya track record yang baik. Akankah keduanya mampu membangun chemistry dengan cepat? Atau justru sebaliknya?

Dari segi premis, Michael Schur sebagai kreator jelas sudah memenangkan hati calon penonton. konsep the good place dan the bad place (mungkin spin-off? Hehe…) yang ia gambarkan menyimpan potensi yang besar jika dikembangkan secara maksimal. Konflik macam apa yang bisa dihadirkan untuk dunia se-sempurna “surga” the good place?

Well, untuk yang butuh tontonan menghibur, The Good Place bisa jadi pilihan serial untuk diikuti tahun ini. Total akan ada 13 episode untuk season 1. Dua episode awal sudah tayang pada tanggal 18 September lalu, dan akan menyusul episode ketiga pada 22 September ini. So, stay tune di Geek Nonton untuk review-nya!

Prediction Score: 7.5

Tinggalkan Balasan