Review

[Review] MACGYVER (2016) Season 1 Episode 1: “The Rising”

Coba sebutkan salah satu serial barat yang sempat bikin anak-anak ‘80an jatuh cinta dengan sains! Kalau kalian menjawab ‘MacGyver’ berarti kalian benar, dan kalian sudah cukup tua sekarang. Setelah lebih dari dua dekade, serial ngetop yang sempat ditayangkan salah satu TV swasta di Indonesia tersebut dibuat ulang dengan jalan cerita yang baru. Siap untuk belajar sains lagi?

Untuk kalian yang mungkin hidup di goa dan belum pernah mendengar sama sekali tentang MacGyver, saya akan berbaik hati untuk mendeskripsikannya sedikit. MacGyver—yang juga nama seorang agen, adalah serial action yang tayang di channel ABC antara tahun 1985 hingga 1992 dengan total tujuh seasons (139 episode). MacGyver dikenal sebagi agen rahasia yang serba bisa; dia dapat memanfaatkan benda remeh temeh di sekitarnya untuk dijadikan alat yang canggih dalam setiap misi yang ia lakukan. Mostly, yang dia lakukan berdasarkan pengetahuan sains yang luas seperti kimia, fisika, dan matematika. Selain otak yang cerdas, ia pula yang membuat “swiss-army knife” begitu populer.

Okay, mari kita kembali ke MacGyver reboot…

Opening MacGyver episode “The Rising” mengingatkan kepada film James Bond atau Mission Impossible. Diperlihatkan MacGyver (Lucas Till, X-men) sedang menginfiltrasi sebuah pesta untuk menjalankan misi rahasia. Dia punya tim kecil yang ikut serta; mantan anggota militer Jack Dalton (George Eads, CSI) yang mengawasi dari luar, dan analis komputer Nikki (Tracy Spiridakos, Revolution) yang menjadi “mata dan telinga” MacGyver. Nikki juga menjadi love interest dari MacGyver.

george3

Mereka berusaha untuk mengamankan senjata biologis yang dapat mengancam keselamatan umat manusia. Sayang, misi kali ini berakhir dengan tragis. MacGyver harus rehat sampai tiga bulan untuk memulihkan mental dan fisik sebelum menerima misi baru. Selama tiga bulan itu ia kembali menjadi manusia normal dengan kehidupan yang normal pula. Ada Bozer (Justin Hires, Rush Hour) yang menjadi sahabatnya. Bozer tidak tahu kalau MacGyver adalah agen rahasia.

Sang bos, Patricia Thornton (Sandrine Holt, Fear the Walking Dead) meminta MacGyver untuk kembali beraksi menyelesaikan misi tiga bulan silam. Tim kecil MacGyver mendapat anggota baru dalam bentuk Riley Davis (Tristin Mays, Gullah Gullah Island) untuk menjadi analis komputer. Si Riley punya background yang cukup berbahaya karena ia bukanlah wanita baik-baik. Tapi toh tak ada pilihan lain. For the greater good…

Di menit-menit awal kita sudah disuguhi ciri khas MacGyver dengan segala kecerdasannya. Masalahnya, scene “memanfaatkan benda di sekitar” terkesan dibuat-buat dan dipaksakan… atau kalau mau menggunakan bahasa kasar: annoying. Konsepnya pun beberapa sudah kadaluarsa. Sekarang tidak ada lagi yang kagum dengan ide copy paste sidik jari menggunakan selotip dan jelaga dari knalpot. Membuka borgol dengan menggunakan peniti juga sudah umum dilakukan. Tapi entah kenapa para karakter di serial ini masih kagum setengah mati dengan hal-hal seperti itu. Dengan kata lain, beberapa life-hack ala MacGyver yang ada di episode ini tidak seperti yang diharapkan.

“Kreator MacGyver reboot seakan lupa kalau sekarang sudah tahun 2016.”— GeekNonton

Dua aspek unggulan dari episode ini adalah interaksi Lucas Till-George Eads, serta porsi action yang intens. Selepas pensiun dari CSI, performa George Eads tetap menarik perhatian. Dia dapat menggambarkan peran “otot” dari tim MacGyver (yeah, si “otak”) dengan sangat baik. Banyak dialog-dialog menggelitik terlontar dari mulutnya, yang sukses membuat serial ini tetap menghibur. Lucas Till juga cukup apik dalam memerankan karakter sebesar MacGyver, meskipun para penonton veteran harus membiasakan diri dengan tampilan MacGyver yang jauh lebih muda.

timkecil2

Kalau kalian sudah menonton episode ini dan kagum dengan action­­­ yang dihadirkan, itu tidak lepas dari peran James Wan (Fast Furious 7) sebagai sutradara. Bumbu perkelahian tangan kosong, adegan tembak menembak, kejar-kejaran menggunakan helikopter? Semua ada di sini. Dijamin pecinta action akan senang! Kemungkinan…

MacGyver 2016 tidak melupakan serial pendahulunya. Beberapa scene juga dibuat serupa dengan versi lawas. Contoh, ketika adegan Lucas Till menggendong roket di bahunya, sama dengan apa yang dilakukan aktor Richard Dean Anderson dulu. Senjata signature berupa swiss army knife juga masih diguanakan MacGyver reboot. Untuk yang mengikuti MacGyver, menemukan easter egg semacam itu menjadi keasyikan tersendiri.

Conclusion

Not bad… Paling tidak, jangan dibandingkan dengan versi aslinya. Nikmati saja MacGyver versi reboot ini sebagai sebuah serial yang baru. Saya sendiri sangat menikmati dari awal hingga akhir episode meski agak lemah dalam hal plot (baca: klise). Gaya penceritaannya pun mirip dengan Limitless, salah satu serial reboot dari CBS yang cukup asyik untuk ditonton. Sayang serial tersebut hanya bertahan satu season saja. Mari berharap MacGyver reboot tidak mengalami nasib yang sama dengan Limitless…

Overall Score: 7.5

GeNocite…
  • Main villain episode ini diperankan oleh aktor berdarah Inggris, Vinnie Jones. Penampilannya keren banget! Dia sempat mendapat peran dalam serial CBS Elementary sebagai musuh Sherlock bernama Sebastian Moran.
  • Sejauh ini, MacGyver adalah serial reboot ketiga dari CBS di tahun 2016. Pertama ada Limitless (bagus, tapi sayang cuma satu season), kedua ada Rush Hour (lupakan, nggak perlu ditonton).
  • Kangen lihat akting George Eads (dari mata seorang fans serial CSI)

Tinggalkan Balasan