Feature

5 Serial Horor Baru 2016 Untuk Temani Halloween-mu!

Meski bukan kultur asli Indonesia, tidak bisa dipungkiri jika perayaan Halloween juga sudah lama “mampir” di negara kita tercinta. Pada tanggal 31 Oktober terlihat banyak orang yang menggunakan kostum seram, berlomba menghias labu, dan tentu saja berkeliling ke rumah tetangga sembari berteriak: trick or treat!

Konon, All Hallows’ Evening atau biasa disingkat Halloween dipercaya berasal dari tradisi Celtic, Irlandia sebagai hari besar perayaan Samhain dalam rangka memperingati perubahan musim panen ke musim dingin. Masyarakat percaya pada hari tersebut, jiwa-jiwa yang telah mati di tahun sebelumnya melakukan perjalanan dari bumi ke akhirat. Saat iu juga dipercaya sebagai waktu terbukanya gerbang antara dua dunia. Budaya ini lalu dibawa oleh bangsa Eropa ke Amerika Serikat.

Nah, berencana untuk ikut merayakan Halloween dengan menonton serial TV di rumah bersama teman-teman? Simak 5 serial horor top rated baru di tahun 2016 yang cocok untuk menemani momen tersebut. Serial di bawah ini rata-rata memiliki rating yang bagus dan sudah menyelesaikan season 1-nya. Cocok banget ditonton secara maraton di malam yang seram ini!

 

Stranger Things

kuartet2

Mengambil latar tahun ‘80-an di kota kecil bernama Hawkins, Stranger Things menceritakan kisah seorang anak bernama Will Byers (Noah Schnapp) yang menghilang secara misterius. Sang ibu, kakak, para polisi, dan sahabat-sahabat berusaha menginvestigasi apa yang sebenarnya terjadi kepada Will. Di saat yang nyaris bersamaan, muncul seorang anak perempuan misterius bernama Eleven. Penampilannya sungguh aneh; rambut dipotong cepak dan tidak lancar berbicara.

Stranger Things bisa dibilang adalah sebuah serial gado-gado perpaduan antara sci-fi, horror, dan adventure. Menariknya, kalian bakal menemukan banyak referensi tentang film-film legendaris seperti Alien, The Poltergeist, atau E.T. Selengkapnya baca review non spoiler season 1 di sini.

Rating

IMDb – 9.1
Rotten Tomatoes – 90% Metacritic – 78% (dari 34 critics)
Variety – 80
Time –80
Entertainment Weekly – 75

 

The Exorcist

The Exorcist.jpg

Sempat booming di tahun 1973 silam, The Exorcist kembali dihidupkan melalui serial televisi. Diceritakan seorang anak perempuan berusia 12 tahun kerasukan setan dan ibunya berusaha untuk menyembuhkan sang anak melalui proses exorcism yang dilakukan oleh dua pendeta berbeda sytle.

BACA JUGA: [Overview] The Exorcist: When The Old is New Again

Serial The Exorcist mengambil setting waktu 40 tahun setelah event dalam film namun dengan plot yang serupa. Dari opening scene saja, serial ini mampu menangkap atmosfer yang ditawarkan versi filmnya. Hal ini juga didukung komposisi musik yang terdengar sangat menyeramkan. Masih kurang? Coba lihat performa para aktor dan aktris yang sangat apik. Grafis dengan efek disturbing juga dipastikan muncul (lihat efek ketika seorang anak dirasuki setan) pasti semakin membuat tidurmu tidak nyenyak.

Rating

IMDB: 8.3/10
Metacritic: 62%
Rotten Tomatoes: 77%

 

Outcast

outcast

Dibuat oleh kreator The Walking Dead, Robert Kirkman, premis Outcast sebenarnya klise: seorang anak muda bernama Kyle Barnes yang sering mendapat peristiwa aneh di hidupnya. Dulu ibunya sering kesurupan, disusul kemudian istri Barnes. Setelah dewasa, ia mencoba mencari jawaban mengapa hal itu terjadi. Tak disangka Barnes justru punya kemampuan untuk melakukan exorcism.

Secara sinematografi, Outcast bisa membuat hidupmu tidak nyaman dengan menunjukan grafis yang mengerikan. Coba saja lihat scene seorang anak kecil membunuh kecoa di dinding dengan membenturkan kepalanya berkali-kali hingga berlumuran darah. Itu baru satu contoh, lho. Kuat untuk menontonnya?

Meski sudah banyak serial atau film dengan tema sama, Outcast secara unik membawa penonton untuk terhubung dengan para karakter yang muncul dan merasakan ketakutan secara psikologis bersama-sama dengan mereka. Hal ini memunculkan efek yang lebih realistis dan humanis ke acara ini. Robert Kirkman—sang kreator juga berujar jika serial ini akan penuh dengan scene menegangkan dan grafis-grafis disturbing.

Serial yang terinspirasi dari komik ini tayang pada 3 Juni 2016 dan sudah menyelesaikan season 1 pada episode ke-10 yang tayang 12 Agustus lalu.

Rating

IMDB: 7.7/10
Rotten Tomatoes: 79%
Metacritic: 70%

 

Channel Zero

teethmonster

Premis dasar Channel Zero adalah mengadaptasi cerita-cerita creepypasta (cerita horor online) yang sudah terkenal dan membawanya ke dalam cerita yang lebih gelap, seolah-olah cerita tersebut nyata adanya.. Enam episode pertama Channel Zero akan menceritakan kisah Candle Cove—cerita horor buatan Kris Straub yang mengisahkan user forum online sedang berbagi cerita tentang acara tv anak-anak yang sebenarnya tidak pernah ada. Selengkapnya baca selayang pandang GeekNonton:

BACA JUGA: [OVERVIEW] CHANNEL ZERO: Cerita Horor Online Di Layar Kaca

Channel Zero layak jadi tontonan tahun ini karena mengambil formula yang membuat Stranger Things begitu sukses. Tak hanya itu, konsep antologi membuat Channel Zero akan menghadirkan cerita-cerita baru, sehingga tidak stuck pada satu tema saja.

Rating
IMDB: 7.6/10
Rotten Tomatoes: 91%
Metacritic: 73%

 

Preacher

preacher2

Diproduseri oleh Seth Rogen dan Evan Goldberg, Preacher menambah padat serial yang terinspirasi dari judul komik keluaran DC. Preacher merupakan serial cult yang bercerita tentang seorang pengkhotbah atau evangelis Jesse Custer (Dominic Cooper) yang dirasuki entitas misterius di dalam tubuhnya sehingga ia mempunyai kekuatan luar biasa. Bersama dengan mantan kekasihnya, Tulip, serta vampir bernama Cassidy, Custer berpetualang untuk “mencari” Tuhan secara harfiah.

BACA JUGA: [REVIEW] PREACHER Season 1 Episode 1: “Pilot”

Preacher punya grafis yang unik. Banyak scene yang sarat akan adegan sadis. Ada pula momen-momen seram yang bisa bikin kamu melompat dari sofa. Nilai plus dari serial ini terletak pada karakter yang unik dan jalan ceritanya tidak membosankan.

Season 1 Preacher mulai tayang pada 22 Mei 2016, dan berakhir pada 31 Juli 2016 dengan total 10 episode.

Rating
IMDB: 8.2/10
Rotten Tomatoes: 89%
Metacritic: 76% dari 37 review

Tinggalkan Balasan