Sulit rasanya untuk tidak membandingkan serial Mech-X4 dengan film Pacific Rim (2013) atau mungkin serial Power Rangers. Mech-X4 mengekstrak winning formula dari dua tayangan tersebut sehingga terlihat cukup mirip. Robot raksasa yang dipiloti manusia? Ada. Monster? Ada juga. Yang jadi faktor pembeda, pengendali robot di Mech-X4 adalah…para remaja nan lucu!
Sekilas Cerita
Ryan Walker, terlihat seperti anak sekolah pada umumnya. Namun, ia menyimpan rahasia besar karena mengetahui dirinya adalah “technopath” atau seseorang dengan kemampuan mengendalikan teknologi menggunakan kekuatan pikiran. Suatu hari ia tidak sengaja “membangunkan” robot raksasa setinggi 45 meter bernama Mech-X4. Secara kebetulan, monster-monster raksasa yang menjadi ancaman bagi Bay City sudah mengantre di depan mata.
Ryan tak sendirian dalam mengoperasikan Mech-X4. Ia ditemani oleh Harris, Spyder, dan Mark. Keempatnya punya peran yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Ryan (Nathaniel James Potvin) bertugas menggerakkan robot karena dia adalah, well, technopath.
Spyder (Pearce Joza) mengurus bagian senjata. Berjiwa petualang dan pemberani. Tak hanya itu, ia adalah “pelawak” di grup karena sifatnya yang lucu.
Harris bertanggung jawab di sistem defense. Basically dia adalah otak dari grup. Dia sangat berhati-hati dan protektif terhadap teman-temannya. Dia adalah geek yang selalu memastikan untuk memaparkan seluruh fakta sebelum terjun beraksi. Punya kemampuan bela diri adalah salah satu kelebihannya.
Mark (Raymond Cham) bertugas sebagai mekanik. Mark merupakan kakak dari Ryan. Tugasnya adalah untuk memperbaiki semuanya. Dia terbiasa menjadi pemimpin di keluarga, namun di saat beraksi dalam Mech-X4 dia harus membiarkan adiknya bersinar.
Lalu, darimana monster berukuran besar berdatangan? Dibuat oleh siapakah Mech-X4 dan apa tujuannya?

Semua Boleh Nonton

Mech-X4 bisa dinikmati oleh semua umur. So, kita bisa membayangkan cerita agak ringan akan tersaji. Namun, Mech-X4 berbeda dengan tipikal serial Disney selama ini karena punya grafis realistis, action-packed, dan jalan cerita yang seru. Lihat saja penampilan robot dan monster terlihat real. Begitu juga dengan efek CG, sudah terasa mantap untuk ukuran serial televisi.
FIRST IMPRESSION
Meskipun secara sekilas seperti perpaduan antara Power Rangers dan Pacific Rim, tone Mech-X4 cukup berbeda. Petualangan bergaya futuristik lebih menekankan pada unsur fun dan komedi. Jangan berharap pula plot twist yang terlalu rumit karena memang sang produser berharap tayangan ini bisa dinikmati anak-anak. Meskipun demikian, saya melihat Mech-X4 lebih cocok untuk kalian yang berumur 8-20 tahun.

Saya adalah penggemar berat Pacific Rim. Meski tak masuk range umur diatas, saya merasa cocok sekali dengan serial ini. Meski plotnya mudah tertebak (tipikal serial Disney), namun boys always be boys; selalu girang melihat Robot vs. Monster. Apalagi desain robot disini nggak kalah keren dari Pacific Rim ataupun Power Rangers, lho!
Untuk kalian yang butuh hiburan ringan, Mech-X4 cocok jadi tontonan pelepas penat sehabis sekolah ataupun bekerja. Atau untuk kalian yang sudah punya anak, boleh juga Mech-X4 dijadikan “menu” nonton bareng di akhir pekan.
Mech-X4 Overview
Genre: Sci-fi, Teen
Kreator: Steve Marmel
Eksekutif Produser:
- Steve Marmel
- Anupam Nigam
- Zach Lipovsky
- Brian Hamilton
Saluran: Disney Channel
Tanggal Tayang: 11 November 2016 (premiere season 1)
Cast:
- Nathaniel Potvin – Ryan
- Raymon Cham – Mark
- Kamran Lucas – Harris
- Pearce Joza – Spyder
Cocok bagi penyuka:
- Film Pacific Rim.
- Sci-fi ringan bertema robot vs. monster
- Serial dengan karakter utama anak-anak lucu.