Pennyworth: Kisah Spionase ala ‘Pelayan Setia’ Batman

Sebuah tayangan bertema Batman tanpa Batman… agak aneh ya? Mungkin itu yang terlintas pertama kali saat serial Gotham diluncurkan beberapa tahun silam. Meski tidak fokus pada the caped crusader itu sendiri, Gotham nyatanya memiliki pesona tersendiri dengan mengalihkan lampu sorot ke tokoh Jim Gordon. Nah konsep serupa sepertinya akan diterapkan pada serial Pennyworth.

Pencipta Gotham, penulis Brunno Heller dan sutradara Danny Cannon, kembali berduet untuk menggarap Pennyworth, serial yang didasarkan pada karakter DC buatan Bob Kane dan Bill Finger. Seperti yang sudah bisa ditebak dari judulnya, Pennyworth menceritakan tentang origin story dari orang kepercayaan Batman: Alfred.

Bagi yang belum tahu (emang ada?) tokoh Alfred di Batman universe, saya ceritakan sedikit. Jadi, Alfred Pennyworth adalah pelayan setia keluarga Wayne. Setelah tewasnya Thomas Wayne, Alfred yang sebenarnya masih shock harus menjadi pengasuh sekaligus mentor Bruce Wayne muda. Dia adalah terang bagi gelapnya Batman. Tanpa dia, Batman nggak pernah ada. Setiap Batman terjatuh, Alfred-lah yang membangkitkan, meski tak jarang ia diacuhkan oleh majikannya

Pelayan idaman setiap keluarga, bukan? Kini masa lalunya yang misterius siap dibuka untuk publik.

Ceritanya…
Disini Alfred Pennyworth (Jack Bannon) digambarkan masih berusia muda sekitar 26 tahun, yang baru saja menyelesaikan masa bakti militer sebagai prajurit SAS. Sekembalinya dari tugas militer, Alfred beserta dua rekannya Dave Boy (Ryan Fletcher) dan Bazza (Hainsley Lord Bennett) membuka firma keamanan di London tahun 1960an demi bisa menyambung hidup. Wiraswasta gitu deh.

Alfred kemudian bertemu dengan dua agen Amerika, Thomas Wayne (Ben Aldridge) dan Martha Kane (Emma Paetz) yang memiliki interest khusus terhadap pemerintahan Inggris. Nantinya Alfred juga akan berhadapan dengan Lord Hardwood (Jason Flemyng) dan kelompok ‘Raven Society’ sebagai karakter antagonis utama di season pertamanya kelak.

Raven Society ini merupakan organisasi kriminal rahasia yang memburu Thomas Wayne. Entah apa alasannya, yang jelas orang-orang di sekitar Alfred juga ketiban sial karena terlibat dalam lingkaran kompleks. Disitulah Alfred dipaksa untuk mengeluarkan skill-nya sebagai prajurit padahal ia sudah berjanji akan menjauhi dunia kekerasan dan pertumpahan darah setelah perang usai.

Jauh dari kesan Serial Superhero
Daripada susah-susah memikirkan kalau Pennyworth ini serial superhero atau bukan, lebih masuk akal kalau melihat Pennyworth sebagai tayangan aksi thriller mata-mata klasik ala James Bond tahun ‘60an. Pembawaan aktor Jack Bannon seperti perpaduan Daniel Craig dan Timothy Dalton—dua pemeran James Bond yang flamboyan. Posternya pun berorientasi demikian.

Kadang penonton dibuat gemas dengan karakter Alfred. Likable sih, tapi di saat bersamaan dia juga “sulit diikuti”, yang membuatnya sangat menarik untuk seorang karakter utama. Ia juga sering mengabaikan nilai-nilai kebaikan dalam menyelesaikan masalah.

Penonton seakan dipaksa untuk menerima kalau Alfred sebenarnya badass. Menarik untuk melihat setiap horor yang dialami oleh Alfred semasa muda. Semua kesulitan itu yang menjadikan karakter ini selalu bisa meng-handle situasi di film Batman yang kita kenal. Disini, semua diceritakan dari awal—Alfred tidak perlu kostum untuk menjadi superhero.

Prediksi
Dari beberapa ulasan di luar sana, serial yang ditayangkan Epix ini masuk ke golongan “fantastis.” Visual alternate history London di tahun 60-an, dikombinasi soundtrack keren macam The Rolling Stones membuat Pennyworth menyenangkan untuk ditonton, apalagi menghadirkan aksi-aksi yang tidak dibayangkan sebelumnya. Yang jelas, serial ini bukan buat kalian yang ingin mencari tontonan superhero (DC khususnya) macam The Flash atau Supergirl. Seperti yang saya bilang, serial ini lebih mirip film spy-thriller klasik dengan segala kebrutalan dan plotting. Layak kok untuk diikuti.

Pennyworth mulai tayang secara resmi pada tanggal 28 Juli 2019. Season 1 akan berjumlah 10 episode.

-OVERVIEW-