Review

[REVIEW] STRANGER THINGS SEASON 3 EPISODE 2: “THE MALL RATS”

Kapanpun ada petir merah di langit nan gelap, disitu kita tahu kalau sesuatu yang buruk terjadi di dunia Stranger Things. Benar saja, episode kedua membuktikan itu. Billy berhasil kabur dari gudang kosong dimana sebelumnya ia diseret oleh sosok misterius.

Good news buat penggemar Billy karena ia tidak mati prematur (ketebak sih). Bad news, Billy yang sekarang ini adalah masalah baru bagi Hawkins’ gank. Sejak kemunculan musim lalu, Billy bukan karakter yang bisa dicintai meskipun kita tahu sedikit tentang background abusive dari ayahnya. Apalagi sekarang yang ia dikontrol oleh makhluk Upside Down.

So, apa yang terjadi? Billy seperti terjebak sebentar di Upside Down. Hal yang baru adalah pemandangan dimana ada orang-orang super menyeramkan disitu, ditambah doppelganger Billy. Belum pernah diperlihatkan gejala ini saat Will masih sering pulang pergi ke Upside Down di musim sebelumnya. Setelah kembali ke dunia nyata, jelas Billy adalah kaki tangan dedemit Upside Down. Belum jelas apakah ini perbuatan Mind Flayer atau bukan. Tapi arah ke sosok itu jelas terlihat. Apakah Mind Flayer menjadi lebih kuat seiring dengan bertambah dewasanya anak-anak Hawkins?

Nyaris saja Mrs. Wheeler jadi korban pertama Billy. Syukurlah nggak jadi. Ibu dari Mike itu sadar kalau pertemuan dengan Billy bakal berdampak buruk bagi keluarganya. Nice call, Mrs. Wheeler! Sempat kaget waktu adegan Mrs. Wheeler coba menemui Billy di kolam renang. Disitu sempat diperlihatkan Billy tiba-tiba menjebleskan (aduh, bahasa Indonesianya apa ya?) kepala Mrs. Wheeler dengan sangat keras ke rak kayu. Untung cuma penglihatan aja.

Hal yang benar-benar dilakukan Billy adalah menculik rekan kerjanya lalu mempersembahkan kepada sosok di gudang kosong. Benar-benar membawa Billy ke tingkatan asshole yang lebih tinggi. Eh tapi ini bukan Billy, ding.

Material Girls
Intervensi Hopper membuat Mike terpaksa berbohong kepada Eleven. Mike mengarang cerita kalau sang nenek sedang sakit untuk membuat jarak antara dia dan Eleven. El mungkin terlalu polos, tapi dia tahu kalau seseorang sedang berbohong. Akhirnya, El “membuang” Mike.

El tentu saja tidak beraksi sendiri. Di episode ini terbentuklah relationship antara Max dan El. Bikin senyum aja sih, di musim lalu Eleven benci banget sama Max karena salah paham. Keduanya bersenang-senang seperti lirik lagu Material Girl dari penyanyi Madonna; nggosip, bercanda ria, shopping, nongkrong di gerai es krim, ngerjain orang, dan kegiatan remaja putri lainnya ketika sedang hang out.

Kelompok cowok-cowok juga nggak mau kalah. Lucas dan Mike saling sharing hubungan masing-masing. Lucas jadi pihak paling (sok) ngerti dengan membeberkan kalau sudah lima kali putus-nyambung dengan Max tapi selalu bisa kembali bersama. Will, masih berada di luar lingkaran. Kasihan kalau ngeliat Will.

maxel

Saking dekatnya sampai-sampai Max nginep di rumah Eleven. Hopper sempat mengira kalau Mike nekat mendekati putrinya lagi.

Kejadian horor terjadi ketika Max dan Eleven bermain russian roulette. Eleven memata-matai Billy ketika Billy sedang melakukan kejahatannya. Billy ternyata bisa merasakan kalau Eleven disana. Otomatis Eleven terkejut dan ketakutan. Dugaan sementara sih Eleven tahu kalau ancaman Mind Flayer masih ada.

Hey, Tikus-tikus Kantor

Tikus-tikus tak kenal kenyang…
Rakus, rakus bukan kepalang…

Lah malah nyanyi lagu Iwan Fals.

Tapi ada benernya kok. Nancy dan Jonathan—keduanya bekerja di Hawkins Post—diam-diam menginvestigasi laporan seorang nenek bernama Mrs. Driscol yang melihat tikus berperilaku aneh. Dan Mrs. Driscoll nggak bercanda. Ada bukti kalau tikus-tikus sekarang makan pupuk dengan lahapnya.

Lebih aneh lagi setelah Nancy dan Jonathan melihat sendiri sosok tikus agresif itu. Nah, hal yang Nancy dan Jonathan tidak lihat adalah bagian dimana si tikus tiba-tiba meledug menjadi gumpalan lalu kabur dari kandang. Menjijikkan.

Musuh baru
Seakan kekurangan karakter menjengkelkan, kita diperkenalkan kepada Walikota Larry Kline yang jadi masalah bagi Hopper (atau sebaliknya?). Walikota nggak peduli kalau masyarakat banyak protes karena kehadiran Starcourt Mall. Toko-toko jadi sepi. Dari interaksi Hopper dan Kline, bisa dipastikan kalau Kline ini tipe politisi busuk yang nggak mikirin nasib rakyat kecil.

Ngomongin Hopper, dia sukses mengintimidasi Mike agar tidak terlalu dekat dengan putrinya itu. Meski caranya salah, Hopper jadi pede dan akhirnya mengajak Joyce untuk “nge-date”. Bilangnya sih bukan nge-date ya, tapi kan kita tahu ekspresi Hopper…

Sayang, Joyce malah keasyikan melakukan investigasinya sendiri. Dia belajar tentang elektromagnet dengan another fan-favorite: Mr. Clarke. Obrolan kedua karakter tersebut menjadi salah satu interaksi menarik di episode ini. Joyce mencium ada yang nggak beres tentang magnet-magnet di kota Hawkins.

Di lain pihak, David Harbour sang pemeran Jim Hopper diberi kesempatan untuk meng-explore kekuatan aktingnya dalam satu episode. Ada senang, marah, sedih, kecewa, mabuk-mabukan. Komplit. Berharap saja ke depan Joyce bakal mengiyakan ajakan nge-date dari Hopper. Pasangan ini lucu sebenarnya.

Trio Baru
Hal paling nggak biasa adalah terciptanya garis batas antara geng Hawkins. Seperti rentan perpecahan. Berbeda dari musim-musim sebelumnya yang kita bisa menyaksikan anak-anak itu selalu bersama. Sekarang? Mereka terpisah satu sama lain.

Di episode “The Mall Rats” reuni tercipta antara Dustin dan Steve. Steve antusias banget menyambut Dustin, sampai-sampai Robin penasaran Steve itu punya berapa temen yang bentuknya kayak anak-anak gini. Hahaha…

dustinsteve

Okelah nggak apa-apa kita kehilangan geng Hawkins karena trio baru terbentuk: Dustin-Steve-Robin. Sempat mengira kalau adanya Robin bakal mengganggu daya tarik Dustin/Steve, tapi ternyata tidak. Justru Robin menambah seru grup ini menjadi lebih dinamis dan fluid, mengingat Robin punya otak encer serta berkemauan kuat.

Robin-lah yang menjadi kunci memecahkan teka-teki rekaman berbahasa Rusia yang dibawa oleh Dustin. Awalnya mereka mengira kalau pesan itu benar-benar dari negeri nan jauh disana. Ironisnya, Steve-lah yang menguak kalau rekaman itu diambil di Starcourt Mall! Kenapa Startcourt Mall? Nggak ada tempat yang lebih rahasia buat agen-agen Rusia itu? Apa yang membuat mall baru di Hawkins itu begitu spesial?

Anyway, it’s official: kita punya skuad Scoops Ahoy!

Conclusion
Episode kedua makin membuat penonton penasaran. Masih belum membuka apa permasalahan yang sebenarnya. Misteri monster baru yang mengontrol Billy, hilangnya daya magnet yang diselidiki Joyce,  investigasi ala duet “detektif” Nancy-Jonathan dan permainan mata-mata ala skuad Scoops Ahoy membuat beberapa plot baru yang semuanya menarik.

Disamping itu masih ada efek-efek kejutan yang bisa diberikan. Development karakter untuk Eleven ternyata masih diperhatikan detailnya. Dinamika hubungan remaja jelas akan memperumit grup Hawkins untuk menumpas oposisi nantinya. Apapun bentuknya

OVERALL SCORE: 8.5

GeNocite:

  • Buat shopping duit dari mana nih, El dan Max? Anyway, menyenangkan melihat Eleven banyak ketawa.
  • Diam-diam hubungan Lucas dan Max intens ya, sampai-sampai putus nyambung lima kali.
  • Bakal balikan, El dan Mike?
  • Mind Flayer bakal punya prajurit lebih banyak nih…

One thought on “[REVIEW] STRANGER THINGS SEASON 3 EPISODE 2: “THE MALL RATS”

  1. Siapa yang menyangka Steve bakal jadi salah satu karakter favorit gue? Karakter-nya semenjak Season 2 bukan jadi lebih dekat dengan para perempuan malah lebih dekat dengan anak-anak xD Bromance-nya dengan Dustin juga jadi poin yang menarik di Season 2, gak heran gue ikut girang ngeliat reaksi Steve yang girang abis tau bahwa Dustin udah pulang dari kamp musim panas. Udah sampe Season 3, development para karakter-nya makin luar biasa ya. Apalagi Nancy, jadi lebih dewasa dan pintar. Sayang, karakter Mike jadi nyebelin disini :’v

Tinggalkan Balasan