Grimm is back! Setelah hiatus lebih dari satu bulan, Grimm kembali menemui penonton setianya. Pasti semua penasaran dengan kelanjutan dari ending episode 6 yang memperlihatkan sosok yang sangat familiar. Benarkah Juliette masih hidup?
Bagi penonton yang mengikuti Grimm sedari awal, pasti menyadari perubahan drastis yang terjadi. Dari sebuah serial prosedural dengan bumbu supernatural, kini berubah menjadi (nyaris) pure supernatural. Memang ada satu-dua scene yang menunjukkan jika Nick masih menjabat sebagai detektif, namun plot yang ketat tidak membiarkan Nick bernyaman-nyaman ria dengan profesi utamanya tersebut.
Pun demikian dalam ‘Eve of Destruction’. Secara garis besar, episode ketujuh masih dalam laju full speed. Tidak ada kata istirahat untuk Nick and the gank setelah dijebak oleh sebuah pergerakan Wesen bawah tanah. Akhirnya kita tahu ancaman dari pergerakan misterius tersebut berasal dari Schwarzkralle atau ‘Black Claw’.
Sosok mirip Juliette yang menyelamatkan Nick dan kawan-kawan ternyata memang Juliette. Organisasi rahasia pemerintah, Hardian’s Wall, adalah “tersangka” utama dalam kebangkitan Juliette. Meisner kini memegang kendali atas Hexenbiest yang sangat powerful itu dan memprogram ulang Juliette sebagai senjata dengan menyandang nama baru, Eve. Trubel pun sebenarnya mengetahui Juliette masih hidup, namun somehow tidak mengatakannya pada Nick.
Kata program ulang sebenarnya kurang tepat juga, karena Juliette masih bisa mengingat segalanya tentang Nick. Awalnya saya menduga Juliette bakal dibuat hilang ingatan dan benar-benar dipergunakan menjadi mesin pembunuh murni. Metamorfosis dari Juliette ke Eve sebenarnya tidak terlalu terasa. Kita sama-sama tahu bahwa the old sweet Juliette sudah tidak ada lagi semenjak ia berubah menjadi Hexenbiest.
Setelah kini menjadi Eve, akting Tulloch nyaris sama. Hanya saja sekarang dia membawakan karakter yang lebih dingin dan kejam. Namun kita tetap beri apresiasi kepada Tulloch sebagai pemeran Juliette/Eve karena dari sekian banyak karakter dalam Grimm, peran dia lah yang paling kompleks dan progresif perubahannya.
Kembali pada permasalahan Black Claw. Pergerakan ini sudah tercium oleh Wesen Council, bahkan sebelum Rosalee menghubungi Council untuk meminta bantuan. Sayangnya penyebaran Black Claw ternyata sudah sampai kemana-mana. Council pun diporak-porandakan oleh seorang pengkhianat saat perwakilan anggota Council dari seluruh dunia mengadakan jajak pendapat bagaimana penanganan yang tepat untuk Black Claw. Saat itu Alexander berhasil kabur. Saya nggak heran kalau nantinya Alexander ujung-ujungnya kabur ke Portland. But, seriously? Segitu rapuhnya keamanan dari organisasi sebesar Wesen Council? Ini organisasi yang sedari awal kita tahu sangat powerful dalam mengendalikan Wesen. Terkesan terlalu mudah ditembus.
Keanehan tidak berhenti sampai disitu. Nick, Hank, Wu, dan Renard secara ceroboh meninggalkan Xavier (si Wesen berwajah menjijikkan) “sendirian” dalam sel tahanan. Padahal sebelumnya mereka sepakat untuk memindahkannya ke tempat yang lebih aman mengingat status Xavier sebagai informan penting. Dan ini bukan pertama kalinya seorang Wesen mati di tahanan. Mereka harusnya belajar dari pengalaman, apalagi kini ancamannya lebih besar.
‘Eve of Destruction’ juga memperkenalkan kita pada Lucien, pemimpin Black Claw. Untuk ukuran pemimpin, pembawaannya kurang karismatik. Pidatonya juga datar saja saat pemakaman belasan anggotanya yang mati karena Juliette/Eve. Lucien pula lah yang mengkomando salah satu bawahannya untuk membunuh Xavier di tahanan polisi.
Plot yang agak lemah menurut saya, adalah peran Eve dalam memerangi Black Claw terlalu yang krusial. Hardian’s Wall seakan tidak punya plan A dan langsung ke melaksanakan plan B. Padahal mereka tidak pernah tahu si Juliette bakal berubah menjadi Hexenbiest sebelumnya. Apa yang akan dilakukan Chavez dan Meisner bila Juliette bukan seorang Wesen? Apa mereka tidak punya pasukan khusus Wesen untuk berhadapan dengan Black Claw? Sejauh ini yang kita tahu hanya Trubel yang dikerahkan untuk berkeliling dunia menangani Black Claw, dan itu juga dia kewalahan.
Untungnya episode ini tidak terganggu dengan kasus filler, sehingga penonton bisa menikmati story arc tentang Black Claw secara full. Oh iya, ada juga kegundahan Adalind tentang kebangkitan Juliette. Adalind merasa terancam, namun di satu sisi ia juga menyesali semua perbuatannya pada Nick. Ada satu momen romantis di mana mereka ingin membuat nyaman satu sama lain walaupun mereka masih dalam tahap ‘tidak terdefinisi’. Tidak perlu diceritakan lagi rumitnya hubungan mereka dari season 1 hingga sekarang.
Well, episode ketujuh di season 5 memang tidak sempurna. Masalah demi masalah di tumpuk terlalu tinggi. Untuk membabat plot yang menggurita bakal membutuhkan waktu yang lama dan arahnya sendiri belum tertebak. Untungnya Grimm selalu menghadirkan episode yang cukup solid, termasuk kali ini. Great comeback from Grimm!