Review

[REVIEW] MASTER OF NONE SEASON 1 EPISODE 1: PLAN B

Sudah banyak komedian yang mengangkat cerita pribadinya menjadi sebuah film atau serial. Kalau di Indonesia punya Raditya Dika atau Ernest Prakasa, Amerika punya Aziz Ansari. Di tengah berjejalnya karya sejenis, Master of None punya performa yang menjanjikan.

Awalnya saya skeptis, karena cerita komedi based on reality biasanya monoton. Tapi setelah menonton episode perdana Master of None, saya merasakan ada kharisma yang berbeda dari Aziz. Cara pikir yang polos dan jujur konsisten dipertontonkan dari awal hingga akhir. Entah kenapa ada aura ‘ketulusan’ di dalam serial ini yang membuat ceritanya tahan berhari-hari di benak saya.

car

‘Plan B’ diawali dengan aksi ranjang Dev (Aziz Ansari) yang sederhana tapi mungkin juga dialami orang-orang di dunia nyata. Di tengah berhubungan seks, Dev mengalami kondom bocor. Dia dan “lawan main” harus googling terlebih sebelum pergi ke apotek untuk membeli obat pencegah kehamilan

Kejadian berikutnya lebih unik lagi. Amanda terpaksa menitipkan kedua anaknya, Lila dan Grant, pada Dev. Awalnya memang bisa diatasi, namun tidak butuh waktu lama untuk keadaan nyaris di luar kendali. Momen yang terjadi begitu smooth dengan kenakalan polos anak kecil. Bayangin aja betapa malunya Dev ketika mereka bertiga masuk ke café dan Lila berteriak sambil menunjuk ras orang-orang yang ada di sana. “Black Lady! Chinese Man…!” Ada pula kejadian ketika Grant tertangkap karyawan supermarket karena mengkontaminasi satu rak frozen waffle dengan alat kelaminnya. Namun pada akhirnya semua bisa dilalui Dev dengan baik.

tos

Episode perdana dari Master of None meninggalkan kesan yang dalam. Adegan menjaga anak-anak yang ditinggal orang tuanya pasti sudah sering kita lihat di tayangan lain, namun Master of None membuatnya lebih manusiawi dari sudut pandang seorang Aziz Ansari. Tidak ada kejadian yang dilebih-lebihkan. Reaksi Dev pun sangat natural saat menemani anak-anak tersebut. Berbagai fakta sederhana berhasil membuat kita merenung sendiri. Hitam putih mengenai keputusan memiliki anak semuanya dikemukakan dengan alasan yang sederhana namun sering terlewat oleh kita.

rasis

Jelas ending mengenai sandwich adalah sesuatu yang nakal dari Dev, tapi benar-benar di luar dugaan.

Tinggalkan Balasan