Review

[REVIEW] MASTER OF NONE SEASON 1 EPISODE 2: PARENTS

Ada yang spesial di episode ini. Aziz mengajak serta orang tuanya untuk ikut ambil bagian dalam ‘Parents’. Berperan sebagai orang tua dari Dev, Fatima dan Shoukath Ansari sukses memberi kesan tersendiri. Kepolosan mereka membuat dialog yang keluar terdengar kocak. Meskipun cerita yang mereka ungkapkan sedikit berbeda dari pengalaman nyata, hubungan dinamis antara orang tua dan anak yang menjadi tema utama episode ini sukses dipaparkan secara ringan.

Ada dua plot utama dalam episode ini. Yang pertama adalah usaha Dev mendapatkan peran dalam film The Sickening, dan yang kedua sedikit banyak sudah digambarkan dalam judul di atas: Parents. Keduanya saling mengisi dan terkoneksi dengan apik.

audisi

Lika-liku Dev menjalani casting film merupakan lompatan karir, karena sebelumnya dia hanya berperan dalam iklan-iklan di televisi. Kebetulan dia menjalani casting secara online, dan kebetulan pula dia harus melakukannya di sebuah café demi Wi-Fi gratis. Tentu aksi cueknya membuat pengunjung lain berkerut dahi. Scene tersebut jadi salah satu favorit saya karena bisa menunjukkan aset fisikal nan kocak dari seorang Aziz Ansari.

azizbrian

Balik lagi ke plot Parents, Dev dan Brian (Kelvin Yu) memulai episode dengan kompak. Mereka sama-sama menolak permintaan dari ayah masing-masing. Padahal permintaan sang ayah cukup simpel lho, seperti membetulkan iPad yang error dan mengambilkan belanjaan di toko. Dev dan Brian malah memilih untuk tidak meninggalkan film X-Men yang baru. Sang ayah tidak langsung menghardik anak-anaknya dengan kasar, namun justru Master of None memperlihatkan scene flashback unik tentang cerita masing-masing ayah tersebut di kampung halaman yaitu India dan Taiwan.

1983

Flashback tersebut menceritakan masa kecil para ayah yang menderita sedari kecil, lalu memutuskan untuk mengadu nasib ke Amerika. Perjuangan keras sebagai imigran mereka jalani, sampai akhirnya mereka bisa sukses dan menyediakan segala kebutuhan primer hingga tersier bagi anak-anaknya sekarang.

1977

Scene di atas yang justru membuat penonton lebih trenyuh. Di satu sisi kita melihat cara pandang Dev dan Brian yang merasa kurang mendapat perhatian dan penghargaan dari orang tua, di sisi lain sang orang tua pun juga merasakan hal yang sama. Perbedaan cara pandang ini yang membuat ‘Parents’ terasa lengkap dan tidak mengagungkan salah satu posisi.

laugh

Butuh waktu untuk Dev dan Brian menemukan benang merah dari kisah orang tua masing-masing. Mereka pun mengajak sang orang tua untuk dinner bersama agar para anak lebih mengenal cerita hidup orang tua mereka secara intim. Di sinilah cerita yang tulus namun mengundang senyum dari masing-masing orang tua. Terutama Peter, ayah dari Brian yang semula kaku, perlahan mulai punya ekspresi.

petr

Sama seperti episode pertama, ‘Parents’ tidak menyediakan solusi bagi setiap permasalahan yang dipaparkan. Ansari dan Alan Yang sebagai penulis, memperlakukan konflik orang tua-anak yang pastinya akan berkelanjutan dan tidak berhenti pada happy ending saja. Betul jika ada sweet moments menjelang akhir, tapi Master of None menunjukkan bahwa akan selalu ada jarak antara Dev-Brian dengan para orang tua. Keegoisan posisi sebagai anak diperlihatkan dengan polos oleh Dev dan Brian, dan tentu saja tidak akan mengurangi kasih sayang orang tua (lihat bagaimana reaksi Shoukath untuk mensupport Dev saat gagal casting).

Overall, episode ini memang ditujukan untuk menyentuh kaum imigran di Amerika sana, namun garis besar ceritanya juga pasti pernah dialami oleh kita sebagai anak yang terkadang kurang menghargai keberadaan orang tua. Another nice episode from Master of None!

GeNocite…

  • Performance dari Peter (Clem Cheung) dari kaku menjadi sedikit-tidak-kaku saat dinner.
  • Dialog polos dari ayah dan ibu Dev.
  • Asian parents vs Western parents

Tinggalkan Balasan