Review

[REVIEW] FEAR THE WALKING DEAD Season 2 Episode 4: “Blood in the Streets”

Masih ingat dengan aksi Alicia yang bercurhat-curhat ria dengan seseorang bernama Jack di episode awal? Well, kita semua tahu jika tindakan Alicia itu tidak akan berakhir baik. Dan ketakutan kita akhirnya menjadi nyata dalam episode “Blood in the Streets.”

Meski agak mengganggu karena tidak dijelaskan apa tujuannya, cukup menarik melihat Nick sendirian berpetualang di sebuah daratan saat episode dimulai. Trik melumuri tubuh dengan darah infected digunakannya kembali demi mengaburkan aroma daging segar yang dapat membuat dirinya diburu para infected. Jujur saja sepanjang episode ini penonton dibuat bingung dengan motivasi Nick. Mengapa dia ada di sana? Apa tujuannya? Nanti kita bahas lagi.

nick

Di saat yang bersamaan, Abigail kedatangan tamu penting yang tiba-tiba merangsek masuk tanpa meminta persetujuan kru Abigail. Dua orang pria membawa satu wanita hamil yang ditengarai sedang kesakitan terkait kehamilannya. Turns out, Abigail justru dibajak oleh ketiga orang itu. Adalah Connor yang menjadi pimpinan grup kecil tersebut, diikuti wanita hamil (seingat saya namanya tak disebut), dan Jack! Yup, sosok “Jack” yang dihubungi Alicia via radio kini bisa kita lihat penampakannya. Kaget juga ketika Alicia bisa dengan cepat mengenali suara Jack secara langsung.

Strand kabur menggunakan perahu karet namun sempat ditembak beberapa kali oleh Connor. Alhasil ia terombang ambing di lautan lepas sembari menunggu perahunya kempes perlahan. Di dalam Abigail hanya ada Travis, Maddy, Daniel, Ofelia, Chris, dan Alicia yang jadi tahanan.

Travis dipaksa untuk menjalankan Abigail, namun ia harus mencari cara lain karena kunci kapal dibawa oleh Strand. Entah itu akal-akalan dari Travis atau memang begitu adanya, namun Travis berhasil membuang waktu sambil berpikir apa langkah selanjutnya. Di sudut lain, Maddy mencoba memancing perhatian sang wanita hamil agar Daniel bisa melepaskan ikatan di tangannya. Alicia nyatanya masih bisa percaya dengan Jack, begitu pula sebaliknya. Keduanya sempat mengobrol bahkan satu pelukan hangat didaratkan Alicia untuk Jack. Perbuatan bodoh? Bisa jadi. Namun saya sangat berharap jika sikap baik Alicia hanyalah trik untuk menjatuhkan Jack suatu waktu nanti. Itu bakal cool banget!

Ini pertama kalinya Maddy, Travis, dan Daniel dapat bekerja sama meski minim kata-kata. Semuanya bisa bekerja mandiri sesuai porsinya masing-masing, seakan sudah sadar bahwa tindakan nyata jauh lebih penting ketimbang harus susah payah bernegosiasi dengan makhluk hidup bernama “manusia.”

alicia

Sayangnya, pimpinan bernama Reed datang menghampiri dengan beberapa pengawal. Secara misterius ia membawa Travis dan Alicia, kemudian meninggalkan yang lain untuk dieksekusi. Mengapa mereka hanya membutuhkan Travis dan Alicia? Belum jelas terbaca. Namun bisa dipastikan episode selanjutnya akan berkutat dengan misi penyelamatan.

Nick, yang sudah meninggalkan Abigail jauh sebelum pembajakan kapal oleh komplotan Connor, ternyata mencari seseorang bernama Luis yang merupakan rekan dari Strand. Tentu mereka tak tahu jika seisi Abigail dalam bahaya. Mereka langsung sadar begitu Nick melihat ada orang asing memegang senjata di dalam Abigail.

Satu hal yang saya kagumi, entah pelatihan militer macam apa yang pernah dilakukan Luis, namun dengan menggunaan senjata laras panjang, ia sukses menembak dua orang di tengah ombak yang mengombang-ambingkan perahu karet miliknya. One shot one kill. Tak hanya sekali, namun dua kali! Well, saya tidak ingat mereka berhenti sejenak sebelum menembak, karena Nick langsung mengambil alih kemudi. Tapi jika benar boat terus melaju, Luis salah satu penembak jitu terbaik yang pernah ada di universe The Walking Dead.

Dari sini mulai terasa jika FTWD secara cepat menjadi another “The Walking Dead” show after all. Sosok villain sebagai ancaman tertinggi agak mengganggu kenyamanan menonton FTWD. Alasan saya menonton FTWD karena serial ini masih pure zombie drama. Nuansa horor nan kental dan twist cerita antar individu yang masih menyimpan banyak potensi, seharusnya menjadi jualan utama tayangan ini. Jujur saja saya masih ingin zombie memegang peranan penting ketimbang harus mengikuti plot grup satu bertempur melawan grup lain.

Episode ini juga menjadi edisi perkenalan dengan masa lalu Strand. Di sepanjang episode penonton diperlihatkan dengan fakta bahwa dia adalah seorang penipu dan pencuri kelas kakap. Tak tanggung-tanggung, orang yang dirugikan oleh Strand adalah kekasihnya sendiri! Wanita malang mana yang jadi korban Strand?

strand3

Salah besar. Korban Strand yang bernama Thomas Abigail adalah seorang pria! Artinya, selama ini Strand adalah seorang gay. Agak merinding melihat kedua orang yang berbeda ras tersebut berciuman.

FTWD mau mengambil resiko besar dengan pemilihan para karakternya, sangat kontras dengan apa yang dilakukan tayangan flagship. Di FTWD kita punya karakter orang kulit putih, orang keturunan Maori, orang latin, dan gay yang berkulit hitam. Diversifikasinya cukup luas sehingga menyenangkan untuk melihat karakter dengan beragam warna kulit.

Problemnya adalah, masing-masing karakter tidaklah cukup di kembangkan. Untuk Travis dan Maddy, no comment-lah. Sang kreator ingin dua karakter tersebut memegang peran utama. Namun sejujurnya saya ingin melihat lebih banyak aksi dari Daniel. Potensi Daniel sebagai fan favourite nomor satu sebenarnya sangat besar, mungkin bisa setara Daryl di TWD. Selain Daniel, Chris dan Ofelia jadi dua pihak yang terkesan underdeveloped.

Well, meski cukup menyenangkan untuk dilihat, episode ini tak ubahnya sebuah deja vu. suka tidak suka, grup Travis harus menghadapi ancaman dari villain bernama Reed. Entah dia pimpinan yang sebenarnya atau bukan, akan sangat disayangkan fokus FTWD beralih dari zombie ke perselisihan antar-grup secepat ini.

Tinggalkan Balasan