Review The Walking Dead

[REVIEW] THE WALKING DEAD Season 7 Episode 3: “The Cell”

SPOILER ALERT! Harap menonton episode “Season 7 Episode 3: The Cell” sebelum lanjut membaca ulasan di bawah ini

Meskipun di episode “The Cell” dipenuhi dengan background music yang ceria, jangan tertipu! Justru episode ini sama mengenaskannya dengan premiere season 7 kala dua heroes dibabat Lucille milik Negan. Tenang, tidak ada karakter protagonis yang tewas. Hanya benar-benar menderita. Sekali lagi, tekankan pada kata “menderita”.

Kalau episode lalu kita dibawa melihat isi The Kingdom, kali ini kita akan mengadakan study tour ke markas Saviour, “Sanctuary,” untuk melihat nasib salah satu karakter fan-favourite, siapa lagi kalau bukan Daryl. Pasca dibawa oleh Negan di episode premiere, kita tidak tahu bagaimana nasib Daryl. Sekarang lah saatnya untuk mengetahui secara detail. Selain Daryl, tangan kanan Negan bernama Dwight juga mendapat spotlight.

Flashback ke masa lalu, Daryl pertama kali bertemu dengan Dwight, Sherry (istri Dwight), dan Tina (adik Sherry) menjelang akhir season 5. Mereka sedang kabur dari Negan. Daryl mencoba menolong mereka. Setelah Tina dibunuh oleh walker, Dwight dan Sherry justru memutuskan untuk kembali ke Negan dan mengambil paksa motor serta crossbow Daryl. Pertemuan selanjutnya antara Daryl dan Dwight memakan korban dokter Denise. Dwight membunuh Denise dengan menembakkan crossbow hingga menembus mata sang dokter berbadan tambun tersebut. Saat itu kita melihat perubahan drastis Dwight dengan wajah setengah lumer, diduga kuat akibat benda panas. Nah episode ini juga menceritakan cerita dibalik rusaknya wajah Dwight.


Daryl sang Tahanan

Pertama, mari kita ikuti nasib malang Daryl Dixon di Sanctuary. Kabar baiknya, Negan tidak ada intensi untuk membunuh Daryl. Namun percayalah, sangat tidak mudah menyaksikan Daryl begitu menderita, diperlakukan bak binatang. Dia dikurung di sebuah sel kotor, tanpa penerangan sama sekali, telanjang, dan hanya diberi sandwich isi makanan anjing. Tidak cukup? Daryl bahkan harus mendengar lagu yang sama secara berulang-ulang, membuatnya tidak bisa tidur karena volume kerasnya.

tahanan

Semua hal itu dilakukan untuk mencapai breaking point dari Daryl. Penyiksaan secara psikologis dan psikis sekaligus terbilang cukup efektif untuk kebanyakan orang… dan untuk penonton. Hampir selama 45 menit durasi berjalan, kita menyaksikan Daryl tersiksa terus menerus. Perlukah? Atau sama berlebihannya dengan visualisasi kematian Glenn Abraham? Oke, disini pendapat orang terbelah dua; ada yang bilang scene panjang ini untuk memastikan jika penonton mendapat feel penderitaan Daryl, tapi ada juga yang bilang boring banget.

Menurut saya sendiri, lihat dari sisi positif. Kapan lagi kita melihat Daryl begitu remuk luar dalam. Bagian terbaik dari penyiksaan Daryl adalah ketika Dwight memberi sebuah foto kepada Daryl. Tidak yakin itu foto Abraham atu Glenn, yang pasti langsung membuat Daryl menangis kencang. Aktor Norman Reedus finally dapat panggung yang setara dengan Andrew Lincoln (Rick) ketika ia bisa menunjukkan kualitas akting luar biasa.


Dwight, Tangan Kanan Negan

Tugas untuk “menghancurkan” Daryl ada di pundak Dwight. Selama dia menyiksa Daryl, penonton justru mendapat kesempatan untuk bersimpati dengan nasib malang Dwight. Turns out, dulu Dwight juga mengalami nasib seperti Daryl, apalagi setelah mencoba kabur bersama sang istri. Namun dia punya breaking point yang membuatnya harus “menyerah” kepada Negan.

sherry

Titik lemah Dwight ada pada sang istri, Sherry. Negan bisa mengampuni Dwight dengan syarat Sherry menjadi tunangan Negan. Berkali-kali Negan merendahkan harga diri Dwight dengan menyebut kata istri “super-hot” di depan Dwight. Dirasa tak cukup Negan juga menghukum dengan menyetrika setengah muka Dwight. Tapi itulah metode Negan agar orang-orang tunduk kepadanya. Menyebarkan rasa takut yang teramat sangat.

Sayangnya, kita kok mendapat visual jika Dwight bukanlah orang jahat. Potensi untuk dia berbalik arah dan menjadi salah satu good guys cukup terlihat. Beberapa kali ada kesan dia berusaha menyelamatkan Daryl. Kalau transisi dari antagonis ke protagonis benar terjadi, menjadi agak klise mengingat beberapa kali serial ini punya karakter dengan kejadian serupa.


Negan, Raja Sanctuary

The Cell menempatkan Negan seperti raja. Bahkan lebih dari apa yang diperlihatkan King Ezekiel di The Kingdom. Setiap ia lewat, para pengikut harus berlutut atau akan ada konsekuensi. Lagi-lagi saya harus mengapresiasi aktor Jeffrey Dean Morgan. Meski terlihat sangat komikal, senyum jahatnya dan gestur tubuhnya terlihat perfect dibawakan oleh aktor berumur 50 tahun itu. Implikasinya, episode ini benar-benar menjadikan Sanctuary tempat yang tidak nyaman bagi penduduknya karena villain bernama Negan. Terlihat sekali aura ketakutan dari tiap-tiap anggota.

negan

Menjelang akhir episode, Negan memberi 3 pilihan sulit kepada Daryl: menjadi walker, melanjutkan penderitaan sebagai tahanan—bahkan lebih menderita, atau menjadi anak buah Negan dan hidup seperti raja. Negan dua kali bertanya “siapa kamu?” Semua anggota akan menjawab “Negan”.  Tapi tidak dengan Daryl. Yup, Daryl terkenal dengan kekuatan psikis dan fisik. Ternyata walaupun disiksa sedemikian rupa, sifat itu tidak hilang! Kemudian muncul pertanyaan dari penonton, bagaimana Daryl bisa lepas dari Negan? Ataukah dia punya story-arc seperti Beth? Bergabung dengan komunitas lain, lalu terbunuh karena melindungi orang yang baru dikenal?

Anyway, Negan tidak membunuh Daryl. Jadi, agenda Negan masih cukup misterius hingga akhir episode. Menariknya, tidak hanya kita yang simpatik terhadap Dwight, Daryl pun merasa demikian. Ketika Daryl dijebloskan ke dalam sel (lagi), Daryl mengatakan jika ia mengerti alasan Dwight selama ini. Momen kecil yang mengejutkan.


Dari tiga episode awal, episode ini masih belum menunjukkan potensi sebenarnya dari TWD. Meski sukses menghadirkan teror psikologis terhadap penonton dengan memperlihakan markas Savior, episode ini bukanlah untuk semua orang. Sangat berpotensi mendatangkan kebosanan bagi orang yang tidak benar-benar mendalami TWD. Sisi positifnya, “The Cell” berhasil hadirkan tensi tinggi dan development karakter yang jelas terutama untuk Dwight.

OVERALL SCORE: 7.5

GeNocite
  • Sherry diperankan oleh aktris Christine Evangelista. Tadinya sempat tidak mengenali karakter ini karena terlihat sangat berbeda saat pertama kali muncul di season 5.
  • Dua episode berturut-turut dengan background music yang catchy. Kalau di episode kemarin ada “Don’t Think Twice, It’s Alright” sekarang ada lagu “Easy Street” dari band Collapsible Hearts Club.
  • Menyenangkan melihat interaksi Negan dan Dwight saat membahas tentang kemaluan Dwight yang sempat di-“hap” oleh Eugene.

Tinggalkan Balasan