Review

[REVIEW] 24 LEGACY Season 1 Episode 3: 02:00 P.M. – 03.00 P.M.

Serial ini memang bukan dimaksudkan untuk membuat penonton tertawa, namun saya tidak bisa menahan senyum ketika twist besar terjadi di episode ini. Drew ternyata masih hidup!

Saya tidak habis pikir. Alkisah ada sepasang kekasih—murid dan guru kimia—yang sedang merencanakan aksi teror besar-besaran tapi justru gagal dalam tugas simpel sebagai teroris: membunuh orang. So, di sela-sela usaha untuk menyembunyikan bukti pembunuhan, sang mayat alias Drew tiba-tiba menghilang. Ini konyol bin absurd. Apakah mereka tidak sempat mengecek denyut nadi sebelumnya?

Drew bisa selamat karena ia berhasil dibawa ke rumah sakit. Nah, semoga saja plot Drew ini tidak klise dengan menggunakan “amnesia” sebagai senjata mengolor-olor waktu. Well, kita tahu kalau ada hukum di televisi berbunyi “kepala kejedot = lupa ingatan”.

Ending episode lalu sebenarnya cukup kuat dengan memperlihatkan Rebecca dan Andy ditangkap oleh Keith. Namun, di awal episode ketiga ini Keith cepat sekali memutuskan untuk memaafkan mereka sehingga terlihat agak miskin twist. Anyway, Andy mulai menjadi karakter yang menarik, apalagi setelah ia mengungkapkan ada relasi khusus dengan Locke. Karakter gay di Legacy? Hmm…

CTU akhirnya satu suara untuk membantu Eric. Ini episode pertama dimana Eric benar-benar memegang kendali dan bersinar dari karakter lain. Plot membajak kantor polisi benar-benar punya ending yang memuaskan. Seru lah, pokoknya. Saya berharap karakter minor Bates (si polisi yang membantu Eric) tidak cuma numpang lewat, meski keputusannya untuk membantu Eric agak tidak rasional.

Tentu saja puncak episode ini ada pada scene pertemuan Eric dan Ben di stasiun kereta. Kita memang menaruh belas kasihan kepada Ben. Kita tidak tahu seberapa besar pengaruh trauma masa lalu (PTSD), ataukah motif Ben semata-mata hanya karena butuh uang.

ericben
Gambar: 24: Legacy. FOX

Ketika Jadalla berhasil merebut flashdisk dari Ben, sekilas kita bisa melihat ada kesan ketakutan dan penyesalan di dalam diri Ben. Saya menunggu apa yang akan diberikan serial ini untuk Ben. Berharap saja Ben bisa “menebus” dosa di kemudian hari, berubah dari karakter annoying menjadi pahlawan.

Dari kantor John Donovan, ternyata diketahui kalau bukan Nilaa yang sudah mengakses informasi Army Rangers menggunakan akun Rebecca. Henry, ayah dari John, ada dibalik semuanya. Dia menyembunyikan sesuatu yang besar. Apakah ia berkomplot dengan para teroris? Jika iya, apa motifnya? Apa untungnya bagi Henry yang sedang berusaha menjadikan sang anak sebagai presiden?

Plot tentang Isaac tidak terlalu banyak diperlihatkan. Lewat bantuan dari CTU, Nicole berhasil mengetahui motif jahat Aisha. Keadaan kurang menguntungkan bagi Nicole karena ia sendirian—dikelilingi serigala yang dapat menerkam sewaktu-waktu. Kita tidak boleh meremehkan Nicole karena di episode pertama, dialah badass penyelamat Eric. Menarik untuk ditunggu aksi Nicole selanjutnya.

CONCLUSION

Angka “24” di depan judul Legacy mulai bisa diterjemahkan dengan baik di episode ketiga. Bisa dilihat dari dua sisi sebenarnya. Di satu sisi, kita mendapat formula juara khas 24, namun di sisi lain, kemiripan Eric dengan Jack Bauer seolah membuang potensi besar. Seharusnya acara ini bisa membentuk karakter utama yang benar-benar baru daripada hanya copy-paste.

Eric mau tidak mau harus percaya kepada CTU dengan Keith sebagai nahkoda. Flashdisk kini berada di tangan Jadalla. Apakah aksi teror besar-besaran akan segera terlaksana?

OVERALL SCORE: 7

Tinggalkan Balasan