Review

[REVIEW] LIMITLESS SEASON 1 EPISODE 1: PILOT

Sudah ada beberapa film yang diadaptasi menjadi serial televisi. Salah satu yang paling gress adalah serial berjudul Limitless. Serial yang mengambil tema tentang sains fiksi ini akhirnya menyapa penonton dengan episode “Pilot”. Yuk, bahas bersama-sama.

Limitless membawa penonton mengikuti perjalanan dari Brian Finch (Jake McDorman). Dia akan bercerita langsung kepada penonton (literally) tentang hidupnya yang kacau, tidak punya prestasi, dan sama sekali tidak bisa dibanggakan. Bisa dibayangkan betapa nggak enaknya saat makan malam bersama keluarga, Finch harus berusaha mempertahankan harga diri. Sayangnya setelah makan malam, ayah Finch kolaps.

sakit

Ayah Finch pun dirawat di rumah sakit. Pertanyaan sederhana darinya berupa “Bisa apa kamu untuk membantu Ayah?” membuat Finch ingin berubah. Finch bekerja sebagai pegawai lepas untuk menyortir (ribuan) employee files di sebuah perusahaan. Disitu lah ia bertemu dengan sahabat lama, Eli.

tidur

Dari Eli, Finch pertama kali meminum sebuah pil tanpa warna bernama NZT. Berawal dari situlah hidup Finch berubah. Ia mendadak dapat memaksimalkan setiap sel dari otaknya yang membuat dia mirip seperti superhero. Pekerjaan yang harusnya diselesaikan dalam dua minggu, ia dapat selesaikan hanya dalam dua jam. Penyakit ayahnya yang misterius dapat pula ia temukan penyebabnya. Basically, dia adalah manusia super!

nzt

Tentu semua ada harganya. Saat pengaruh obat itu habis, dia harus menghadapi kematian beberapa banker dan tanpa sengaja pula ia juga jadi buronan FBI. For your information, FBI tahu mengenai obat NZT, jadi pastinya Finch akan banyak berurusan dengan biro terkenal itu.

 Di salah satu adegan kejar mengejar, Finch pertama kali bertemu dengan agen FBI wanita bernama Rebecca Haris (Jennifer Carpenter). Tentu si Rebecca akan memegang peranan penting juga nantinya karena dia juga mengungkapkan punya “hubungan” dengan NZT. Tidak hanya dengan Rebecca, Finch akhirnya bertemu dengan sang calon “mentor”, Morra (Bradley Cooper). Damn! melihat aktor kelas atas di sebuah serial adalah kenikmatan tersendiri. BTW, ternyata Bradley Cooper juga merangkap sebagai exec producer serial ini lho!

bradley 2

Anyway, awalnya saya percaya Limitless the series adalah sekuel dari versi filmnya. Ternyata saya salah. Ada kesan pengulangan di sini. Perjalanan Finch nyaris sama dengan apa yang dialami Morra. Mereka mengalami hidup yang kacau, nyaris tanpa pencapaian, dan sama-sama mendapat NZT dari seorang teman lama. Persona dari keduanya pun juga sama: sombong dan slengekan. Kabar baiknya, kesan repetitif itu hanya akan didapatkan oleh penonton veteran Limitless the movie. Bagi penonton baru, pasti tak akan terganggu dengan premis yang dihadirkan. Oh iya, kalian juga tidak perlu menonton filmnya untuk bisa menikmati serial Limitless. Tapi kalau tetap penasaran, boleh lah nonton Limitless versi filmnya. Bagus juga, kok.

jennifer

Kemiripan cerita bukanlah satu-satunya yang dapat ditemui. Style visual juga ternyata mirip! Visualisasi keseluruhan akan bernuansa biru ketika Finch off dari NZT, dan langsung berubah menjadi orange tinted ketika Finch dalam pengaruh NZT. Keren juga kalau dilihat. Beberapa VFX modern juga dihadirkan untuk membuat serial ini makin kekinian.

Pemilihan Jake McDorman sebagai main char saya rasa juga tepat. Feel sebagai manusia underdog yang sayang keluarga, dapet banget sama karakternya dia. Humor-humor yang dia lontarkan tepat sasaran. Flow episode Pilot yang tersentralisasi kepada karakter yang ia mainkan juga mendukung hal tersebut. Overall, meskipun belum sepadan dengan Bradley Cooper, McDorman melakukan tugasnya dengan baik di episode perdana ini.

GeNocite…

  • Tema sci-fi emang nggak ngebosenin.
  • Kenapa karakter utama wanitanya si Jennifer Carpenter… Kurang muda aja, gitu. Malah lebih manis pemeran Jessamyn Eubanks di scene-scene awal.
  • Suka sama efek visualnya.
  • Beberapa scene humor sukses bikin ngakak.

Tinggalkan Balasan