Review

[REVIEW] LIMITLESS SEASON 1 EPISODE 18: BEZGRANICHNYY

Warning: Diasumsikan pembaca sudah menonton episode sebelumnya.

Brian benar-benar memutuskan untuk pergi ke Rusia untuk melacak keberadaan Piper, dengan harapan wanita tersebut dapat membantunya keluar dari jeratan Morra. ‘Bezgranichnyy’ (jangan tanya bagaimana pengucapannya), adalah landasan awal menuju story-arc terbesar dalam Limitless.

Kalau kalian masih ingat beberapa episode lalu, Brian sengaja mengatur plot agar Piper lepas dari radar Eddie Morra dengan tujuan agar Piper dapat menduplikasi enzim penetral NZT. Jauh-jauh ke Rusia, Brian mencari informasi di sebuah klub. Pesan moral di scene tersebut adalah jangan pernah mabuk saat terlibat dalam misi rahasia. Bayangkan saja, semua rahasia Brian-termasuk NZT dan FBI-dengan mudahnya ia ceritakan pada orang random di klub tersebut!

sama2

Cerita mulai menghibur ketika ia berurusan dengan Deputy Prosecutor General. Siapa sangka Game of Thrones jadi bahan lelucon di sini. Banyak sekali referensi terhadap karya George R. R. Martin tersebut yang mengocok perut penonton (dengan asumsi kalian juga menonton Game of Thrones), bahkan Brian menjanjikan ending serial epic tersebut diketahui oleh pihak Rusia terlebih dahulu.

Betapapun menghiburnya plot tentang “Iron Price” dan Game of Thrones, alur cerita baru benar-benar panas ketika Brian bekerja sama dengan Piper untuk mendapatkan benih bunga langka sebagai bahan dari enzim yang kelak akan dibuat. Benih tersebut berada di tangan orang terkaya nomor empat di Rusia, Nikolai Zukov. Taruhannya bukan main-main. Jika tertangkap, mereka mungkin tidak akan melihat sinar matahari pagi lagi. Maka dari itu perencanaan matang wajib hukumnya bagi mereka.

piperbrian

Well, seperti yang sudah diisyaratkan, Brian dan Piper memang menunjukkan hubungan romantis dalam kebersamaan mereka di Rusia. Masing-masing menikmati kehidupan normal yang sudah lama diidamkan meski hanya seminggu. Brian sempat terlena ingin melanjutkan suasana tersebut sebelum disadarkan bahwa plot enzim NZT untuk “the greater good” jauh lebih penting. Saya meragukan keseriusan Brian dengan Piper, karena sebelum ini pun Brian pernah melakukan hal serupa saat bersama dengan agen Lucy Church dalam episode “Undercover.” Meski demikian, scene romantis Brian-Piper cukup menyenangkan sebagai filler.

Meski tidak ada case of the week, FBI disibukkan dengan usaha pencarian Brian. Tidak banyak porsi dari anggota FBI yang kita kenal seperti Naz atau Boyle. Lain halnya dengan Rebecca yang terlibat konflik serius saat ia mendatangi keluarga Brian. Dennis Finch sangat marah dengan FBI karena anaknya menghilang. Performa Ron Rifkin sebagai ayah Finch harus mendapat apresiasi dalam adegan tersebut. Dialognya terdengar pedas dan sukses membuat Rebecca tak berkata-kata. Di belakang layar, Rachel tampak gelisah karena sudah membocorkan rahasia tentang Sands yang berkunjung ke apartemen Brian. Beban moral terlalu berat untuk Rachel.

rachel

Pada akhirnya kepergian Brian ke Rusia memang tidak sia-sia. Namun bukan berarti masalahnya bertambah enteng karena di Amerika sudah menunggu Rebecca dan Sands yang masing-masing mengetahui fakta baru tentang Brian, tentunya dari perspektif yang berbeda.

Bezgranichnyy belum menunjukkan apa yang akan dilakukan Brian terhadap Morra ke depan. Patut diingat jika Morra sudah sangat lama menggunakan NZT dan ia punya banyak bala bantuan serta resource. Saya sangat penasaran apa yang akan dilakukan Brian dalam usahanya lepas dari jeratan Morra.

GeNocite…

  • Referensi tentang Game of Thrones sangat menghibur.
  • Georgina Haig sebagai Piper Baird, dan Ron Rifkin sebagi Dennis Finch. Dua karakter yang paling saya suka dalam episode ini.

Tinggalkan Balasan