Review

[REVIEW] GRIMM Season 5 Episode 16: “The Believer”

Setelah episode minggu lalu berjalan cukup membosankan, akhirnya Grimm kembali menampilkan episode yang padat dan menarik. Walaupun mungkin agak mengganggu bagi penonton dengan kepercayaan tertentu, kualitas yang disuguhkan tak mengurangi keasyikan menonton Grimm episode ke-16 ini.

Mengapa saya sebut episode yang padat? Episode “The Believer” secara mengejutkan dapat memuat (paling tidak) tiga plot sekaligus! Pertama tentu saja ada case of the week. Kedua, tentang kelanjutan Renard yang maju menjadi walikota, namun kali ini dilihat dari sudut pandang para heroes + Eve. Plot ketiga yang tak disangka-sangka adalah… harta karun Grimm! Yup, stick sakti tersebut akhirnya mendapat sedikit pencerahan di episode ini.

Untuk case of the week, Nick dan kawan-kawan harus terlibat dengan seorang pendeta yang sedang mengadakan tur di Portland. Dalam setiap aksi, pendeta tersebut secara mengejutkan dirasuki setan berwujud mengerikan, dan sang pendeta berusaha mengusir sosok yang merasukinya itu. Kita pun bisa menebak jika pendeta tersebut adalah seorang Wesen. Rosalee mengatakan jika penampakan Wesen berjenis Furis Rubian itu jauh lebih jahat ketimbang sifatnya.

afraid

Yup, walaupun warna dan bentuk si Furis Rubian ini cukup menakutkan, dia adalah tipe Wesen tak berbahaya. Benar saja, Dwight (William Mapother) sang pendeta hanya menggunakan kekuatannya untuk memberi pencerahan bagi jemaat yang mengikuti kebaktian. Namun sayang metode khotbah dengan melakukan woge di depan umum justru membawa malapetaka tersendiri. Salah satu bodyguard-nya tewas, dan dari situlah Nick harus turut campur sebagai detektif.

Untuk alur kasusnya sendiri cukup seru untuk diikuti. Beda dengan minggu lalu, case of the week kali ini memiliki twist unik yang mengubah cara pandang penonton di pertengahan episode berjalan. Mungkin yang patut dicermati adalah cara penulis menempatkan dialog dan karakter-karakter saat terlibat dalam kasus ini. Ada kesan mereka agak hostile dengan kepercayaan yang dianut pendeta. Para penonton dengan kepercayaan sama bisa saja kurang nyaman dengan dialog-dialog dan sikap para protagonis. Namun toh ini hanya tontonan, jadi dibawa santai saja…

Sebelum disibukkan dengan kasus, Nick bersama Hank, Rosalee, dan Monroe membahas keanehan dalam penembakan Andrew Dixon. Setelah mengetahui fakta yang ada, mereka memutuskan untuk menjaga jarak dengan Renard. Jangan bosan untuk melihat footage video yang memperlihatkan Rachel melongok ke atas, tempat di mana Marwan Hanano menembak Dixon. By the way, sudah berapa kali kita melihat video tersebut hingga saat ini?

renardtv

Saat itu Eve tiba-tiba mendatangi mereka dan memberitahu jika akan melaksanakan aksi penyamaran ala Hexenbiest. Eve meminta bantuan Nick untuk memonitor keberadaan Sean Renard saat dirinya menyamar sebagai calon walikota itu. Proses yang menyakitkan untuk Eve, namun harus dilakukan agar Eve dapat mengetahui kontak dan nama-nama yang terlibat dalam pencalonan Renard sebagai walikota. Jika fakta tersebut terbongkar, berarti terbuka juga identitas anggota Black Claw.

Aksi Eve mengubah diri menjadi Renard justru banyak memunculkan scene menggelitik. Siapa sangka rencana yang begitu sempurna itu harus mendapat halangan besar saat Eve bertemu dengan Rachel. Eve tidak tahu kalau Rachel terkadang berhubungan seksual dengan Renard dan kali ini Eve dipaksa memuaskan hasrat Rachel. Sepintar-pintarnya Eve menjadi Renard, ia tetap tidak bisa 100% menjadi laki-laki. Ada “bagian anatomi tertentu” yang tidak bisa diajak kerja sama. Detail yang tak terpikirkan oleh Eve. Scene di tempat tidur antara Rachel dan Renard benar-benar menghibur.

renard

Tak hanya berhadapan dengan plot Renard dan case of the week, Nick memutuskan untuk menggali lagi background stick misterius yang ia temukan di Jerman. Cukup tiba-tiba, mengingat di dua episode sebelum ini, plot harta karun itu nyaris tak tersentuh. Well, mungkin saja produser mendapat protes dari penonton, sehingga memutuskan untuk membuka kembali plot tersebut di episode ini.

Apapun alasannya, menarik untuk melihat fakta baru apa yang akan diketahui Nick. Melalui teman Monroe yang seorang profesor, ia mencoba menganalisis kain pembungkus stick. Lewat berbagai metode sains modern, ada beberapa tulisan latin kuno yang akhirnya bisa dibaca secara jelas; “Miraculum” dan “Perikulosum.” Sayangnya episode berakhir sebelum Nick dan kawan-kawan membahasnya lebih lanjut, tapi ada indikasi benda yang ada disimpan Nick menyimpan potensi bahaya yang sangat besar.

Meski cukup padat, Grimm berhasil membungkus ketiga plot besar itu dengan rapi dan tidak terlalu berat dicerna dalam 40-an menit durasi berjalan. Jauh lebih menarik untuk ditonton dibanding dua episode sebelum ini. Oh iya, sebenarnya masih ada satu plot mengenai Wu yang merasakan keanehan di tubuhnya. Mungkin ini awal mula gejala ia menjadi Wesen? Maybe.

2 thoughts on “[REVIEW] GRIMM Season 5 Episode 16: “The Believer”

Tinggalkan Balasan