Review

[REVIEW] LIMITLESS SEASON 1 Episode 21: “Finale: Part One!”

Limitless benar-benar menghargai arti season finale dengan baik. Dibagi menjadi dua bagian, dijamin penonton akan puas untuk mengikuti kiprah Brian berurusan dengan masalah yang tersisa; mencari Piper dan melakukan sesuatu terhadap Morra. Praktis jika Sands sudah dipenjara, tak ada lagi yang harus ditakutkan. Betulkah demikian?

Jika dulu NZT merupakan obat underground alias rahasia, kini Limitless membukanya kepada publik (lagi). NZT ada dimana-mana, dan hampir membuat chaos di New York. Orang baik maupun orang jahat, semua bisa mengakses NZT dengan bebas. Brian yang dipecat oleh CJC kini harus rela menjadi orang biasa dengan bekerja sebagai sales elektronik. Ia hanya bisa melihat dari televisi tempatnya bekerja saat NZT bisa merambah semua orang.

legion

Brian bukannya tak peduli, namun ia punya misi penting untuk menemukan kekasihnya yang hilang. “Legion of Whom” adalah nama yang ia berikan untuk antek-antek Sands yang masih berkeliaran di luar sana. Ia percaya jika menemukan Legion maka ia akan menemukan Piper.

Okay, sampai di sini motivasi Brian agak abu-abu. Benarkah kegigihannya mencari Piper atas dasar perasaan yang ia miliki? Atau semata-mata karena enzim penetral NZT? Selama ini kita hanya punya dua episode untuk melihat kebersamaan Piper/Brian dan itu tidak cukup untuk membaca motivasi Brian yang sebenarnya.

Beralih ke CJC, mereka kedatangan seorang konsultan baru dari DEA (Drug Enforcement Administration) bernama Brewster. Mereka disibukkan dengan operasi gabungan untuk melacak dan menghentikan peredaran NZT di masyarakat. Karakter Brewster yang datang tiba-tiba dan langsung mendapat porsi penting di episode ini adalah satu-satunya flaw yang bisa saya lihat. Impresi pertama langsung bisa terlihat bahwa ada sesuatu yang salah dengan tingkah laku Brewster.

boylebrewster

Brian melacak clue yang diberikan oleh Rebecca saat wanita itu bertandang ke rumahnya. “Apocryphon” jadi konspirasi besar yang menghiasi episode ini. Bersama dengan teman kerja bernama Grover, Brian berusaha mendapat akses terhadap NZT, yang kemudian membawanya ke sebuah pesta yang dipenuhi orang-orang dengan NZT.

Pesta NZT, guys! Semua menjadi lebih keren dengan obat yang satu itu. Orang-orang menjadi berkali lipat lebih cerdas. Bahkan sempat membahas secara mendalam tentang konspirasi Iluminati yang dipadankan dengan Taylor Swift. Namun yang menarik adalah obrolan Brian yang terkesan remeh, namun berdampak besar terhadap premis acara ini.

Actually, that’s just a myth, that whole ’10 percent’ thing…

Saya sempat kuatir dengan performa “Finale: Part One” yang terasa seperti episode yang sudah-sudah. Brian, drama prosedural, dan, NZT. Tak ada yang spesial, bahkan untuk ukuran Limitless. Namun kekuatiran saya langsung terpatahkan menjelang episode berakhir. Twist besar mengguncang para protagonis. Fokus berubah sangat cepat dari sisi FBI. Yang awalnya membidik Eddie Morra, kini mereka punya target baru. Target yang amat keji untuk melakukan pembunuhan massal di depan umum. Storyline yang betul-betul di luar dugaan.

Akhirnya episode penultimate (satu episode menjelang episode final) dari Limitless mengubah cara pandang penonton. Meski ending-nya menggantung, namun episode ini berhasil membuat penonton antusias untuk menunggu momen final minggu depan. Eddie, Sands, Piper adalah tiga anomali yang masih berubah-ubah hitam dan putihnya. Kehadiran Brewster juga menambah panjang to-do list dari CJC. Akankah Pouran mengijinkan Brian membantu CJC kembali? Ataukah Brian harus mengikuti kata ayahnya untuk berhenti dan pasrah jika Piper sudah tiada?

GeNocite

  • Scoring music menjelang episode berakhir (di airport) keren banget. Catchy di telinga. Nih, nemu lagu komplitnya.
  • Referensi tentang Flower of Alrgernon>> buku yang menceritakan tentang orang idiot yang berubah jenius, kemudian berubah menjadi idiot lagi.
  • Grover dan Brewster. Love it, or hate it.

Tinggalkan Balasan