Game of Thrones Review

[REVIEW] GAME OF THRONES Season 6 Episode 5: The Door

SPOILER ALERT! Artikel di bawah mengandung spoiler tentang episode 5 “The Door.” Tonton dulu sebelum lanjut membaca

Kapan Game of Thrones berhenti menyuguhkan surprise kepada penonton? Sepertinya tak akan pernah. Selalu ada kejutan di tiap sudut penceritaan. Seperti kali ini, pastinya semua setuju bahwa “The Door” memiliki alur yang emosional sekaligus mengharukan. Dan baru kali ini saya merasakan kematian karakter yang hanya jadi bahan lelucon menjadi sangat menyentuh.

Kematian memang jadi peristiwa yang biasa untuk Game of Thrones. Mana yang paling berkesan? Pemenggalan Ned, atau peristiwa Red Wedding? Beberapa diantaranya memang membuat penonton frustasi bahkan menyulut amarah. Namun ada kalanya peristiwa kematian yang ditunjukkan memang “diperlukan” demi membuat alur cerita yang dramatis. Kabar baiknya, Game of Thrones selalu membuat kematian seorang karakter menjadi begitu berarti, meski karakter tersebut bukanlah siapa-siapa.

Hodor. Selama ini bertahun-tahun kita hanya menertawakan dia sebagai seorang pria berbadan tambun, bodoh, dan nothing. Selalu menggelitik mendengar dia mengucapkan satu-satunya kata yang ia bisa, “Hodor.” Hingga akhirnya kita mulai melihat clue penting di episode pertama saat Bran berjalan-jalan bersama Three-Eyed Raven untuk melihat Winterfell di masa lalu. Disitulah Hodor ditunjukkan sebagai anak muda normal (kecuali badannya yang gede banget), sangat berbeda dengan keadaannya saat ini. Pastinya membuat penasaran semua orang, apa yang terjadi dengan Hodor?

hodor

Dia adalah pahlawan sejati, penyelamat jiwa Bran. Saat sepasukan zombie di bawah pimpinan Winter King menyerbu masuk ke goa dan mengejar mereka, Hodor rela menjadi penahan pintu terakhir agar Bran serta Meera dapat kabur sejauh mungkin. Hidupnya sedari awal memang ditujukan untuk peristiwa tersebut. Dan kini kita pun tahu apa arti HoDor; “Hold the Door.”

By the way, tiga kata tersebut lahir dari kombinasi antara Bran yang sedang warging dan Meera berteriak “Hold the Door.” Seketika pula Hodor muda kolaps dan terus mengucapkan kata “hold the door” berkali-kali hingga terdengar bias menjadi “Hodor.” Lalu apakah ini bukti nyata jika Bran bisa berinteraksi dengan masa lalu? Diakah yang mengubah nasib Hodor? Hmmm… Melihat Night King dapat menyentuhnya saat warging hingga meninggalkan bekas di pergelangan tangan Bran, membuat teori tersebut semakin mendekati kebenaran.

hodor2

Sebelum menuju ke sana, mari kita lihat kejadian di…

North of the Wall

Bit terbaik episode “The Door” datang dari lokasi ini. Dahulu kala, Children of the Forest hidup di tanah yang kita kenal sebagai Westeros sebelum First Men datang. Dan saat itulah mereka merasa terancam, lalu menggunakan dark magic untuk menciptakan salah satu senjata paling powerful: White Walkers! Kita tidak diperlihatkan dengan detail bagaimana proses tersebut dilakukan, atau efeknya tepat setelah itu. Yang pasti kita tahu bahwa White Walkers jauh lebih kuat dibanding penciptanya, dan akhirnya tak terkontrol lagi.

white

Meera Reed juga menjadi salah satu karakter yang menarik untuk dibahas. Di satu titik saya merasa dia begitu mirip dengan Jon Snow. Di saat genting, dia juga berhasil membunuh salah satu White Walkers dengan cara menancapkan tombak hingga membuat si Walkers hancur berkeping-keping. Apakah karena tombak (Dragon Glass, maybe?) atau karena Meera-lah yang menghujamkan tombaknya? Karena senjata, atau pihak yang mengayunkan senjatanya? Masih membingungkan…

Sepuluh menit terakhir nan fantastis berhasil disuguhkan oleh Game of Thrones. Porsi action yang intens saat Night King dan ribuan zombie memburu Bran dan kawan-kawan, sungguh menegangkan. Kaya akan efek ledakan dan aksi heroik. Melihat scene tersebut saya seperti merasa sedang menonton film box office kelas atas. Benar-benar eksekusi yang brilian!

Castle Black

Tebak siapa yang menyusul Sansa ke Castle Black? Yup, betul. Littlefinger! Kita mendapat beberapa kejadian saat Sansa berkonflik dengan Littlefinger. Baelish jauh-jauh datang dari Vale membawa pasukan yang sedang berkemah di Mole’s Town. Perbuatan Baelish terdahulu membuat Sansa masih menyimpan amarah yang teramat besar. Sansa memaksa Baelish berandai-andai perbuatan apa yang telah dilakukan Ramsay terhadapnya. Jarang-jarang kita melihat Baelish tak bisa berkata-kata. Sansa memang keren! Dia yang kini lebih berani dan ambisius, mengingatkan saya kepada Catelyn, sang ibunda.

halfbrother

Saat akan berpisah, Baelish menyampaikan jika paman Sansa, Brynden the Blackfish telah mengambil alih Riverrun. Baelish menyarankan agar Sansa menemui pamannya tersebut. Apa maksud Baelish? Agak aneh memang, mengingat selama ini kita berasumsi Baelish ingin Jon dan Sansa menggunakan tentara dari Vale, sebuah daerah di mana belum tersentuh oleh ganasnya peperangan (selain Dorne). Seperti biasa, rencana Baelish selalu misterius.

Sansa tak berkata jujur kepada Jon saat ia memberitahu jika Brynden telah mengambil Riverrun kembali. Brienne tentu bertanya mengapa Sansa berbohong, namun sepertinya Sansa tak ingin Jon terpengaruh dengan “manisnya” bantuan dari orang yang tidak bisa dipercaya. Akhirnya Sansa memainkan plotnya sendiri. Dia, Jon, dan Ser Davos pergi dari Castle Black untuk merekrut sebanyak-banyaknya tentara.

Oh iya, sekali lagi kita diperlihatkan dengan Tormund yang main mata dengan Brienne. Menggelitik!

The Iron Islands

Di episode lalu Theon mendukung Yara sebagai the next king (baca: queen) of Iron Islands. Semua seakan berjalan mulus, sampai Euron Greyjoy memenangkan event pemilihan alias Kingsmoot. Euron—sama dengan Balon, punya kegilaan tersendiri. Dia menjanjikan kemuliaan bagi penduduk di sana, bahkan mencatut nama Daenerys untuk bersama-sama menaklukan dunia.

ironisland

Merasa terancam, Yara dan Theon kabur dengan membawa banyak kapal bersama mereka. Artinya, masih ada loyalis Yara/Theon yang bersedia mengikuti mereka pergi. Kemanakah mereka berlayar?

Braavos

Arya masih berlatih, dan lagi-lagi dibuat babak belur. Saya sampai lupa sudah berapa kali adegan tersebut diulang-ulang. Namun akhirnya Arya benar-benar mendapat misi dari Faceless Man untuk membunuh seorang aktris. Disitulah Arya menyaksikan sebuah pagelaran drama yang menceritakan kisah pemenggalan ayahnya di season satu silam.

drama

Drama tersebut sebenarnya sebuah komedi, namun bayangkan saja Arya harus melihat kembali peristiwa yang memilukan terkait nasib ayahnya. Saya sendiri terhibur melihat drama yang bernuansa “humor” tersebut. Seakan melihat sum-up dari peristiwa season 1 secara lengkap, namun dilihat dari sisi sketsa komedi. Lucu? Tidak juga, sih.

Saya sendiri belum yakin dengan tujuan hidup Arya. Benarkah dia akan melupakan nama “Stark” dan benar-benar menjadi “a girl?”

faceless2

Vaes Dothrak

Tak banyak yang terjadi di sini. Namun ada kejadian penting saat Jorah akhirnya mengakui jika ia mencintai Dany dan ia menunjukkan penyakit “Grey Scale” yang diidapnya. Dany tersentuh dengan pengakuan Jorah, dan ingin ksatria tersebut tetap loyal. Mendengar pengakuan Jorah yang terdengar tulus memang menjadi salah satu momen yang emosional di episode ini.

Meereen

Salah satu karakter yang membuat penasaran di trailer episode “The Door” datang dari Meereen. Tyrion dan Varys memutuskan untuk bertemu The new Red Priestess. Varys yang awalnya “menyerang” dengan kata-kata tajamnya, justru berakhir dengan rasa takut ketika semua perkataannya dibalas oleh wanita misterius itu. Namun akhirnya wanita tersebut setuju untuk membantu Tyrion.

Siapakah gerangan wanita yang sekilas serupa dengan Melisandre itu?

volantis3

Well, saya langsung jatuh cinta dengan penampakan karakter yang diperankan oleh Ania Bukstein itu. Artis yang lahir di Israel tersebut berperan sebagai Kinvara. Tampilannya yang mirip dengan Melisandre mengindikasikan mereka berasal dari “perguruan” yang sama. Sayangnya belum banyak detail yang dibuka tentang Kinvara, namun saya tak sabar menunggu aksi darinya di episode-episode mendatang.

Dari semua event yang terjadi, jelas kejadian yang menimpa Hodor membuat saya terdiam sesaat. Kisah hidupnya begitu unik dan menyentuh, sekaligus tak menyangka ia memainkan peran penting dalam dunia Game of Thrones. Sejarah terciptanya White Walkers yang diperlihatkan juga sedikit mencerahkan, meski belum semua jawaban tersedia.

Tinggal lima episode tersisa, twist apalagi yang akan disajikan kepada penonton?

GeNocite:

  • Plot King’s Landing tidak ada di episode ini
  • Noooo! Summer si direwolf milik Bran mati secara mengenaskan! Dua direwolf mati di season ini.
  • Artinya, tinggal tersisa Ghost dan Nymeria. Semoga kedua direwolf yang ada tak bernasib sama dengan saudara-saudara yang lain.
  • Teori gila nih: apakah Three-Eyed Raven sebenarnya adalah Bran di masa depan? Melihat potensi Bran saat berhadapan dengan Hodor muda, kita tahu Bran punya kekuatan yang lebih besar dibanding hanya menjadi “penonton.”

2 thoughts on “[REVIEW] GAME OF THRONES Season 6 Episode 5: The Door

  1. gua awalnya juga kepikiran tentang teori three-eyed raven dan bran.
    btw, nice review. tapi kalo bisa jangan cuma review.
    dunia GOT banyak yg bisa dibahas 🙂

Tinggalkan Balasan