Feature Game of Thrones

Benjen Stark? Coldhands? Sebuah Panduan Pasca GOT: ‘Blood of My Blood’

Episode minggu ini nyaris menjadi akhir dari Bran Stark dan Meera saat mereka tak mampu lagi menjauh dari kejaran para zombie. Untungnya sosok misterius dengan kuda berwarna hitam datang di saat yang tepat. Setelah penutup wajahnya dibuka, sosok itu terasa familiar di benak para fans. Saya tak menyalahkan jika kalian sudah lupa dengan karakter tersebut.

Benjen Stark? Benarkah sosok yang menyelamatkan nyawa Bran adalah Benjen? Sebuah kejutan yang tidak diduga sebelumnya—well, mungkin ada sebagian fans yang sudah menduga Benjen akan melakukan comeback.

Siapakah Benjen Stark? Kapan dia terakhir terlihat?

Benjen (Joseph Mawle) adalah adik laki-laki dari Ned Stark dan paman dari keenam anak Stark: Robb, Bran, Rickon, Sansa, Arya, Jon. Saudara Benjen yang lain adalah Brandon dan Lyanna. Di masa muda ia sudah bergabung dengan Night’s Watch, kemudian ia menyandang titel sebagai First Ranger, sebuah posisi tinggi yang hanya tunduk pada perintah langsung dari Lord Commander.

Pertama kali Benjen muncul dalam episode premiere di season 1 saat ia ikut dalam jamuan makan bersama King Robert di Winterfell. Jon Snow memberitahu Benjen jika ia berpikir untuk bergabung dengan Night’s Watch. Keduanya lalu pergi ke the Wall. Di episode 3, Benjen pergi untuk sebuah misi scouting karena ia mendengar aktifitas Wildlings dan White Walker di seberang the Wall. Sayangnya ia tak pernah terlihat lagi setelah peristiwa itu. Nasibnya pun tidak pernah diketahui, meskipun tim pencari—termasuk Jon—sudah dikerahkan. Hanya kuda milik Benjen saja yang berhasil kembali ke Castle Black.

Kemanakah Benjen Selama Menghilang?

Masih sebatas teori semata, namun kita bisa saja mempercayai pengakuan Benjen yang memberitahu Bran dan Meera jika ia telah dibunuh oleh White Walker, kemudian dibangkitkan kembali oleh Children of the Forest menggunakan Dragon Glass. Meski demikian, agak sulit juga mengatakan jika ia benar-benar telah kembali, karena tampilannya masih bias. Kita bisa melihat Benjen menunjukkan wajah pucat bertekstur dan tangan yang menghitam.

Selama bertahun-tahun sosoknya tak pernah muncul lagi. Spekulasi yang berkembang menyebutkan jika Benjen “sangat sibuk” selama menghilang. Di season dua, Samwell Tarly dan kawan-kawan menemukan paket misterius terkubur di North of the Wall, berisi Dragon Glass dagger dan sebuah terompet. Benda tersebut terbungkus jubah Night’s Watch. Untung bagi Sam karena dia menemukan fakta jika Dragon Glass adalah satu dari sedikit senjata yang dapat membunuh White Walker. Banyak fans yang membuat teori jika Benjen-lah yang meninggalkan paket tersebut untuk rekan-rekan di Night’s Watch.

dragonglass dari voxdotcom
gambar: HBO. diambil dari  http://www.vox.com

Kehadirannya secara tiba-tiba dengan senjata nan keren saat membabat zombie yang memburu Bran membuat penonton bertanya-tanya, dari mana ia mendapat semua senjata itu? Apakah ia selama ini terlibat dalam perburuan White Walker dan berafiliasi dengan ThreeEyed Raven?

Coldhands di versi Novel

Di dalam buku A Storm of Swords karangan George R.R. Martin, Coldhands dideskripsikan sebagai seorang karakter misterius yang menggunakan jubah Night’s Watch, memiliki tangan hitam dan menyerupai mayat hidup. Coldhands—yang juga bersekutu dengan Three-Eyed Raven, menyelamatkan Sam dan Gilly dari kematian di detik-detik terakhir. Ia tak pernah menyebutkan namanya. Sebutan Coldhands berasal dari sosoknya yang bertangan dingin, literally.

Kemudian Coldhands membimbing Bran, Meera, Jojen, dan Hodor untuk menemui Three-Eyed Raven. Di dalam perjalanan, Bran memperhatikan jika Coldhands tidak pernah makan, minum, bahkan tidak bernafas. Intinya, dia sudah mati.

Berikut cuplikan dari novel A Storm of Swords

The ranger studied his hands as if he had never noticed them before. “Once the heart has ceased to beat, a man’s blood runs down into his extremities, where it thickens and congeals.” His voice rattled in his throat, as thin and gaunt as he was. “His hands and feet swell up and turn as black as pudding. The rest of him becomes as white as milk.”

…”He’s dead.” Bran could taste the bile in his throat. “Meera, he’s some dead thing.”

HBO’s Game of Thrones: Coldhands = Benjen?

Setelah melihat sedikit detail dari Coldhands di versi novel, tak sulit untuk menemukan kesamaan antara karakter tersebut dengan sosok misterius yang menyelamatkan Bran di episode “Blood of My Blood.” Sosok yang sama-sama menggunakan jubah Night’s Watch, setengah zombie, bertangan hitam, dihidupkan dengan Dragon Glass, dan seterusnya, dan seterusnya…

Apakah ini artinya Benjen adalah Coldhands?

Menariknya, George R.R. Martin menyangkal teori ini melalui komentar tahun 2015 silam. Saat sang editor, Anne Groel, menanyakan tentang karakter Coldhands di novel Martin: “Apakah karakter tersebut Benjen? Saya rasa itu Benjen,” Martin dengan gampangnya menjawab “Bukan.”

benjenstark

Akan tetapi, showrunner David Benioff dan Weiss nampaknya memilih jalan yang berbeda dengan material novel, karena Coldhands versi buku tak harus dijiplak habis-habisan untuk versi serialnya. Kita juga sudah sudah menjadi saksi akan perbedaan antara versi buku dan versi serial untuk beberapa event dan karakter sebelum Coldhands ini. So, perbedaan background bukanlah cerita baru untuk fans setia Game of Thrones.

BACA JUGA [REVIEW] GAME OF THRONES Season 6 Episode 6: “Blood of My Blood”

Pernyataan mereka juga terekam dalam “Inside the Episode” Game of Thrones Episode 6, penyebutan kata “Coldhands Benjen” seakan mengkonfirmasi jika Benjen adalah Coldhands versi serial.

“Coldhands Benjen obviously had a lot to do with the Three-Eyed Raven over the past several years since his disappearance and he’s got a bit of window into Bran’s purpose.” –Dan Weiss

 

Tinggalkan Balasan