Other Overview

The Magicians – Sisi Realistis Dunia Sihir

Makin menjamur saja serial bergenre fantasy semenjak Game of Thrones memimpin sebagai serial terlaris di ranah ini. Namun di suatu sudut, serial fantasi milik SyFy, The Magicians diam-diam menjelma sebagai tayangan fantasy yang menghibur. Secara konsisten pula.

Tentang apa?
Mendeskripsikan The Magicians memang agak tricky karena mengandung banyak kemiripan dengan film bergenre fantasy seperti Narnia atau Harry Potter. Benar saja, memang mirip!

Dunia di The Magicians menempatkan sihir sebagai sebuah hal yang nyata, bahkan ada sekolahnya sendiri, Brakebills College. Orang beruntung dan bertalenta, bakal diundang untuk mengikuti ujian rahasia bernuansa sihir. Harry Potter banget ‘kan? Lev Grossman, penulis novel The Magicians pun tak segan mengakui jika ia memang sangat terinspirasi dari novel karya J.K. Rowling tersebut.

Fokus penceritaan ada pada segerombolan magicians yang menghadapi masalah pelik berkaitan dengan hidup dan mati, bahkan nasib orang banyak. Pokoknya, plot yang dihadirkan lebih “realistis” karena menyangkut kehidupan sehari-hari para karakter utama.

Cerita semakin kompleks ketika setting tempat bergeser ke Fillory — sebuah tempat yang mirip dunia fantasi di film Narnia. Fillory seharusnya tidak nyata karena awalnya cuma ada di dongeng anak-anak. Nah loh, bingung?

Siapa sih, “The Magicians”?
Bagian terbaik dari serial ini adalah karakternya yang awkward, unik, dan seakan tidak pada tempatnya. Quentin Coldwater memimpin season 1 sebagai karakter utama. Dia adalah pemuda canggung penggemar buku Fillory—ralat, penggemar fanatik—yang menemukan kalau sihir itu nyata dan mulai datang ke Brakebills untuk belajar. Ia punya teman bernama Julia yang sama-sama ikut ujian di Brakebills, namun gagal. Tak terima, Julia kemudian mengambil jalan berbeda
dalam mempelajari sihir.

 

themagicians
The Magicians. Gambar: SyFy

 

Ada juga Alice, seorang gadis jenius berpenampilan culun, seangkatan dengan Quentin. Penny (Arjun Gupta), seorang traveller, tipe magician langka yang bisa ber-teleport ke manapun ia suka. Eliot dan Margo berperan sebagai kakak angkatan Quentin. Masih ada sederetan karakter lain dan guru-guru Brakebills yang unik turut beraksi.

Tone Realistis Sebagai Jualan Utama
Sekilas, memang terkesan nyaris sama dengan Harry Potter, tapi bedanya The Magicians lebih gelap dan ditujukan untuk dewasa. Secara unik, serial ini mengambil sisi-sisi realistis dari sebuah genre fantasi, menempatkan para karakter di kehidupan nyata sembari mereka bertempur melawan kekuatan jahat dan mempelajari mantra sihir.

Saya juga menyebut kalau diversifikasi karakter jadi kekuatan serial ini. The Magicians tidak segan mengambil jalan kontroversial dengan memberi background yang beraneka ragam terhadap karakter-karakter. Mulai dari warna kulit, orientasi seksual, bentuk tubuh, dan lain sebagainya. Mereka benar-benar terasa seperti orang biasa dengan masalah yang biasa kita temui—mulai masalah percintaan sampai trauma.

Gaya memantrai “Tutting” yang Super Keren!
Secara visual, The Magicians juga tak main-main. Transisi dari dunia nyata-Brakebills-Fillory tidak akan membuat bosan. Tapi, salah satu bagian yang impresif adalah visualisasi spellcasting-nya. Kalau film-film sihir identik dengan ayunan tongkat untuk casting mantra, tidak demikian halnya dengan The Magicians. Para penyihir disini menggunakan gerakan tangan yang disebut tutting. Bisa dilihat di video di bawah ini. Terlihat artistik, fresh, dan tentu saja SUPER KEREEEEN!

OVERALL
Sejauh ini The Magicians sudah berjalan 2 season dan musim ketiganya sedang on-going. Jadi, nggak sulit kok untuk mengejar serial ini karena masing-masing season cuma berjumlah 13 episode saja.

Magic is real, dude!

*Serial “The Magicians” bisa dibeli dalam bentuk DVD/File. Kunjungi Fanpage FB GeekNonton dan tinggalkan pesan untuk admin. Atau bisa juga melakukan pemesanan melalui lapak Tokopedia GeekNonton

Tinggalkan Balasan