Game of Thrones Review

[REVIEW] Game Of Thrones Season 8 Episode 2: “A Knight of the Seven Kingdoms”

Belum, episode kedua dari GOT season 8 belum menunjukkan tanda-tanda pertumpahan darah dan battle nan epik. Bahkan di episode ini nggak ada yang mati sama sekali, lho!

Ibarat atlet lomba lari, kalau episode 1 kemarin kaki kanan diletakkan di starting block, sekarang gantian kaki kiri yang berpijak. Persiapan ini dibutuhkan agar si pelari dapat berlari kencang ke depan. Episode 1 menempatkan reuni sebagai jualan utama, sedangkan episode “A Knight of The Seven Kingdoms” ini lebih memposisikan para karakter untuk gladi bersih jelang pertempuran besar. Inti episode ini masih tentang development character dan interaksi. Eits, jangan salah. Walaupun minim aksi, banyak momen menarik terjadi.

Jaime “Bunuh Diri”
Kedatangan Jaime disambut dengan…meriah (sort of). Semua orang mengingat Jaime sebagai sosok brengsek—terutama Dany dan Sansa yang punya pengalaman buruk dengan Lannisters. Di depan semua orang, Jaime memang tidak merasa menyesal karena perbuatannya adalah bentuk mempertahankan pride House Lannister dan keluarga. Nggak salah juga, sih.

“Things we do for love” kata Bran. Jlebb! Pas bagian ini senyum pasti terkembang di muka penonton karena kita tahu “love” yang dimaksud oleh Bran. Three point for Bran!

Tapi sekarang dia memilih berada di Winterfell. Semata-mata untuk survival. Persetan dengan loyalitas.

jaime
Gambar: Game of Thrones/HBO

Menariknya, Brienne pasang badan dan berani menjamin Jaime. Sansa percaya Brienne dan Brienne percaya kepada Jaime, you do the equation. Padahal sebelumnya Tyrion sudah mencoba meyakinkan orang-orang disitu tapi gagal.

Kedatangan Jaime ini juga sekaligus untuk memberitahu pengkhianatan Cersei. Tyrion jadi kena getahnya. Hampir sepanjang episode, Dany menyalahkan Tyrion yang tidak mengantisipasi tindakan Cersei itu. Terancam dipecat! Untungnya Jorah bisa meyakinkan Dany. Ia mengingatkan kalau Tyrion itu sangat pintar meski membuat kesalahan demi kesalahan. Jorah juga mendorong Dany untuk memperbaiki hubungan dengan Sansa.

Sansa & Dany Best friend forever!
Dari awal season, dua wanita keras kepala ini memang sudah menunjukkan ketidaksukaan satu sama lain. Dany akhirnya mau untuk berbicara heart to heart di satu kesempatan. Meski sempat sulit menembus hati Sansa, jokes tentang tinggi badan Jon akhirnya meluluhkan Sansa. Mereka sempat berpegangan tangan. Akrab banget.

Sampai akhirnya Sansa bertanya apa rencana Dany setelah menduduki Iron Throne dan tentang the North. Bagian utara, kata Sansa, diambil secara paksa dari mereka dan setelah berhasil merebutnya kembali, mereka bersumpah tidak akan tunduk kepada siapa-siapa. Padahal, Dany sangat membenci orang yang tidak bend the knee. Seketika suasana jadi panas lagi, deh. Tatapannya Dany itu lho, kayak mau memanggang Sansa hidup-hidup.

Untung Theon datang menyelamatkan suasana.

Ya, reuni antara Sansa dan Theon terjadi. Sansa menyambut Theon dengan sukacita, apalagi Theon sudah menyatakan kesetiaan pada Winterfell. Peranan Theon bakal besar karena ialah nanti yang akan menjaga Bran saat para petinggi menyusun strategi perang melawan Night King. Kita bahas nanti tentang detail rencana perang para good guys.

Knight of The Seven Kingdoms
Tormund jadi salah satu MVP di episode ini—pereda dari segala ketegangan yang terjadi. Penuh nuansa komikal nan segar. Dateng ke Winterfell kok langsung nyeletuk: “The big woman still here?” sambil celingak-celinguk. Cerita tentang bagaimana ia mendapat nama “Giantsbane” juga bikin ngakak!

“Mau sehat dan kuat? minum susu Giant…” (membayangkan si Tormund jadi bintang iklan susu)

Tormund tidak sendirian. Ia ditemani karakter-karakter besar seperti Tyrion, Jaime, Brienne, Podrick, dan Davos. Gabungan karakter yang menarik dalam satu frame. Buat Tyrion, kondisi ini sangat menggelitik. Semua orang di ruangan ini pernah melawan Stark di satu titik, dan sekarang mereka bersama-sama melindungi kastil Stark.

Pembicaraan beralih ke topik tentang fakta Brienne bukanlah seorang knight. Tormund sempat “menggoda” dan bikin candaan tentang status Brienne tersebut. Namun justru Jaime yang berhasil membuat sebuah momen candaan sebagai momen paling powerful di episode ini.

Tak butuh seorang raja untuk mengangkat seorang knight. Jaime menyuruh Brienne untuk berlutut dan melakukan hal yang seharusnya dilakukan sejak dulu (terutama Renly, nih). Melalui upacara sederhana, Jaime menjadikan Brienne sebagai “Ser Brienne”. Momen bahagia yang mampu membuat Brienne tersenyum lebar, menangis haru. Senyum paling lebar yang bisa dibuat oleh Brienne di sepanjang serial ini berjalan.

Ya, keseluruhan episode ini bukanlah tentang Jaime, tapi jelas menunjukkan Jaime memegang peran utama. Jaime lompat dari satu karakter ke karakter lain. Itung-itung, redeem dosa di masa lalu. Salah satu yang terpenting adalah ketika ia meminta maaf kepada Bran di dekat Godswood.  Kelakuan Jaime mendorong Bran dari jendela memang awal dari segala keribetan di Game of Thrones. Paling tidak, Jaime benar-benar tulus untuk meminta maaf. Bran pun no hard feeling terhadap Jaime.

Btw, jangan tanya gimana caranya Bran bisa nongkrong disana dan disini dalam waktu cepat.

Rencana Sebenarnya dari Night King
Dalam sebuah meeting yang mirip dengan scene Lord of the Ring: The Fellowship of the Ring, terungkaplah fakta bahwa Night King mengincar Bran. Menurut Bran, Three-Eyed Raven adalah prioritas nomor satu yang harus dibinasakan, karena Three-Eyed Raven adalah penjaga cerita di dunia. Begitu dia mati, seluruh warisan dan peninggalan manusia akan musnah. Tujuan Night King adalah membuat dunia manusia hilang.

Perkataan Bran ini sekaligus menjawab pertanyaan mengapa Night King “menandai” Bran di season 6 lalu.

Apakah menjadikan Bran sebagai umpan adalah rencana brilian yang akan berjalan lancar? Kok sepertinya terlalu mudah untuk memberangus Night King. Saya lebih kuatir nasib Theon yang sukarela menjaga Bran dari dekat.

Arya dan Gendry
Arya sempat bertemu Gendry di episode lalu. Reuni manis dibumbui request misterius saat Arya meminta Gendry membuat sebuah senjata. Belum genap 1 episode, request itu ditagih Arya. Tapi tidak hanya itu, Arya datang dengan rasa “penasaran”. Penasaran akan ilmu Biologi.

gendry
Gambar: Game of Thrones/HBO

Dua nama di atas memang sudah dicomblangin oleh para fans. Seakan menjawab doa dari kalian, Arya dan Gendry disatukan dalam episode ini. Disatukan dalam artian literal. Physically. Saya selalu mengingat Arya sebagai anak kecil. Apalagi GOT belum memperlihatkan progress Arya sebagai wanita. Jadi agak aneh aja melihat sex scene antara Arya dan Gendry. Kayak melihat adik sendiri telanjang. Untungnya tidak terlalu vulgar, masih di bawah standard GOT.

Ah, anak ini terlalu cepat dewasa…

Namaku, Aegon Targaryen!
Finally, momen yang ditunggu-tunggu. Momen dimana Jon akhirnya ngaku ke Dany kalau ia adalah seorang kapiten, eh Targaryen. Sengaja berdiri di depan patung Lyanna Stark, Jon memberitahu Dany kalau Rhaegar tidak memperkosa Lyanna, justru sebaliknya, mereka saling mencintai dan menikah diam-diam. Sejarah setelah itu kita sama-sama tahu lah ya…

“My name is Aegon Targaryen.” –Jon Snow

Menarik untuk membahas reaksi Dany. Ia tahu kalau Jon lebih berhak mengklaim tahta Iron Throne daripada dirinya, sehingga ia marah dan defensif. Apa yang ditunjukkan Dany ini makin keukeuh menunjukkan kalau Dany bukanlah orang yang (benar-benar) baik, seorang power-hungry.

Sekarang, Dany harus tunduk kepada Jon. Maukah?

Belum sempat pembicaraan berlanjut, suara terompet 3 kali terdengar. Artinya? White walker is here…

CONCLUSION
Saya suka bagaimana kalemnya episode ini. Emosional. Setiap scene-nya benar-benar diperlukan untuk development character ke depan. Eskalasi tensi yang mulai meninggi antara Stark—Jon dan Sansa melawan Dany bisa jadi bumerang bagi kekuatan para good guys. Kehadiran Jaime menjadi pengantar berbagai kejadian memorable seperti diangkatnya Brienne menjadi knight, misalnya.

Sekarang, siap-siap untuk pertempuran akbar yang akan terjadi di episode depan. Kabarnya episode ketiga adalah episode berdurasi paling panjang di sejarah serial Game of Thrones (berjalan 82 menit). Sudah pasti akan ada kematian dalam pertempuran epik nanti.

OVERALL SCORE: 8.5

GeNocite

  • Big moment! Pedang Heartsbane (valyrian steel) milik keluarga Tarly yang kini dipegang oleh Sam, diberikan secara tulus kepada Jorah Mormont.
  • Podrick bisa nyanyi! Lagu yang disenandungkan berjudul “Jenny’s Song”. Lagu ini muncul juga di buku A Song of Ice and Fire.
  • Missandei dan Grey Worm… Ah, saya ingin sekali melihat dua karakter ini selamat. Mimpi Missandei bisa jadi kenyataan nggak ya?
  • Penasaran momen antara Tyrion dan Bran. Ngobrolin apa nih mereka.
  • Aduh, Lyanna Mormont keren banget. Siap tempur kayaknya.
  • Nggak peduli seberapa keras Tormund flirting Brienne, si wanita kayaknya nggak tertarik. Kasihan…

2 thoughts on “[REVIEW] Game Of Thrones Season 8 Episode 2: “A Knight of the Seven Kingdoms”

    1. Maaf, bro, kemarin2 yang biasa nulis TWD baru sibuk. Tp sudah mau dibikin 1 review buat 2nd-half season 8 kok. Sekali lagi maaf buat yang udah nunggu2 ulasan TWD nya 🙂

Tinggalkan Balasan