Review

[REVIEW] STRANGER THINGS SEASON 3 EPISODE 6: “E Pluribus Unum”

[SPOILER ALERT] Ulasan di bawah mengandung spoiler Stranger Things Season 3 Episode 6

Episode ke-6 lebih membuat kita ingat kalau Eleven adalah superhero anak-anak yang super cool. Dia bisa membaca pikiran, punya kekuatan telekinesis, masuk ke alam astral, dan entah kekuatan apalagi yang tersembunyi. Berbeda dengan superhero lain yang kita tahu, Eleven ini rapuhnya bukan main. E Pluribus Unum menjadi memperlihatkan semua itu dengan gamblang.

Tim Hopper
Kembali ke kediaman Murray, Hopper dan Joyce—dibantu Burger King—mencoba menginterogasi Alexei. Dari Alexei, Hopper tahu kalau Rusia mencoba membuka The Gate beberapa kali tapi gagal. Ternyata lokasi menentukan prestasi, alias semua harus dilakukan di Hawkins dimana pihak Rusia tahu kalau The Gate pernah dibuka di kota kecil itu.

Banyak kejadian komedi disini. Misalnya saja ketika Alexei “sengaja” dibebaskan oleh Hopper. Murray dan Joyce udah ketar-ketir ketika Alexei berhasil menggondol mobil untuk kabur, namun akhirnya kembali lagi dengan sukarela. Taktik gila Hopper berhasil. Ada lagi saat Alexei memanggil Hopper “Fat Rambo”, karena Hopper berusaha mempenetrasi markas Rusia sendirian. Gaya Alexei yang terlihat bodoh ini cukup mencurigakan. Nggak keliatan kalau dia adalah dalang dibalik mesin pembuka Upside Down.

Pengakuan Alexei/Smirnoff membuat Joyce nggak ragu menelepon emergency number milik Dr. Owens, untuk memperingatkan kalau ada bad guys yang mencoba membuka The Gate. Hawkins butuh bantuan ASAP.

Steve Babak Belur (lagi)
Steve dan Robin diinterogasi oleh Ozerov. Petinggi militer itu percaya kalau Steve berbohong dan tetap memaksa Steve untuk mengaku siapa yang menyuruhnya menyelinap. Steve bersikeras kalau ia bekerja hanya untuk Scoops Ahoy. Mana percaya si Ozerov. Alhasil, Steve disiksa secara brutal. Ini orang dari season 1 sampai 3 selalu babak belur ya.

robin steveSaat ditinggal berdua, Steve dan Robin punya momen manis ketika keduanya saling beradu pengakuan. Steve tahu kalau dia adalah seorang jerk dan dia percaya sekarang sedang membayar kelakuannya itu. Robin juga ngaku kalau dia sudah mengamati Steve sejak lama tapi nggak pernah dianggap. Di titik ini, perfect banget kalau dua karakter ini menyatu.

Sementara itu, Dustin dan Erica punya momen epik berdua. Reaksi Erica ketika Dustin menjelaskan tentang saga Upside Down itu bikin ngakak abis! Erica percaya semua hal, kecuali satu: keterlibatan kakaknya—Lucas. Erica juga bersikeras kalau dia bukanlah seorang nerd. Dia ogah banget disamakan dengan kakaknya. Tapi Dustin mencerahkan segala sesuatunya dengan santai. Erica itu jenius dalam matematika, tahu hal politik, dan penggemar My Little Pony. Cukup untuk menggiring ke sebuah konklusi: Erica adalah nerd. Hahaha.

Sekarang, Dustin dan Erica berdebat untuk menentukan bagaimana cara menyelamatkan Steven-Robin. Dustin ingin keluar dari bunker dan mencari bala bantuan, sedangkan Erica ingin nekat untuk menyelamatkan Steve-Robin sekarang juga. Apapun strategi yang dipilih, tidak ada jalan mudah bagi mereka.

Nancy Nyaris Jadi Santapan Monster, Eleven Diancam Mind Flayer
Di suasana yang sangat horor, Nancy berusaha sekuat tenaga untuk lari dari monster menjijikkan yang terdiri dari (mantan) rekan-rekan kerjanya. Nancy pontang panting, lalu akhirnya berhasil mengunci diri di sebuah ruangan. Adegan ketika si monster meleleh lalu merayap melalui lubang ventilasi, lalu berubah kembali menjadi monster itu keren deh pokoknya.

Jonathan yang dalam kondisi tidak fit mencoba mengejar monster. Ia berusaha sekuat tenaga membuka pintu, namun gagal. Nancy bentar lagi jadi antek Mind Flayer.

Eits, tidak.

Eleven and the gank saved the day! Si monster nggak berdaya di hadapan Eleven. Dibanting aja gitu ke kanan-kiri-atas-bawah, dan akhirnya dilempar keluar jendela. Monster kabur lewat gorong-gorong. Booooo!

nancymonster

Tidak diragukan lagi, episode ini milik Eeven dan Nancy. Keduanya sama-sama berada dalam situasi sulit. Perjuangan Nancy sedikit lebih berat karena ia harus melihat rekan kerjanya dari awal sampai mati nggak kooperatif. By the way, sesuai prediksi disini, Bruce memang cuma jadi santapan monster Upside Down. Nggak ada kedalaman karakter, dan simply useless.

Selain Nancy, titik pusat episode ini jelas ada di dalam diri Eleven. Menjelang akhir episode, Eleven menggunakan kekuatannya untuk melacak Billy. Yang terjadi adalah perjalanan di alam astral dimana Eleven melihat masa lalu Billy yang bermasalah: disayang oleh ibunya dan disiksa oleh ayahnya. Semakin mengkonfirmasi kalau perlakuan orang tua yang membuat Billy menjadi predator natural. Dari sisi Eleven, keberhasilannya mengakses memori Billy yang terkubur dalam menjadi terobosan baru. Kekuatan yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

Di saat Eleven sibuk di alam lain, Mike justru berdebat dengan kakak dan teman-temannya. Mike tidak setuju kalau Eleven diperalat seperti ini, namun pihak oposisi berkata kalau Eleven sudah dewasa bukanlah peliharaan Mike. Sampai akhirnya Mike keceplosan kalau dia mencintai Eleven. Eaaa…

Deklarasi dari Mike itu membuat semua orang diam. Lucas senyam senyum nggak jelas.

Anyway, proses Eleven memasuki pikiran Billy ternyata diketahui Mind Flayer. Terang-terangan penghuni Upside Down itu mengancam Eleven. “You let us in. And now you’re going to have to let us stay.” Billy mengatakan kalau semua ini terjadi karena El dan untuk El. El yang menciptakan the gate. Kini Mind Flayer ingin menghancurkan El, teman-teman, dan semuanya.

Nggak heran kalau El trauma berat setelah keluar dari astral plane.

OVERALL SCORE: 8.8

GeNocite:

  • E Pluribus Unum adalah semboyan Amerika Serikat yang artinya secara harafiah adalah, “Dari banyak menjadi satu”. Well, menggambarkan dengan sangat baik konsep monster Upside Down di season ini.
  • Pesta rakyat ala Walikota Kline bakal jadi salah satu setting penting. Dimulai dari Terminator mengancam Kline agar dapat menemukan Hopper dalam waktu 24 jam.
  • Penduduk Hawkins pada nggak penasaran sebagian warganya menghilang?

One thought on “[REVIEW] STRANGER THINGS SEASON 3 EPISODE 6: “E Pluribus Unum”

Tinggalkan Balasan