Netflix Overview

PACIFIC RIM THE BLACK: SEKUEL YANG LAYAK?

Pacific Rim. Judul satu ini memang spesial buat saya. Saking terobsesinya, sampai-sampai bisa menonton berkali-kali tanpa bosan. Saya rasa penggambaran mecha raksasa melawan monster kala itu berhasil membangkitkan lagi sisi anak-anak dari laki-laki dewasa—siapapun yang tumbuh dengan Gundam atau Power Rangers di masa kecilnya.

Plot-wise dan quality-wise Pacific Rim bukanlah film yang layak dipuji. Terlebih untuk sekuelnya yang gagal total, Pacific Rim: Uprising (2018). Padahal ada John Boyega disitu yang mana merupakan high-demand actor setelah memerankan karakter Finn di Star Wars. Mengesampingkan semua itu, sang kreator, Guillermo del Toro tetap berhasil mewujudkan impian sebagian orang untuk membawa pertarungan robot dan monster di layar bioskop.

Proyek Pacific Rim di Hollywood sepertinya terhenti setelah Uprising flop di pasaran. Namun ternyata masih berlanjut lho! Paling tidak, dalam bentuk japanese-american anime drama yang ditayangkan oleh Netflix pada tanggal 4 Maret 2021 lalu. Mengusung subjudul “The Black”, apakah serial animasi ini mampu memuaskan dahaga para fans?

The Plot

Melanjutkan event di Pacific Rim dan Pacific Rim: Uprising, The Black masih menceritakan tentang pertempuran manusia dengan monster Kaiju. Terpusat di Australia, kaiju nampaknya memenangkan perang sehingga dunia mengabaikan benua kanguru tersebut dan meninggalkan beberapa survivors.

Protagonis kita adalah remaja bersaudara bernama Haley dan Taylor Travis. Mereka kehilangan orang tua mereka yang merupakan pilot Jaeger dan sudah menghilang selama lima tahun. Lelah menunggu, Haley tanpa sengaja menemukan sebuah Jaeger usang bernama Atlas Destroyer. Dulunya Jaeger ini hanya dipakai untuk latihan saja sehingga tidak punya persenjataan layaknya Jaeger tempur. Tidak ada pilihan lain, Haley dan Taylor harus memanfaatkan apa yang ada untuk mencari jawaban atas nasib orang tua mereka.

Di tengah jalan, mereka juga harus berhadapan dengan orang-orang yang menginginkan Jaeger. Memiliki Jaeger yang masih berfungsi nampaknya menjadi jaminan kekuasaan bagi siapapun di Australia.

Apakah Haley dan Taylor berhasil menemukan sang orang tua? Masalah apa yang mereka temui?

Sekuel yang Layak?

Dibuat oleh co-writer Thor: Ragnarok, Craig Kyle dan penulis cerita X-Men: Evolution, Greg Johnson, scope cerita The Black memang jauh lebih kecil ketimbang versi live action. The Black lebih ke cerita tentang hubungan keluarga melalui medium pertarungan robot dan monster. Apakah artinya jelek? Tidak juga, karena penonton bisa lebih attach ke karakter yang muncul di serial ini melalui scene drama yang cukup banyak porsinya.

Mungkin yang berharap banyak scene action seperti anime Gundam atau mecha lain bakal kecewa, karena disini tak sebanyak itu. The Black lebih mengeksplor konsep drifting dalam pengendalian Jaeger. Betul di universe Pacific Rim, mengendalikan robot raksasa ini memerlukan dua orang yang harus sinkron. Nyaris mustahil untuk mengontrol Jaeger seorang diri. Itulah mengapa sangat sulit untuk menjalankan sebuah Jaeger dan “aturan” inilah yang menjadi base dari cerita di The Black.

Serial tujuh episode ini bisa dinikmati tanpa harus mengikuti versi filmnya. Namun, buat yang sudah mengikuti franchise ini, pasti menemukan beberapa callback, baik itu nama karakter lawas yang disebut atau penampakan sekilas Jaeger di film sebelumnya. Pengalamannya akan lebih komplit.

Overall, The Black memang perlu kesabaran dalam menonton karena ceritanya agak lambat di awal. Karakter antagonis cukup tertebak, dan karakter sampingan yang tidak terlalu menarik. Hal yang menarik tentu saja eksplorasi terhadap dunia Pacific Rim yang masih menyimpan banyak potensi.

SCORE: 7

Tinggalkan Balasan