Disney Review

REVIEW WANDAVISION EPISODE 9

WARNING! Ulasan di bawah mengandung SPOILER!

R.I.P. teori-teori di internet perkara berbagai cameo besar yang digadang-gadang akan muncul di episode terakhir WandaVision. Episode “The Series Finale” mungkin agak mengecewakan bagi mengamini kalau ada karakter A, B, atau C bakal muncul. Terlepas dari itu, WandaVision episode terakhir tetap memukau, kok. Serius.

Ngomong-ngomong, sebelum kita membahas episode ini, menarik untuk menilik judul yang diberikan: The Series Finale. FYI, series finale adalah istilah yang menunjukkan serial tersebut sudah pada penghujung hidupnya—alias tamat. Biasanya kalau masih berlanjut ke season berikutnya, tajuk yang diberikan bukanlah series finale, melainkan season finale. Jadi, apakah ini sekaligus mengkonfirmasi jika tidak akan ada WandaVision season kedua? Hmmm…

Pada Akhirnya…

Episode ke-9 menjadi puncak atas segala kejadian yang ada di Westview dan (nyaris) tidak memperkenalkan elemen baru alias minim surprise. Lebih tepatnya, kita merasa surprise karena surprise yang diharapkan malah meleset semua. Nah loh, bingung…

Pertama, tidak ada karakter mengejutkan muncul. Karakter seperti Mephisto, Reed Richards (Fantastic Four), ataupun Doctor Strange tak terlihat. Nama terakhir memang “seharusnya” muncul karena WandaVision sejatinya prekuel bagi film Doctor Strange 2.

Kedua, tidak ada tanda-tanda multiverse atau penghantar ke dunia X-Men. Ternyata Pietro Maximoff aka Quicksilver hanyalah orang biasa penghuni Westview yang dikendalikan oleh Agatha. Revelation ini agak zonk sih menurut saya. Agak sayang aja, sudah susah-susah menghadirkan aktor Evan Peters dan hype yang terbangun sudah begitu tinggi… eh ternyata hanya dijadikan karakter tak penting. Nggak adil.

Ringkasnya, di episode ini kita mendapatkan tayangan sekelas film Marvel Cinematic Universe yang penuh efek, grande, dan cukup menguras emosi. Wanda melawan Agatha, dimana pada akhirnya Wanda menyabet titel sebagai Scarlet Witch—avenger terkuat saat ini. Bahkan Agatha mengakui kalau Wanda itu lebih kuat dari Sorcerer Supreme, alias Doctor Strange.

Secara tak langsung Agatha ini justru mengeluarkan potensi maksimal dari Wanda yang akhirnya mendapat kostum Scarlet Witch baru, mirip kostum Magneto. Sudah, jangan berspekulasi macam-macam kalau tidak mau kecewa nantinya. Anyway, kostum baru Wanda memang mantap sih. Perpaduan komik klasik dan modern gitu deh pokoknya.

Gambar: WandaVision. Disney Plus/Marvel (2021)

Pertarungan kedua terjadi antara Vision dan White Vision. Awalnya memang pertempuran secara fisik, namun kedua synthezoid ini malah ngobrol filosofi “The Ship of Theseus”. Vision akhirnya meng-unlock memori White Vision, lalu kembaran putihnya itu pergi meninggalkan Westview…entah kemana.

Hal agak mengecewakan lain adalah peran karakter protagonis seperti Monica, Woo, dan Darcy. Monica lebih mendingan sih, karena disini kita bisa melihat kekuatan sang “Photon” saat ia menyerap peluru yang ditembakkan anggota SWORD. Darcy hanya terlihat sekilas…sekilaaas banget. Paling cuma beberapa detik saja penampilannya. Tapi cukup krusial sih, karena dia yang “menghentikan” Director Hayward. Woo, kembali menjadi agen FBI seutuhnya disini namun tak ada aksi mengejutkan darinya.

Saya berharap melihat ketiganya lagi bersama-sama. Keren banget trio ini.

Terlepas dari pertarungan akbar Wanda vs Agatha dan Vision vs White Vision, dan segala kekecewaan yang menaungi penonton, WandaVision memang sebuah serial yang memiliki warna tersendiri. Serial ini bukan cuma tentang superhero, tapi lebih menceritakan tentang seorang wanita yang mencoba deal with trauma. Masih ingat pertama kali betapa sempurnanya Westview di mata Wanda? Kemudian perlahan mulai runtuh dan akhirnya semua impian harus dilepaskan Wanda. Disinilah WandaVision berhasil membuat penonton terbawa suasana.

Wanda tidak sempurna, bahkan bisa dibilang egois. Lihat saja bagaimana para penghuni kampung Westview memohon kepada Wanda agar diperbolehkan mati saja ketimbang harus dikontrol sang Scarlet Witch. Saya senang bagaimana akhirnya Wanda melepaskan tirai Westview dan melepas orang-orang, meskipun tidak mendapat apresiasi.

Keputusan besar diambil Wanda saat ia berani dan mau untuk menutup kehidupannya di Westview. Artinya, Tommy dan Billy serta Vision harus “mati” bersama pudarnya the Hex. Perpisahan (lagi) antara Vision dan Wanda mengisyaratkan kalau ini bukanlah akhir dari Vision. Tapi tetap menyedihkan sih, karena kita melihat lagi Wanda harus merasakan kehilangan untuk kesekian kalinya. Momen ketika Vision dan anak-anaknya terhapus itu bikin haru.

Boys… Thanks for choosing me to be your mom — Wanda

Akhir kata (tsaah) WandaVision episode finale agak antiklimaks, tapi entah kenapa terasa inilah eksekusi yang paling tepat untuk mengakhiri sebuah penderitaan dari seorang wanita super. Saya tidak yakin apakah di titik ini Wanda menjadi lebih baik atau lebih buruk. Terbukti di post-credit scene, Wanda belajar sihir dari buku Darkhold dengan bentuk yang agak menyeramkan. Bahkan dalam waktu singkat ia bisa belajar astral projection, yaitu kekuatan para penyihir dimana mereka bisa memisahkan tubuh astral dari tubuh fisik dan keduanya melakukan dua hal berbeda pula di waktu bersamaan.

Jelas masih ada berbagai pertanyaan, seperti kemana White Vision pergi, apa rencana sebenarnya dari Hayward,

Ah, rasanya nggak sabar untuk menemukan jawaban pasti yang masih menggelayut pasca episode terakhir WandaVision. Sebal.

OVERALL SCORE: 8

Special notes:

  • Mid-credit scene sebagai penghantar Captain Marvel 2, dimana Monica bertemu dengan Skrull yang dikirim oleh teman lama sang ibu.
  • Di post-credit scene kenapa Wanda bisa mendengar suara Tommy dan Billy menjerit minta tolong ya? Apakah tandanya Tommy dan Billy benar-benar hidup?
  • Kostum Scarlet Witch ini sesuai dengan request Elizabeth Olsen. Dilansir dari elle.com, Olsen mengaku jika sebenarnya ia agak risih dengan kostumnya di film-film Marvel sebelum WandaVision dan berharap korsetnya tidak menunjukkan belahan yang terlalu rendah. Ia membandingkan dengan kostum Valkyrie, Black Widow, bahkan sampai bawa-bawa Wonder Woman segala.

Tinggalkan Balasan