Disney Review

REVIEW WANDAVISION EPISODE 8

WARNING! Ulasan di bawah mengandung SPOILER!

Episode ke-8 “Previously On” mungkin akan membagi penonton ke dalam kedua kubu: pro & kontra. Pasalnya beberapa orang merasa untuk episode penultimate yang seharusnya jadi base untuk episode finale, justru malah terasa sebagai filler semata. Eits, jangan salah, episode kali ini mantab betul pokoknya.

Ada banyak hal yang bisa disukai dari episode ini. Penulisan cerita, performa artis, dan efek kejut yang masih terus saja memberondong para fans. Ah kalau ingat tinggal satu episode lagi, seperti nggak rela kalau WandaVision tinggal sebentar lagi selesai.

Tema utama yang diusung adalah flashback dari Wanda, dimana kita dibawa ke kejadian- kejadian traumatik dalam hidup Wanda. Cara WandaVision mengeksplor rasa sedih, rasa kehilangan dari sang superheroine memang patut diapresiasi. Konsep matang dan eksekusi yang elegan.

Asal Mula Agatha Harkness

Opening scene membawa kita ke beberapa ratus tahun ke belakang, tepatnya tahun 1693. Sekelompok penyihir di Salem, Massachusetts, sedang akan membakar seorang penyihir muda—dan akhirnya kita tahu bahwa yang akan “dihukum” adalah Agatha. Alasannya? Karena ia telah bermain-main dengan kekuatan gelap yang tidak seharusnya dipelajari, sehngga kelompok itu menganggap Agatha berkhianat.

Bahkan sang ibu pun mengamini kalau Agatha harus mati. Tapi kekuatan Agatha terlalu besar, sehingga dengan mudah ia menyerap kekuatan penyihir lain, termasuk ibunya sendiri. Hmmm, kejam ya. Tak lupa setelah membunuh ibunya, Agatha mengambil bros yang beberapa kali kita lihat di episode sebelum ini.

Kembali ke basement di masa sekarang, nampaknya Agatha sangat penasaran dengan bagaimana cara Wanda melakukan semuanya di Westview. Nampaknya Agatha ini powerful, tapi di beberapa aspek masih kalah dengan Wanda. Agatha amazed dengan cara Wanda mengontrol penduduk Westview lengkap dengan storylines masing-masing, membuat benda-benda dari kekuatan sihir (transmutasi), dan lain sebagainya.

Saking penasarannya, Agatha memaksa Wanda untuk kembali ke masa lalu. Melihat lagi kejadian penting yang diharapkan membawa jawaban yang dicari oleh Agatha.

Flashback Kejadian Traumatik

Agatha menggunakan kekuatan sihirnya untuk kembali ke masa lalu. Pintu pertama membawa Wanda ke apartmen tempat tinggal keluarga Maximoff di Sokovia. Suasana riang dan gembira di dalam apartemen sangat kontras dengan kondisi luar yang sedang dalam masa perang.

Gambar: WandaVision. Disney+/Marvel (2021)

Disini kita jadi tahu kenapa Wanda sangat terobsesi dengan sitkom Amerika, karena sepertinya itu adalah kegiatan favorit keluarga. Namun sayang ketika sedang asyik menonton, tiba-tiba bom meledak dan membunuh kedua orang tuanya. Wanda dan Pietro terjebak di reruntuhan selama dua hari. Mereka beruntung, karena di depan mata ada sebuah misil dengan tulisan “Stark Industries” yang gagal meledak. Sepertinya karena kekuatan Wanda juga sih. Correct me if I’m wrong…

Oh iya, kedip merah di misil Stark itu ada kaitannya dengan easter egg di episode awal WandaVision. Bisa kalian baca disini. Anyway, scene tersebut juga menjadi semacam penjelasan mengapa Wanda sangat membenci Stark di film Age of Ultron.

Pintu kedua, membawa Wanda ke fasilitas milik Hydra, dimana kekuatan Wanda di-enhance melalui serangkaian eksperimen yang belum pernah kita lihat di film MCU sebelumnya. Ternyata eksperimennya cukup simpel tapi punya tingkat kematian 100%. Eksperimennya adalah menyentuh infinity stone yang tersembunyi di tongkat scepter milik Loki. Ketika Wanda melakukannya, ada satu waktu kita samar-samar melihat sosok mirip Scarlet Witch…

Setelah Wanda selamat dari eksperimen tersebut, yang ia lakukan adalah menunggu di salah satu ruangan dan lagi-lagi menonton sitkom, kali ini sitkom The Brady Bunch.

Pitnu selanjutnya adalah pintu ruangan di markas Avengers pasca kejadian kematian Pietro. Disitu Wanda dan Vision berbicara secara intim mengenai rasa kehilangan yang teramat sangat. Memang tak banyak aksi, tapi scene ini menunjukkan awal mula terciptanya benih-benih cinta antara Wanda dan Vision. Cieee…

Selanjutnya adalah kejadian di markas SWORD. Mungkin ini paling mengejutkan sih, karena disini kita akhirnya tahu Wanda tidak mencuri jasad Vision seperti video CCTV yang diperlihatkan Tyler Hayward di episode ke-4. Memang Wanda sempat lepas kontrol, tapi itu karena pengaruh Hayward, lho! Keinginan Wanda hanya untuk menguburkan Vision, tapi Hayward justru “menyarankan” untuk membangkitkan Vision kembali.

Wanda kembali ke mobilnya dan mendapati ada surat dari Vision tentang rencana pindah ke Westview. Wait, kok tiba-tiba ada surat disitu? Tidak diceritakan siapa yang meletakkan surat itu. Sengaja untuk memanipulasi pikiran Wanda yang sedang berduka? Yang jelas, melalui surat itu, Wanda mengunjungi Westview dan disitulah kesedihan semakin menjadi-jadi yang menjadi pemicu kekuatan luar biasa dari Wanda untuk mengontrol Westview.

Yup, kekuatan Wanda itu teramat luar biasa sampai-sampai bisa melahirkan Vision kembali. Jadi, Vision yang kita lihat selama ini adalah hasil bikinan Wanda, bukan dari menghidupkan jasad Vision. Bisa dibayangkan betapa besar kekuatan sang penyihir satu ini.

Agatha pun menyebut kalau Wanda ini sangat berbahaya karena telah bermain dengan Chaos Magic. Sampai akhirnya ada satu kejadian menarik ketika Agatha menyebut kalau Wanda itu adalah mitos, karena dengan apa yang dilakukannya sampai saat ini, Wanda adalah jelmaan… Scarlet Witch!

Wow, akhirnya nama ini disebut juga. Merinding dengernya. Cool!

Mid-Credit Scene

White Vision! Ya, kita mendapati Hayward sedang berusaha menghidupkan sebuah android yang sangat mirip dengan Vision, namun—seperti namanya—berwarna putih. Menggunakan residu kekuatan dari the Hex, sosok ini berhasil hidup. Sudah hampir dipastikan sosok White Vision ini bakal jadi antagonis. Tapi menarik untuk menelusuri apa agenda Hayward sebenarnya. Mengapa ia bersikeras untuk menghidupkan Vision?

Gambar: WandaVision. Disney+/Marvel (2021)

CONCLUSION

Well, sayang sekali tidak ada trio kesukaan kita (Monica, Agen Woo, dan Darcy), ataupun Fietro (Fake Pietro). Namun cukup termaafkan dengan segala yang ditampilkan di episode ke-delapan ini. Terlepas sudah membunuh sang ibu, saya belum melihat apa agenda Agatha sebenarnya. Benarkah dia villain atau semacam anti-hero. Sejauh ini dia tidak punya keinginan jahat, selain membunuh Sparky yang belum tentu real juga. So far Agatha hanya berusaha untuk memanipulasi Wanda agar menunjukkan kekuatan yang sebenarnya. Ataukah seperti di komik, Agatha hanya ingin “mengajari” Wanda agar memaksimalkan potensi, meskipun caranya salah? Well, kita akan temukan jawabannya di episode depan.

Dengan pace yang ada sekarang, sepertinya bakal lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban which is sangat menyebalkan kalau kita harus menunggu sampai sekuel Doctor Strange tayang kelak.

Yang patut digarisbawahi adalah penampilan apik dari Kathryn Hahn dan Elizabeth Olsen. Cuma bisa bilang “Wow”. Khususnya kemampuan akting Elizabeth Olsen benar-benar maksimal saat menunjukkan transisi dari Wanda dari masa ke masa. Layak dapat Emmy award!

Mari berharap di episode terakhir akan banyak action dan pertanyaan tersisa bakal terjawab.

OVERALL SCORE: 8

Tinggalkan Balasan