Game of Thrones Review

[REVIEW] GAME OF THRONES Season 7 Episode 1: Dragonstone

WARNING! Ulasan di bawah mengandung SPOILER Game Of Thrones Season 7 Episode 1!

Usai sudah penantian selama setahun lebih bagi para penggemar serial GOT. Finally, mulai minggu ini hingga 7 minggu ke depan bakal lebih berwarna buat kalian! Episode perdana season 7 dari serial hits milik HBO ini mengingatkan kita mengapa GOT layak menyandang serial terbaik sepanjang masa.

Seringkali episode perdana GOT berjalan sedikit lambat. Seperti mengatur kembali bidak-bidak catur di tempat yang semestinya sebelum kemudian bergerak secara sistematis pada episode selanjutnya. Nah, itu pula yang terjadi pada Dragonstone—more or less. Di waktu yang sama, Dragonstone adalah salah satu pembuka season yang paling menarik sejauh ini, dipenuhi dengan berbagai dialog dan scene brilian.

Flashback… Frey?
Adegan pembuka agak sedikit membingungkan, karena kita melihat kembali si tua Walder Frey, yang kita sama-sama tahu bahwa ia sudah gugur musim lalu di tangan Arya. Saya sempat berpikir kalau scene ini adalah sebuah kilas balik. Mengapa? Karena Frey sedang merayakan keberhasilan orang-orangnya pasca pembantaian “Red Wedding”, which is terjadi di season ketiga dan kini ia menghadiahi mereka dengan sebuah jamuan makan.

Bagaimana orang mati bisa menjamu para pengikut setianya? Well, keanehan mulai terjadi ketika Walder Frey mulai mengucapkan kalimat-kalimat kriptik. Dari situ saya sadar kalau ini bukanlah sebuah flashback. Ini adalah Arya Stark yang sedang balas dendam! Ending yang sudah bisa ditebak ketika para pria pemberani itu minum anggur pemberian Walder “Arya Stark” Frey.

Yeah, Super Arya!

Zombie Raksasa & Bran
Beralih dari scene menarik tentang Arya, kita dibawa untuk melihat dinginnya pemandangan es dan kabut tebal yang semakin mendekat ke penonton. Siluet dari kejauhan menampakkan sosok menakutkan. Apalagi kalau bukan The Night King dan White Walkers dan para zombie yang sedang bersemangat untuk menuju “dunia manusia”.

Menariknya ada dua sampai tiga sosok tinggi besar yang menyertai mereka. Yup, zombie berukuran raksasa ternyata eksis di dunia GOT. Wow…

bran

Pemandangan mengerikan diatas menjadi bagian dari penglihatan yang dimiliki oleh Bran. Stark kecil ini berhasil mencapai The Wall disambut oleh Lord Commander of the Night Watch yang baru – andalan penonton, si manis dan loyal Edd. Awalnya sempat meragukan kalau sosok lumpuh yang didepannya adalah Bran Stark, namun Bran mengatakan sesuatu tentang Hardhome dan army of the dead yang cukup sekali untuk meyakinkan Edd. By the way, Edd terlihat lebih macho menggunakan kostum Jon. Nice!

The North
Sekutu Stark mengadakan rapat dipimpin oleh raja baru, Jon Snow. Dua isu yang mengemuka adalah keputusan Jon yang menginginkan semua pihak—tak pandang gender—ikut mempersiapkan diri untuk berperang melawan Night King. Beberapa pimpinan protes, namun disitulah Lyanna Mormont lagi-lagi membungkam para pria dewasa seisi ruangan. Dengan ekspresi nan meyakinkan dan keberanian tiada lawan seperti musim lalu, praktis Lyanna menjadi salah satu karakter favorit saya sekarang.

Isu kedua dari pertemuan tersebut membangkitkan tensi tinggi antara dua saudara (setengah), Jon dan Sansa. Masalah tersebut berkaitan dengan nasib Umbers dan Karstarks—dua pihak yang telah mengkhianati keluarga Stark di masa lalu. Jon masih membela kedua houses itu, namun Sansa agak bersebrangan.

Tak diragukan lagi Jon memang natural dalam membawakan peran sebagai raja, tapi beda cerita ketika ia harus beradaptasi ada Sansa di sisinya. Jangan lupa, Littlefinger masih ada di Winterfell. Pengaruhnya masih dapat mengubah peran Sansa.

jonsansa

Mau tak mau kita harus melihat The North dipimpin oleh dua pemimpin, Jon dan Sansa. Tidak, Sansa tidak langsung membenci Jon dengan keputusannya itu, justru Sansa memuji kalau Jon pandai mengatur, tapi ia juga memperingatkan kalau Jon harus lebih dari itu. Sansa made the points ketika mengatakan Robb dan Ned adalah orang-orang pintar dan baik tapi telah melakukan kesalahan yang bodoh.

King’s Landing
Disini Cersei dan Jaime kembali reunian setelah terpisah selama beberapa waktu. saudara/kekasih tersebut setuju kalau banyak musuh yang harus dihadapi. Lannisters tidak dalam posisi yang menguntungkan. Posisi Cersei sebagai pemegang tahta juga tidak terlalu berpengaruh.

Tak hanya membicarakan tentang musuh Lannisters, hubungan Cersei dan Jaime memang terancam setelah kematian Tommen. Semua ucapan menjadi terasa personal. Apalagi ditambah kehadiran Euron Greyjoy ke King’s Landing yang sedikit banyak mempengaruhi cara pandang Jaime kepada Cersei.

Salah satu trik Cersei adalah membangun aliansi dengan Euron beserta Iron Fleet. Euron menawarkan ribuan angkatan laut miliknya agar dapat dipakai Cersei, namun harga yang harus dibayar tak sebanding. Karena itulah Euron pergi untuk membuktikan loyalitasnya kepada sang Ratu. Apakah itu? Membawa Tyrion pulang? Atau membawa salah satu naga milik Dany untuk dijadikan suvenir?

Well, punya ribuan armada kapal terbaik di Westeros, kemungkinannya nyaris tak terbatas untuk Euron mengambil hati Cersei

Riverlands
The Hound yang bertemu dengan Beric Dondarrion dan Thoros serta anggota Brotherhood Without Banners lainnya kini berjalan satu tujuan. Mereka berhenti di sebuah ladang dimana ia pernah mengunjungi tempat tersebut bersama Arya.

Interaksi The Hound dengan Beric dan Thoros menjadi salah satu bagian paling menarik di episode ini. Bagaimana The Hound terus-terusan bersikap hostile terhadap Beric, rasa sesal, dan diakhiri oleh penglihatan saat The Hound menatap kobaran api sungguh sangat menggugah.

Oh iya, sepertinya tak lama lagi kita melihat kombinasi sempurna antara The Hound, Beric, dan Thoros yang sejalan dengan Tormund dan Wildlings, karena mereka menuju tempat yang sama.

Lalu, kapan kita akan melihat Beric melayangkan pedang api seperti di trailer? Tunggu saja…

Citadel
Kiprah Samwell Tarly di Citadel membawa nuansa tenang dan komedik. Kesehariannya diperlihatkan dalam sebuah montase, terlihat sangat menyiksa dan… menjijikkan. Namun Sam berada di Citadel untuk sebuah misi penting dan benar saja ia tidak sabar dengan menjadi “pelayan”. Keinginan kuat (baca: kenekatan) Sam berbuah manis ketika ia menemukan (potensi) fakta kalau ada tumpukan besar dragonglass di Dragonstone. Akan jadi sebuah pembeda kalau info maha penting ini sampai ke tangan Jon.

Meskipun harus kembali ke rutinitas yang terlihat menjijikkan, ada satu pemandangan menarik ketika Sam dikagetkan oleh tangan greyscale Jorah. Jorah menanyakan info tentang Dany. By the way, selain Sam, ada yang kaget ketika scene ini muncul?

Dragonstone
Homecoming. Dany kembali ke rumah! Sebuah kastil mirip Hogwarts dengan batu eksotis dimana-mana dan iringan musik khas yang sempat kita dengar musim lalu mengiringi langkah Dany beserta komplotannya. Terlihat dramatis.

dany

Disinilah inti dari judul episode perdana season 7. Dragonstone, sebuah rumah yang akan menjadi awal dari pergerakan penting Dany. Ada tahta kosong yang siap diduduki, ada peta perang Westeros yang berdebu. Dany, diikuti oleh Tyrion di belakangnya (tidak biasa-biasanya Tyrion terdiam). “Shall we begin?” Ujarnya. Dari line pendek ini kita tahu Dany tidak sedang membicarakan acara kerja bakti untuk bersih-bersih kastil tentunya.

Special: Ed Sheeran
Bukan rahasia lagi kalau penyanyi yang sedang nge-hits Ed Sheeran akan menjad cameo di GOT S7. Untunglah tidak butuh waktu lama untuk kita menyaksikan kiprah sang penyanyi karena langsung di episode ini kita menemukan Ed Sheeran berkostum prajurit Lannister dan melantunkan sebait lagu “Hands of Gold”.

Kala itu Arya tak sengaja bertemu dengan prajurit Lannister di sebuah hutan ketika Ed Sheeran mengeluarkan suara emasnya:

“He rode through the streets of the city, down from his hill on high, O’er the wynds and the steps and the cobbles, he rode to a woman’s sigh.

For she was his secret treasure, she was his shame and his bliss. And a chain and a keep are nothing, compared to a woman’s kiss. For hands of gold are always cold, but a woman’s hands are warm . . .”

Di dalam buku A Storm of Swords, lagu ini digunakan untuk meledek Tyrion yang punya affair dengan Shae. Karena kejadian itu sudah lama terjadi, mungkin saja Hands of Gold versi serial berbeda maknanya dari versi novel. Apakah Ed Sheeran sedang menyindir Jaime dan Cersei? Bisa jadi.

ed

So, dari penampilan singkat Ed Sheeran, tak banyak yang bisa dikulik selain suara, senyum, dan gerakan tangan ketika ia mengoper makanan ke Arya. Tapi jangan salah, dari obrolan santai mereka, kita bisa belajar tentang hidup seorang prajurit. Arya pun sempat mengutarakan niatnya untuk membunuh sang Ratu, namun hanya ditertawakan oleh prajurit tersebut.

Belum tahu siapa Arya sebenarnya, ya…

By the way, untuk pemeran Arya, Maisie Williams yang notabene adalah fans berat Ed Sheeran, bisa satu scene dengan penyanyi favoritnya adalah satu kebanggaan dan kesenangan tersendiri. Showrunner GOT memberi kado manis untuknya. Congrats Maisie!

CONCLUSION

Saya suka dengan tema “kemanusiaan” dalam episode ini yang dibawakan oleh Sam dan prajurit Lannister. Saya suka bagaimana GOT tak terburu-buru untuk menyajikan menu utama yang langsung memberatkan penonton. Alurnya cukup lambat tapi penuh dengan scene bermakna dalam.

Seperti saat Jon Snow menegaskan kalau ia adalah King in the North. Interaksi The Hound dan Beric serta Thoros. Kedatangan Daenerys ke kampung halaman nan dramatis juga perlu diingat. Kemudian yang paling epik adalah aksi Arya dalam membantai Freys. Semuanya terlihat sangat penting dan padat karena hampir semua major players punya porsi sendiri-sendiri dalam satu episode

OVERALL SCORE: 8

 

3 thoughts on “[REVIEW] GAME OF THRONES Season 7 Episode 1: Dragonstone

Tinggalkan Balasan