Review

[Review] THE FLASH Season 3 Episode 1: Flashpoint

SPOILER ALERT! Harap menonton episode “Flashpoint” sebelum lanjut membaca ulasan di bawah ini

Setelah hiatus selama kurang lebih lima bulan, The Flash kembali menemani penggemar dengan musim terbaru. Harus diakui, season kedua The Flash tak sebaik season perdana karena banyaknya repetisi dan plot utama yang random. Apalagi banyak yang tidak mengapresiasi perbuatan Barry dalam episode finale di season dua. Namun di satu sisi, muncul hype di kalangan para penggemar pasca ending tersebut karena The Flash bakal menceritakan sebuah story-arc terkenal dalam komik DC, Flashpoint.

Flashpoint pada dasarnya adalah sebuah event besar yang mengubah tatanan DC Universe karena perbuatan The Flash mempengaruhi kehidupan superhero yang lain. Pertanyaannya sejauh apa plot Flashpoint dibawa dalam serial CW The Flash? Apakah semegah yang dibayangkan? Apakah langsung ada crossover superhero? Saya langsung beri jawabannya: TIDAK.

Eits, tunggu dulu. Sebelum kalian menutup jendela ulasan ini, saya bisa pastikan kalau The Flash episode Flashpoint tetap menarik untuk diikuti. Pasalnya, Flashpoint menjadi salah satu episode terpadat yang pernah The Flash berikan selama ini. Semua diawali dengan keputusan Barry untuk menyelesaikan sesuatu yang tak berhasil ia lakukan di akhir season 1: menyelamatkan sang ibu, Nora Allen.

parents

Sudah bukan rahasia lagi kalau Barry adalah superhero paling ceroboh di jagat televisi. Perbuatannya menyelamatkan Nora pasti berdampak pada kehidupan Barry. Meski seakan menutup mata pada kemungkinan buruk, Barry mendapat reward berupa tiga bulan menjalani kehidupan “normal” lengkap dengan orang tua yang super baik. Kehidupan yang diidam-idamkan Barry sejak lama.

Lalu apa harga yang harus dibayar? Well, banyak sekali.

Di realita alternatif ini, team The Flash tidak ada lagi. Joe, masih menjadi polisi namun bukan lagi police of the year karena ia tukang mabuk dan tukang bolos. Cisco jadi orang menyebalkan, unfriendly, sekaligus orang terkaya di Amerika. Caitlin hidup tenang sebagai dokter mata anak. Tugas melindungi Central City ada di pundak Wally sebagai The (Kid) Flash beserta Iris yang diam-diam menjadi sidekick­ Wally yang sibuk memburu speedster jahat bernama The Rival.

By the way, di episode ini saya masih belum klik dengan Iris yang sangat cepat membangun chemistry dengan Barry. Dari semua karakter yang muncul, Iris mendapat peran yang kurang menarik perkembangannya. Jadi, seperti sama saja menonton Iris dari season 2. Come on… sudah ada Flashpoint lalu Iris masih begitu-begitu saja?

Meski segala sesuatu berubah, anehnya Barry masih memiliki ingatan yang sama sebelum ia mengubah tatanan waktu. Dia juga berhasil mengurung Eobard Thawne, sang Reverse Flash. Peristiwa ini mengingatkan saya saat Zoom mengurung pria dengan topeng besi di sepanjang season dua. Namun uniknya disini kita merasakan bias karena Thawne justru berperan sebagai pahlawan yang sebenarnya dibanding Barry. Thawne somehow tahu konsekuensi besar yang harus diterima Barry karena perbuatannya itu.

Kata Bapak Eobard Thawne, setiap Barry menggunakan kecepatannya, Barry juga akan kehilangan ingatannya—termasuk ingatan tentang jati diri dia sebagai The Flash. Konsekuensi inilah yang membuat Barry ingin mengubah (lagi) tatanan waktu. Agak miris juga melihat Barry tidak berpendirian. Salah satu adegan paling menyayat untuk saya adalah ketika Barry memohon Eobard untuk membunuh ibunya lagi. Hiks…

Mungkin hype yang dibangun sejak awal terlalu tinggi untuk Flashpoint. Nyatanya Flashpoint hanya berdampak kecil pada keseluruhan cerita. Bahkan berpotensi untuk berakhir sebagai episode stand-alone. Saya dan mungkin penggemar The Flash yang lain masih berharap agar Flashpoint di-explore jauh lebih dalam yang pastinya tidak cukup hanya satu episode saja.

wally

Untuk episode pembuka, Flashpoint cukup seru kok. Saya suka melihat sisi bahagia kehidupan Barry bersama Henry dan Nora. Interaksi Barry dan Wally yang agak antagonistik cukup menghibur. Melihat sisi lain Cisco sebagai orang kaya yang menyebalkan juga menjadi salah satu bagian yang segar di episode ini. Di akhir, juga sudah ada clue tentang main villain season 3, yaitu Dr. Alchemy. So, sejauh ini ada tiga karakter villain yang akan membuat sibuk Barry; Reverse Flash, The Rival, dan Dr. Alchemy.

Beberapa karakter reguler di musim lalu masih belum muncul, seperti Dr. Harrison Wells  (Tom Cavanagh) dan Jesse Wells (Violette Beane). Sebagai pengingat juga, masih ada Tom Felton aka Draco Malfoy di film Harry Potter yang akan menjadi pemeran reguler di The Flash Season 3. Saya masih menanti referensi apa yang akan diberikan Cisco kepadanya.

OVERALL SCORE 7.5

Tinggalkan Balasan